- Latar Belakang
Indonesia merupakkan salah satu negara agraris yang sedang berkembang, oleh karena itu salah satu sektor yang sangat mendukung pertumbuhan ekonominya adalah sektor pertanian, Indonesia merupakan negara pertanian yang artinya pertanian memegang peran yang sangat penting dari keseluruhan perekonomian nasional, hal itu dapat ditunjukan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja dan juga besarnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian. Pembangunan ekonomi yang dilaksanakan selama ini tidak dapat dipisahkan dari peranan sektor pertanian. Sektor pertanian juga merupakan sektor yang paling dominan kedudukannya dalam struktur perekonomian nasional. Pembangunan pertanian di indonesia tetap dianggap terpenting dari keseluruhan pembangunan ekonomi, karena sektor ini menjadi penyelamat perekonomian nasional. Beberapa alasan yang mendasari pentingnya pertanian di indonesia yaitu potensi sumber dayanya yang besar dan beragam, sumbangannya terhadap pendapatan nasional cukup besar, besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Sektor pertanin merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan hasil-hasil strategis terutama yang menyangkut komoditas pangan. Pemanfaatan dan pengelolaan hasil-hasil produk pertanian diharapkan dapat dilakukan secara terencana dengan pemanfaatan optimum serta dapat dinikmati oleh seluruh penduduk Indonesia. Pertanian Indonesia adalah pertanian tropika, karena sebagian besar daerahnya berada di daerah tropik yang lengsung dipengaruhi oleh garis khatulistiwa yang memotong Indonesia menjadi dua. Disamping pengaruh khatulistiwa, ada dua factor alam lain yang ikut memberi corak pertanian Indonesia. Pertama bentuknya sebagai kepulauan, dan kedua, topografinya yang bergunung-gunung.
2.1 Pengaruh keahlian tenaga kerjaÂ
  Setiap usaha pertanian yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja. Oleh karena itu dalam analisa ketenagakerjaan dibidang pertanian, penggunan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai. Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya berapa tenaga kerja yang dibutuhkan dan pula menentukan macam tenaga kerja yang bagaimana diperlukan. Menurut sebagian pakar ekonomi pertanian, tenaga kerja (man power) adalah penduduk dalam usia kerja, yaitu yang berumur antara 15-64 tahun, merupakan penduduk potensial yang dapat bekerja untuk memproduksi barang atau jasa. Dan disebut angkatan kerja (labor force) adalah penduduk yang bekerja dan mereka yang tidak bekerja, tetapi siap untuk bekerja atau sedang mencari kerja. Sementara yang bukan angkatan kerja (not in the labor force) adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya tetapi tidak terlibat dalam suatu usaha atau tidak terlibat dalam suatu kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa. Penduduk yang termasuk kelompok bukan angkatan kerja (not in the labor force) adalah orang yang bersekolah, mengurus rumah tangga, orang jompo, dan atau penyandang cacat. Orang yang bekerja (employed persons) adalah orang yang melakukan pekerjaan yang menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan memperoleh penghasilan atau keuntungan, baik mereka yang bekerja penuh (full time) maupun tidak yang bekerja penuh (part time), sementara yang disebut pencari kerja atau pengangguran (unemployment) adalah mereka yang tidak bekerja dan sedang mencari kerja menurut referensi waktu tertentu, atau orang yang dibebas tugaskan bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan. Tenaga kerja manusia dibedakan atas tenaga kerja pria, wanita, dan anakanak. Tenaga kerja manusia dapat mengerjakan semua jenis pekerjaan usaha tani berdasarkan tingkat kemampuannya. Kerja manusia dipengaruhi oleh umur, pendidikan, ketrampilan, pengalaman, tingkat kecakapan dan tingkat kesehatan. Tenaga kerja dalam hal ini petani merupakan faktor penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi komoditas pertanian. Tenaga kerja harus mempunyai kualitas berpikir yang maju seperti petani yang mampu mengadopsi inovasi-inovasi baru, terutama dalam menggunakan teknologi untuk pencapaian komoditas yang bagus sehingga nilai jual tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H