Untuk membuat dirinya bisa tetap berada di jalan menuju perkembangan diri menjadi orang yang lebih dewasa, ia telah mendapatkan banyak masukan dari berbagai sumber bahwa ia sebaiknya mulai menuliskan jadwal kegiatannya selama sehari-hari lalu membuat checklist untuk memastikan bahwa ia telah melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar menuju kedewasaan.Â
Checklist yang dibuat juga akan menjadi perwakilan dari parameter bagi dirinya untuk mengukur sudah sejauh apakah proses belajarnya selama ini. Dengan adanya jadwal kegiatan, ia bisa mengatur dengan mudah kegiatan apa yang harus dilakukan olehnya dalam waktu tertentu. Ia yakin, sesibuk apapun dirinya dalam menjalani kegiatan perkuliahan, pasti ada waktu luang yang bisa ia manfaatkan untuk berproses menuju kedewasaan.Â
Checklist juga dapat dimanfaatkan sebagai media sederhana untuk memberikan penghargaan kepada dirinya bahwa ia telah mencapai target tertentu dari proses belajarnya. Dengan begitu, kepercayaan diri dan motivasinya untuk bisa mencapai kedewasaan akan terbangun dengan sendirinya karena adanya penghargaan yang diberikan kepada dirinya sendiri yang tentu akan membuatnya merasa puas. Ia juga tidak akan lupa bahwasanya masih ada parameter lain yang harus dikejar dengan adanya checklist.
Baiklah, sekarang ia telah tahu bahwasanya proses untuk menjadi seseorang yang dewasa memang tidaklah mudah dan banyak sekali hal yang dapat menghilangkan motivasinya, tetapi ia telah memiliki pandangannya sendiri bahwa ia yakin dapat menjadi orang yang dewasa dengan terus berproses secara perlahan dan konsisten. Tetapi, ada satu pertanyaan yang penting dan mendasar dari ini semua, yaitu, apa itu dewasa? memangnya orang yang dewasa itu seperti apa?Â
Kriteria apa saja yang harus dipenuhi supaya seseorang dapat dikatakan telah dewasa? Memangnya untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah, harus menjadi orang yang dewasa terlebih dahulu? Pertanyaan tersebut cukup rumit, tapi ia akan berusaha untuk menjawabnya dengan membaca beberapa sumber dari internet terlebih dahulu.Â
Berdasarkan artikel yang ditulis oleh Robi Maulana, dalam psikologihore.com, seseorang yang dewasa adalah orang yang telah memiliki rencana strategis untuk menentukan jalan hidupnya, memiliki komitmen terhadap hal dan pekerjaan yang dilakukannya, dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain, mampu menyelesaikan masalah secara mandiri, dapat mengontrol emosi, mengesampingkan ego (mau mendengar kritik dan saran dari orang lain), mampu beradaptasi dengan berbagai macam lingkungan, dan kreatif serta inovatif.Â
Menurutnya, itu semua telah menjawab ketiga pertanyaan pertama yang ada di awal paragraf ini. Untuk pertanyaan keempat, ia yakin bahwa semua orang bahkan anak-anak pun pasti bisa-bisa saja menyelesaikan masalah yang dihadapinya, pasti semua orang memiliki caranya masing-masing.Â
Akan tetapi, seseorang kemungkinan besar akan mampu menyelesaikan masalah yang ia hadapi dengan cara yang lebih cermat dan efektif dengan berbagai kemampuan dan pandangan yang dimiliki oleh seseorang yang dewasa.Â
Contoh sederhananya, ketika terdapat perselisihan pendapat, seseorang yang dewasa tentu dapat menggunakan pikirannya secara rasional dan mengesampingkan ego, sehingga ia pasti akan berargumen dengan santun dan menyelesaikan perselisihan dengan cara yang baik, misalkan dengan musyawarah. Sebaliknya, misalkan jika terdapat anak-anak yang berselisih pendapat, mungkin mereka akan lebih mengutamakan egonya sehingga perselisihan pastinya akan semakin alot dan masalah pun tak kunjung terselesaikan.
Referensi:
Maulana, Robi. (2018, Desember 23). Bersikap Dewasa Itu Seperti Apa Sih? Diakses 7 September 2020 melalui sini