Bahasa reseptif adalah kemampuan berbahasa untuk menerima dan memahami pesan yang disampaikan oleh seseorang. Bahasa reseptif sangatlah penting karena bahasa reseptif adalah dasar dari segala penggunaan fungsi komunikasi. Berikut ini adalah bagaimana bahasa reseptif pada anak berkembang
Saat bayi masih belum bisa menyampaikan perasaan dan keinginannya, bayi mengungkapkannya dengan cara menangis atau tersenyum. Â Pada usia 4-6 bulan bayi akan mulai tertarik saat diajak untuk berbicara dan bayi bahkan sudah mulai menyadari dan akan menoleh saat nama dia dipanggil.Â
Pada usia ini bayi juga sudah bisa mengaluarkan kata-kata sederhana. Hal yang bisa dilakukan orang tua supaya perkembangan bahasanya optimal adalah sering-sering mengajak bayi untuk berbicara dan bercerita.
Pada rentan usia 7-12 bulan bayi akan sering berceloteh mengeluarkan kata-kata yang baru dipelajari, meskipun kata-kata yang diucapkan bayi belum terlalu jelas untuk dipahami. Bayi semakin mahir meniru suara irama dan mulai paham apa yang disampaikan seseorang melalui intonasi. Untuk mengoptimalkan perkembangan bahasanya bisa dengan dibacakan cerita atau diajak bernyanyi dan aktivitas lain yang mengeluarkan suara.
Sekitar usia 18-24 bulan bayi sudah mampu mengucapkan banyak kosakata dan mampu menyampaikan keinginannya dengan kata-kata. Bayi sudah bisa membuat kalimat dengan dua kata, contohnya "mama makan". Pada rentan usia ini bayi senang mendengarkan cerita.
Pada usia anak yang sudah mencapai rentan 3-5 tahun, anak sudah dapat berbicara dengan baik, yaitu kalimatnya tidak terbolak-balik. Anak pada rentan usia ini akan sering bertanya-tanya. Anak berusaha untuk berkomunikasi dengan orang lain dan akan frustasi jika ia tidak dapat memahami kemampuan orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H