Dalam setiap percakapan, presentasi atau pidato yang disampaikan kepada khalayak luas, tujuan yang ingin dicapai tidak hanya sekadar menyampaikan informasi tentang peristiwa yang terjadi. Lebih dari itu, ada pesan yang ingin disampaikan dengan rencana, tujuan dan dampak yang diinginkan. Inilah dimensi retorika dalam proses komunikasi yang menjadi kunci untuk mencapai efektivitas, ketertarikan dan kualitas dalam interaksi manusia.
Retorika bukanlah sekadar keterampilan berbicara, namun merupakan seni berkomunikasi yang melibatkan pemilihan kata, pengaturan struktur dan penggunaan teknik persuasif untuk mencapai tujuan tertentu. Seorang komunikator yang menggunakan retorika harus memiliki kemampuan berbicara dengan bahasa yang mudah dimengerti dan baku, serta mampu menulis dengan baik. Selain itu, praktik retorika juga melibatkan aspek visual, audio-visual dan bahasa tubuh untuk memperkuat pesan yang disampaikan.
Dalam proses komunikasi, retorika memiliki peran yang sangat integral. Sebagai contoh, retorika memungkinkan seorang pembicara untuk menyusun pesan dengan jelas dan padat, sehingga dapat dipahami dengan baik oleh audiens. Selain itu, penggunaan teknik persuasif dalam retorika dapat membantu dalam membangun koneksi emosional dengan audiens, sehingga pesan yang disampaikan dapat lebih diterima dan dipahami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H