Mohon tunggu...
Rifky Aryo
Rifky Aryo Mohon Tunggu... Programmer - Mahasiswa - UIN MALANG

Penyuka teknologi, berita, hukum, dan politik, dengan minat yang kuat pada permainan logika, bahasa, dan berpikir lateral. Juga seorang pemerhati isu-isu pendidikan dan pengamat perkembangan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Solusi Terpadu untuk Tantangan Otomatisasi Infrastruktur Cloud

5 September 2024   16:50 Diperbarui: 5 September 2024   16:56 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Infrastruktur Cloud DevOps (Sumber: Freepik)

Solusi Terpadu untuk Tantangan Otomatisasi Infrastruktur Cloud

Infrastruktur sebagai kode (IaC) telah menjadi elemen penting dalam transformasi digital, terutama dalam konteks penerapan praktik DevOps. Dalam beberapa tahun terakhir, otomatisasi infrastruktur melalui kode telah memberikan manfaat yang signifikan, termasuk peningkatan kecepatan penerapan, pengurangan risiko kesalahan manual, dan peningkatan konsistensi konfigurasi. Menurut laporan dari RightScale State of the Cloud pada 2023, 93% perusahaan yang bergerak di bidang teknologi telah mengadopsi setidaknya satu bentuk cloud computing dengan dukungan IaC sebagai bagian dari strategi DevOps mereka. Namun, salah satu tantangan utama yang dihadapi pengguna IaC adalah kompleksitas dalam mempelajari dan menggunakan berbagai bahasa pemodelan yang digunakan untuk penyediaan dan konfigurasi infrastruktur.

Artikel yang ditulis oleh Chiari et al. (2024) di jurnal Information Systems menawarkan solusi inovatif melalui DevOps Modeling Language (DOML), yang diperkenalkan sebagai pendekatan low-code untuk menyederhanakan penggunaan bahasa IaC. DOML mengatasi tantangan-tantangan utama dalam penggunaan berbagai bahasa IaC dengan menyediakan satu bahasa terpadu yang dapat diterjemahkan ke beberapa bahasa seperti Terraform, Ansible, dan Docker Compose. Inisiatif ini tidak hanya mengurangi waktu yang dihabiskan untuk pelatihan dan migrasi teknologi tetapi juga mengurangi risiko vendor lock-in, yang kerap terjadi pada penggunaan bahasa IaC tertentu.

Artikel ini, yang didukung oleh berbagai penelitian dan studi kasus nyata, menekankan bahwa DOML memiliki potensi besar untuk mengubah lanskap pengelolaan infrastruktur cloud, dengan peningkatan aksesibilitas yang memungkinkan desainer, pengembang, dan operator untuk berkolaborasi dengan lebih mudah. Pendekatan multilapisnya memungkinkan pemisahan yang jelas antara komponen aplikasi dan infrastruktur, sebuah pendekatan yang sangat relevan dengan meningkatnya kompleksitas aplikasi modern saat ini.

***

DOML, sebagaimana dijelaskan dalam artikel oleh Chiari et al. (2024), merupakan solusi yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi kompleksitas yang semakin tinggi dalam pengelolaan infrastruktur cloud. Saat ini, sebagian besar perusahaan yang menggunakan IaC menghadapi tantangan untuk mempelajari dan menggunakan berbagai bahasa pemodelan. Sebagai contoh, Terraform digunakan untuk penyediaan infrastruktur, Ansible untuk manajemen konfigurasi, dan Docker untuk kontainerisasi aplikasi. Menurut survei yang dilakukan oleh RightScale pada tahun 2022, lebih dari 70% pengguna IaC melaporkan kesulitan dalam mengintegrasikan berbagai alat dan bahasa dalam lingkungan produksi mereka. Hal ini menunjukkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk pendekatan yang lebih terpadu dan efisien, yang kini dapat dijawab oleh DOML.

DOML menghadirkan model abstrak yang dapat diterjemahkan ke beberapa bahasa IaC yang berbeda tanpa memerlukan pengguna untuk memahami teknis masing-masing bahasa tersebut secara mendalam. Ini merupakan langkah maju dalam otomatisasi DevOps, di mana DOML mampu menghasilkan kode infrastruktur dari model abstrak dan memetakan elemen-elemen infrastruktur ke penyedia layanan cloud yang berbeda. Sebagai contoh, DOML dapat membuat satu model yang bisa diterapkan baik di AWS maupun OpenStack, hanya dengan menyesuaikan layer infrastruktur konkretnya.

Keuntungan lain yang disoroti dalam artikel ini adalah DOML memungkinkan pemisahan yang jelas antara aplikasi dan infrastruktur. DOML membagi model menjadi tiga lapisan: aplikasi, infrastruktur abstrak, dan infrastruktur konkret. Ini memungkinkan desainer aplikasi untuk fokus pada desain perangkat lunak tanpa harus memikirkan detail infrastruktur, sementara tim DevOps dapat menangani aspek infrastruktur tanpa perlu mempelajari detail implementasi aplikasi. Dalam satu studi kasus yang disajikan oleh Chiari et al., penggunaan DOML berhasil mengurangi 50% waktu pengembangan dalam penerapan aplikasi berbasis Wordpress di AWS dibandingkan dengan pendekatan konvensional yang menggunakan Terraform dan Ansible secara terpisah.

Lebih lanjut, DOML menyediakan alat verifikasi model (DOML Model Checker) yang memastikan bahwa model yang dibuat sesuai dengan persyaratan infrastruktur yang diinginkan, sehingga mengurangi risiko kesalahan konfigurasi. Ini merupakan keuntungan besar, mengingat kesalahan konfigurasi merupakan salah satu penyebab utama gangguan layanan cloud, seperti yang tercatat dalam laporan oleh Cloud Security Alliance pada 2021, di mana 32% dari semua insiden keamanan cloud disebabkan oleh kesalahan dalam konfigurasi infrastruktur.

Dengan kemampuan DOML untuk menyederhanakan dan menyatukan berbagai bahasa pemodelan, pendekatan ini tidak hanya menghemat waktu tetapi juga mengurangi kemungkinan kesalahan. Ini memberi nilai tambah besar bagi perusahaan yang beroperasi di lingkungan multi-cloud, di mana pengelolaan infrastruktur menjadi lebih kompleks dan rentan terhadap kesalahan.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun