Aku tulis puisi ini
Ketika daun-daun palem mulai gugur
Jatuh di antara ingatan yang tua
Kembali berbicara tentang alamat sepi
Yang tak sampai ke tanganmu.
Semusim, aku tulis puisi ini
Di atas deretan bangku panjang
Duduk menghitung matahari
Menyaksikan hingar-bingar yang tak pernah reda
Seamsal gemuruh rindu yang gaharu.
Aku tulis puisi ini
Ketika bunga-bunga mulai kuncup
Di sudut taman, kedua mataku begitu lelah
Menatap lampu-lampu yang berjajar; cahaya berpendar
Seperti kilasan wajahmu yang samar.
Sedangkan jam yang bedentang di jantung kota
Masih kudengar, masih berucap
Tentang kesetiaan yang alpa
Di dadamu, masih adakah detak suara?
Â
Sumenep, 12/2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H