Mohon tunggu...
RIFNIATUN
RIFNIATUN Mohon Tunggu... Guru - Saya mengajar di sebuah sekolah dasar di desa yang jauh dari perkotaan. Saya mengajar di SDN 1 Gesing .

Saat ini saya berprofesi sebagai seorang guru SD. Hobi saya membaca, menulis dan menyanyi.Menulis bagi saya adalah sarana mengekspresikan diri,mengungkapkan perasaan, dan menyampaikan gagasan kepada orang lain. Dengan menulis , perasaan hati menjadi lebih lega , senang dan puas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.2-Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

26 Mei 2022   19:55 Diperbarui: 26 Mei 2022   20:39 2908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

     Lingkungan sekolah diibaratkan sebagai suatu ekosistem , dimana terdapat interaksi antara unsur biotik dan abiotik. Unsur biotik dalam ekosistem pendidikan, terdiri dari kepala sekolah, murid, tenaga pendidik dan kependidikan, pengawas, orang tua murid dan masyarakat sekitar. Sedangkan yang termasuk unsur abiotik terdiri dari sarana prasarana dan dukungan finansial. Kedua unsur tersebut merupakan aset sekolah yang harus dikelola dengan baik.Keduanya merupakan sumber daya sekolah yang   harus saling terintegrasi dan terkait satu dengan lainnya agar tercipta kesinambungan dalam mewujudkan tujuan pembelajaran di sekolah.    Pengelolaan sumber daya di sekolah tidak lepas dari tanggung jawab pemimpin pembelajaran. Pemimpin pembelajaran harus mampu mengelola aset-aset dalam sumber daya yang ada di sekolah agar mampu memanfaatkannya secara optimal. Peran pemimpin pembelajaran dalam mengelola aset -aset tersebut sangat dominan dalam menggerakkan motor pendidikan di lingkup sekolah. 

      Mengadopsi dari pemikiran Green dan Haines (2002),  terdapat tujuh aset utama yang terdapat di sekolah, terdiri dari : 1) modal manusia, 2).modal sosial,3).modal finansial,4). modal lingkungan, 5). modal fisik,6). modal politik, dan 7). modal agama dan budaya. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan pemimpin pembelajaran yang cakap dan  merupakan  pribadi yang potensial dalam mengembangkan dan menggerakkan unsur-unsur yang terlibat dalam upaya peningkatan kemajuan sekolah sekolah. Selain itu, pemimpin pembelajaran harus memiliki mindset positif terhadap segala  kekurangan yang dimiliki oleh sekolah. Mengubah paradigma bahwa dari sebuah  kekurangan  akan tumbuh menjadi suatu kekuatan 

Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya hendaknya mampu berkolaborasi dengan semua pihak yang berada di sekolah untuk memanfaatkan  dan mengoptimalkan potensi yang ada di sekolah. Mulai langkah kecil dengan mengimplementasikannya di dalam kelas masing-masing untuk melakukan optimalisasi aset yang ada demi kemajuan belajar murid. 

      Pengelolaan sumber daya yang tepat oleh pemimpin pembelajaran yang kompeten akan memberikan dampak positif bagi kualitas belajar murid. Sebagai contoh, suatu sekolah yang memiliki sumber belajar dan sarana prasarana  terbatas,  mampu menghasilkan murid yang  berprestasi bagus karena memiliki guru yang dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang potensial. Kemampuan pemimpin pembelajaran dalam memaksimalkan potensi yang dimiliki sekolah, selaras dengan pemikiran  Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan, yang menyebutkan tentang adanya kekuatan kodrat alam dan kodrat zaman. Dimana kekuatan tersebut merupakan aset sekolah yang harus dikelola dengan baik untuk  mewujudkan visi dan misi sekolah.

Selanjutnya, sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang harus mampu mengelola aset-aset sekolah hendaknya mampu mewujudkan nilai dan peran yang baik, cakap,berwawasan ke depan, dan mengembangkan budaya positif untuk kemajuan anak didiknya. Selain itu, pemimpin pembelajaran juga harus berpikir positif, dapat mengelola kekurangan  menjadi kekuatan. Terutama, dalam menganalisa dan memetakan potensi murid sehingga dapat melakukan diferensiasi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar mereka. 

    Pemimpin pembelajaran hendaknya juga mampu mengenali emosi diri dan juga muridnya melalui pengenalan sosial emosional yang nantinya dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan secara tepat terhadap permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Tidak lupa, pemimpin pembelajaran juga hendaknya mampu berkolaborasi dengan pihak lain yang termasuk aset manusia di sekolah,contohnya melalui praktik coaching dalam menyelesaikan persoalan terkait dengan kegiatan di sekolah.

  Sebelum mengetahui tentang peran pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya ( modul 3.2) mindset saya selalu terfokus pada kekurangan sebagai kelemahan atau Deficit Based Asset yang berarti bahwa saya  memiliki perspektif negatif terhadap kekurangan yang ada. Hal tersebut menyebabkan saya mengalami kesulitan dalam melakukan optimalisasi peran dan kinerja sebagai agen transformasi pendidikandi sekolah.Seiring dengan tingkat pemahaman saya terhadap modul yang saya pelajari tentang pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya,maka sudut pandang saya terhadap kekuranganpun berubah. Untuk mewujudkan visi dan misi sekolah yang telah ditetapkan diperlukan pendekatan Asset Based Community Development yang merupakan perubahan pola pikir  kita dalam memandang kekurangan sebagai sumber kekuatan . Dengan adanya perubahan mindset tersebut,langkah saya untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid dan melakukan transformasi dalam dunia pendidikan untuk menciptakan profil pelajar pancasila akan semakin terbuka. Semoga langkah kecil yang saya lakukan akan dapat menghasilkan lompatan besar bagi kemajuan  dunia pendidikan di lingkungan sekitar.

Wonogiri, Mei 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun