Mohon tunggu...
Rifqi Nur Fauzi
Rifqi Nur Fauzi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN,Prodi ILMU KOMUNIKASI,Angkatan 2014

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Si Bunga Petaka

29 Desember 2014   15:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:15 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tahun baru sebentar lagi datang. Banyak penjual kembang apidi sepanjang jalan dan mereka menjajakan kembang api tersebut dari ukuran yang sangat kecil sampi ukuran yang sangat besar. Dari yang harga ribuan hingga mencapai harga ratusan ribu. Pembeli kembang apinya pun juga sangat beragam bahkan hampir semua kalangan baik anak-anak, remaja, bahkan orang tua. Jenis kembang api juga sangat beragam seperti jenis petasan, semburan api dan lain sebagainya. Pembeli membeli petasan kebanyakan untuk memeriahkan malam tahun baru. Dan mereka biasanya menyalakannya disebuah taman yang luas atau di lapangan dan juga alun-alun kota.

Kembang api memang sangat indah apalagi yang dilontarkan ke atas langit kemudian meledak membentuk sebuah bunga-bunga api yang seperti menghiasi malam-malam seperti malam tahun baru. Tak Cuma orang dewasa yang menyalakannya tetapi anak-anak kecilpun juga ikut berpartisipasi menyalakannya.Bahkan mereka memegan kembang api langsung tanda didampingi orang tua.

Dalam pembuatan kembang api memerlukan bahan-bahan kimia yang terbilang cukup bahaya. Bahkan bahan untuk membuat petasan pun dijual ilegal dengan hitungan per ons. Anak-anak banyak yang membuat petasan sendiri dengan bahan-bahan yang sangat mudah dicari seperti kertas koran, sumbu dari lilin, dan obat petasan yang sangat mudah didapatkan. Walaupun obat bahan pembuatan petasan dapat dikatakan cukup mahal,akan tetapi tidak mengurangi niat anak-anak untuk membuat petasan. Biasanya anak-anak membuat petasan dengan ukuran yang besar sehingga ketika dinyalakan akan menciptakan suara ledakan yang sangat kencang dan biasanya mereka adu suara petasan siapa yang paling keras dia yang menang. Memang sepertinya bermain kembang api dan petasan terkesan sangat menyenangkan ya ? akan tetapi dibalik kesenangan itu, banyak saudara-saudara kita yang menjadi korban dari petasan ataupun kembang api itu sendiri.

Ada beberapa kejadian yang diakibatkan oleh kembang api dan juga petasan antara lain yaitu kebakaran, dan luka bakar akibat terkena ledakan dari petasan itu sendiri.

Pernah suatu saat penjual obat petasan terbakar rumahnya karena didalam rumah terdapat obat pembuat petasan sedangkan obat petasan sendiri sangat mudah terbakar dan susah untuk dipadamkan apaagi bahan petasan dapat membuat ledakan. Faktor kecerobohan juga menjadi faktor rumah seorang penjual obat petasan terbakar karena ia sembarangan membuang buntung rokok dan terjatuh di dekat obat petasan, maka obat petasan pun terbakar.

Sedangkan ledakan dan mengakibatkan luka bakar dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor karena kecerobohan dan bisa jadi faktor darisikembang api atau petasan itu sendiri.Bahkan tidak hanya luka bakar yang dapat ditimbulkan. Banyak kasus yang tangannya harus diamputasi karena terkena ledakan dari petasan karena ledakan petasan cukup keras dan besar sehingga sangat membahayakan.

Peredaran dan penjuaan petasan memang sering diberantas guna memberikan keamanan dan keselamatan masyarakat tetapi masih saja banyaak korban yang ditimbulkan dari si petasan. Sebenarnya semua itu kembali kepada diri kita masing-masing bagaimana kita menyikapi hal ini agar tidak ada korban yang diakibatkan oleh petasan ini sehingga keluarga, kerabat dan sahabat serta orang yang kita sayangi dan kita cintai tidak menjadi salah satu korban bahayanya petasan dan bunga api ini.

Orang tua juga harus lebih selektif dan dan mendampingi anak-anaknya bermain kembang api dan orang tua harus selektif bagaimana memilih mainan atau hiburan untuk anak-anaknya yang tidak berbahaya dan tidak beresiko tinggi dan bahkan membahayakan seseorang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun