Pada Rabu, 6 November 2024, mahasiswa semester 3 Program Studi Manajemen Dakwah kelas A, B, C, dan D mengikuti kuliah bersama dalam mata kuliah Filsafat Dakwah dengan materi bertajuk "Dakwah di Era Globalisasi". Dalam sesi ini, mahasiswa diajak mengkaji berbagai tantangan yang dihadapi dakwah di tengah arus globalisasi yang semakin pesat. Diskusi berfokus pada identifikasi tantangan utama yang muncul dari globalisasi, seperti pergeseran nilai dan budaya, serta meningkatnya interaksi lintas batas. Selain itu, mahasiswa juga mendalami strategi dakwah yang relevan dengan konteks global, didasarkan pada teori keilmuan dakwah yang adaptif dan kontekstual. Materi ini diharapkan memberikan bekal bagi mahasiswa dalam mengembangkan strategi dakwah yang efektif, relevan, dan berlandaskan keilmuan untuk menghadapi tantangan era global.
Dakwah di era globalisasi adalah upaya untuk menyebarkan ajaran Islam dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan menghadapi tantangan yang timbul dari perubahan sosial dan budaya. Disebabkan globalisasi, yang membuat negara dan masyarakat lebih terhubung satu sama lain, dakwah dapat mencapai lebih banyak orang melalui platform digital seperti media sosial dan aplikasi komunikasi. Namun, globalisasi juga membawa budaya asing yang dapat merusak agama dan prinsip lokal. Oleh karena itu, dakwah sangat penting untuk memperkuat identitas Islam di budaya global yang biasanya mengutamakan materialisme dan hedonisme. Di era ini, dakwah juga harus menanamkan toleransi dalam masyarakat yang beragam. Mereka juga harus mampu menghadapi masalah seperti penyebaran informasi salah tentang Islam dan budaya konsumtif yang bertentangan dengan prinsip Islam.
Tantangan Globalisasi terhadap Dakwah
Di era globalisasi, dakwah menghadapi banyak tantangan baru yang membutuhkan pendekatan baru. Dunia sosial, ekonomi, dan budaya telah sangat berubah karena globalisasi dan kemajuan teknologi informasi. Dengan kemajuan teknologi, khususnya internet dan media sosial, pesan Islam dapat tersebar lebih luas. Namun, kemajuan ini juga menyebabkan arus informasi yang sulit dikendalikan, termasuk hoaks dan ajaran yang bertentangan dengan Islam. Para da'i harus memanfaatkan teknologi dengan hati-hati agar mereka dapat menyebarkan dakwah yang akurat dan relevan.
Selain itu, globalisasi menyebabkan relativisme budaya dan pluralisme meningkat, menyebabkan masyarakat semakin terpapar dengan berbagai nilai dan keyakinan. Dakwah Islam harus tetap tegas dalam mengajarkan kebenaran ajarannya dalam keadaan ini, tetapi juga harus mengakui perbedaan dalam masyarakat multikultural. Selain itu, karena pengaruh individualisme dan sekularisme, yang mengutamakan kebebasan pribadi di atas norma agama, dakwah harus menekankan pentingnya kolektivitas dan keterlibatan agama dalam seluruh aspek kehidupan.
Krisis identitas yang disebabkan oleh pengaruh budaya global juga menyebabkan munculnya ideologi radikal sebagai cara untuk menolak budaya asing. Untuk itu, dakwah harus memperkuat citra keislaman yang rahmatan lil'alamin dan menentang semua bentuk radikalisme. Selain itu, ajaran Islam, yang mengutamakan keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat, harus diimbangi dengan gaya hidup yang lebih materialistis dan hedonis.
Secara umum, tantangan yang dihadapi dakwah di era globalisasi sangat beragam dan mencakup budaya, teknologi, pemikiran, dan gaya hidup. Para da'i harus menyesuaikan metode dakwah mereka dengan keadaan dunia tetapi tetap mempertahankan inti ajaran Islam. Keberhasilan dakwah dalam menyatukan umat Islam dalam semangat kedamaian, toleransi, dan kasih sayang bergantung pada pendekatan yang toleran, pemahaman yang mendalam tentang masalah yang dihadapi oleh masyarakat modern, dan penggunaan teknologi dengan bijak.
Strategi dakwah yang sesuai dengan konteks global dan teori keilmuan
Di era globalisasi, dakwah harus menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi dan perubahan sosial, terutama dalam hal penggunaan media sosial yang efektif untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Melalui platform digital seperti Instagram, Twitter, dan YouTube, dakwah dapat menyampaikan pesan secara cepat dan menciptakan ruang diskusi interaktif, yang membantu generasi muda lebih mudah menerima pesan Islam.
Pendekatan kultural adalah komponen penting dari strategi dakwah. Pesan dakwah dapat lebih mudah diterima oleh masyarakat jika dakwah memperhatikan nilai-nilai lokal dan kearifan tradisional. Dakwah yang memperhatikan budaya lokal akan menciptakan suasana saling menghormati antara ajaran Islam dan tradisi lokal.
Literasi dan pendidikan sangat penting dalam dakwah. Dakwah tidak hanya harus menyampaikan pesan; mereka juga harus membantu masyarakat memahami Islam dengan lebih baik melalui program pendidikan seperti kelas tafsir dan diskusi agama. Dalam era informasi yang melimpah, literasi media juga penting untuk membantu masyarakat memilah informasi yang benar.