Mohon tunggu...
Rifqi Daffa
Rifqi Daffa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAD

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Konten and Behind The Scene

11 Juli 2021   13:05 Diperbarui: 13 Juli 2021   10:15 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dalam setiap kegiatan besar kemugkinan terdapat sisi yang dapat diambil agar  menjadi sebuah ide konten. Hal tersebut sudah maklum terjadi apalagi di era seperti ini. 

Banyak konten diambil dari kejadian tidak terduga.  Seperti halnya makanan, konten juga memiliki variasi yang beragam. Kurang lebih ada sepuluh jenis konten yang terdapat saat ini. Salah satunya konten video. Berbicara mengenai video tentu sudah tidak asing bagi kita terlebih saat ini segala macam bidang sudah terbumbui dengan konten video. Mulai dari video singkat dengan durasi pendek hingga video dengan durasi panjang.  

Pengolahan video  juga bermacam-macam, menggunakan smartphone atau menggunakan pc.­­­­­­­­­ ada banyak aplikasi pada smartphone untuk melakukan pegolahan konten video seperti VN, Video Maker, CapCut dan sebagainya. Sedangkan pada pc seperti Adobe Premiere Pro, Vegas, HitPaw, Filmora, Windows Movie Maker, DaVinci dan sebagainya. 

Dalam penggunaanya setiap aplikasi memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda meskipun sama-sama menggunakan perangkat smartphone maupun pc. Kenyamanan selera juga mempengaruhi hasil dari editing video. Hal tersebut dikarenankan adanya perbedaan fungsi dari setiap aplikasi yang digunakan untuk editing video. 

Perbedaan fitur juga berppengaruh terhadap hal tersebut. Berdasakan pengalaman saya sebagai mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan prodi Ilmu Komunikasi, lebih baik menggunakan software editing pada pc daripada di smartphone karena pada pc lebih lengkap dan terkonsep.

Jika melihat dari sudut  pandang saya, mengolah konten video tidak semudah yang dibayangkan. Ada beberapa tingkat kesulitan, pertama pada bagian intro, kedua pada bagian isi konten, dan pada bagian akhir yakni ending. 

Dalam setiap bagian wajib mengandung unsur-unsur dari konten yang dibawakan. Misal jika membawa konten mengenai dunia kuliner maka pada bagian intro diberi video singkat profil produk makanan, slideshow judul konten dengan elemen desain bertema kuliner dan sebagainya. Pada bagian isi dapat diberi video makanan ap saja yang akan di jadikan konten, ara memsak, cara menyajikan dan sebagainya. Kemudian pada bagian akhir dapat diberikan tampilan finishing mengenai konten makanan yang telah dibuat, atau menampilkan siapa saja yang berkotribusi dalam pembuatan konten tersebut bisa jiga diberi credit title.

Dalam pembuatan konten video perlu menggunakan media untuk publikasi agar dikenal oleh orang lain atau untuk menambah relasi tentu perlu juga menggunakan platform online seperti Instagram dan youtube. Mengolah konten video dalam Instagram dan juga youtube juga memerlukan kehalian yang  dapat dibilang tidak mudah.  Jika dalam Instagram diperlukan keahlian dalam membuat frame untuk onten agar sesuai dan tidak menabrak ukuran yang umum, kemudian diperlukan keahlian dalam menyesuaikan warna apakah sesuai dengan konsep konte yang direncanakan atau perlu menambah warna dengan menggunakan opsi filter.  Kemudian menuju proses posting diperlukan keahlian dalam menentukan caption agar sesuai dengan konsep konten yang dibuat setelah hal tersebut dibua perlu diperhatikan apakah haarus menambah hastag agar konten dikenal lebih luas oleh khalayak pengguna sosial media. Perhatikan juga pada bagian like dan jumlah share agar insight tetap naik.

Kemudian dalam membuat konten pada youtube diperlukan juga keahlian mengolahnya, pertama dalam menentukan thumbnail atau foto awal untuk judul, usahakan dibuat semenarik mungkin agar dilihat oleh pengguna youtube, kedua tentukan judul yang menark, dapat menggunakan prinsip clickbait atau judul yang hyperbola, biasanya judul dengan model clickbait lebih diminati oleh khalayak pengguna youtube. Judul denga clickbait lebih mengundang perhatian. Kemudian tentukan durasi dalam konten usahakan tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek agar tidak emnimbulkan rasa bosan para pengguna youtube. Berikutnya gunakan deskripsi yang esuai dengan konten video yang dibuat berikn informasi yang baku  dan ringkas. Kemudian pada bagian like dan komentar pastikan tidak kosong agar menjaga traffic tetap naik. Jangan lupa share konten tersebut untuk menambah jumlah viewers. Mengolah konten video pada youtube dan Instagram dapat menjadi pondasi untuk memperkenalkan jati diri sesungguhnya.

Ada beberapa kekurangan yang perlu saya perbaiki dalam pengolaman mengolah konten yakni pada perangkat pengolahan konten. Diperlukan peningkatan level perangkat yang saya gunakan dalam mengolah konten agar menjadi lebih baik seperti mulai menggunakan kamera dslr, menggunakan perangkat audio yang memedai seperti microphone atau boom, menggunakan alat pengolah konten untuk eedit seperti laptop yang memadai dengan spesifikasi yang mampu dan tidak dipaksakan. Seain itu konsep konten juga perlu diperbarui agar tampak fresh dan tidak monoton, hindari konten sampah yang merugikan banyak pihak. Mengolah konten bukan hanya memprioritaskan jumlah viewers tapi perlu memperhatikan maksud dan kandungan konten tersebut apakah edukasi, hiburan atau alah merugikan pihak lain. Konten dapat menjadi pendamai namun dapat juga menjadi pemicu perpercah belahan banyak pihak, alangkah lebih baik jka konten dibuat mengikuti trend yang ada serta jug diberi atau disisipi pendidikan didalamnya sebagai contoh misal konten tentang motovlog, dapat diberi atau disisipi cara mengendarai sepeda motor yang benar dengan memperhatikan rambu-rambu lalu lintas. Kemudian diberikan pemahaman bahwa menggunakan sepeda motor hanya diperbolehkan bagi yang berusia minimal 17 tahun. Serta juga diberikan anjuran untuk tidak mudah tersulut amarahnya apabila menemui pelanggar lalu lintass yang seenaknya dan arogan dalam menggunakan kendaraan bermotor dijalan raya. Contoh lain seperti saat melakukan review sebuah produk misal smartphone, dijelaskan fungsi dari setiap fitur dapat menjadi solusi, atau memberi anjuran untuk tidak merendahkan produk smartphone lain walaupun harganya terbilang lebih mahal karena setiap produk tersebut memerlukan pengorbanan yang luar biasa agar bisa digunakan oleh konsumen. Hal lain seperti pada konten yang berisi sebuah kajian juga diperlukan pemahaman yang luar biasa dan tidak menimbulkan perpecahan atau penggiringan opini kearah yang tidak sesuai. Akhir-akhir ini dapat ditemui banyaknya kesalahan dalam mengolah konten hingga dapat menjadi sumber masalah yang serius hingga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Salah satu pihak atau oknum berusaha menggiring khalayak untuk membenci pihak lain, begitu juga sebaliknya sehingga muncul dendam pribadi yang tidak masuk akal hanya gara-gara omong kosong oknum tersebut. Pada dasarnya dalam mengolah, mngelola dan menikmati konten diperlukan pemahama yang sesuai dan memenuhi kadarnya agar tidak timbul kesalahpahaman yang tidak bermutu, yang hanya buang-buang waktu saja karena sebenarnya hal tersebut sangat amat tidak diperlukan apabila kita dapat memilih dan memilah apa saja yang dapat iterima dengan akal pikiran sehat dan apa saja yang cukup dihiraukan agar tidak menjadi masalah yang tidak perlu diciptakan. Harapannya semoga kedepan ada yang lebih baik dalam mengelola dan mengolah konten agar tidak memicu pertengkaran dan perpecahan. Karena sesungguhnya konten yang diolah dan dikelola dapat menjadi profit untuk diri sendiri dan juga dapat digunakan sebagai landasan ekonomi yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun