Mohon tunggu...
Rifki OktaSetiawan
Rifki OktaSetiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa KKN Undip Sosialisasikan Pentingnya Belajar Bahasa Inggris Sejak Dini bagi Siswa di Desa Manggis

9 Februari 2022   17:05 Diperbarui: 9 Februari 2022   17:13 2320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1.1 Poster Pentingnya Belajar Bahasa Inggris/dokpri

Wonosobo (09/01) Seiring dengan perkembangan zaman, kemudahan akses dalam media komunikasi terus berkembang pesat, sehingga kita dapat berinteraksi baik yang dekat secara wilayah kita maupun di luar jangkauan. Namun, apakah dapat kita sadari ketika kita tengah ingin komunikasi dengan orang asing yang tidak bisa satu bahasa dengan kita akan menjadi permasalahan yang cukup serius? Tenang, saya punya solusinya, yaitu dengan memulai mempelajari bahasa yang telah di akui secara internasional yaitu salah satunya adalah Bahasa Inggris.

Sudah tidak asing lagi khususnya sekolah yang ada di Indonesia menjadikan mata pelajaran Bahsa Inggris sebagai program pembelajaran wajib. Baik di tingkat SD,SMP, maupun SMA yang tentunya sudah di sesuaikan dengan standar kompetensi secara nasional. Namun faktanya pada saat saya memiliki kesempatan untuk bertemu secara langsung dengan siswa SMP N 2 Leksono kelas VII  A, masih banyak siswa yang mengeluh, dan merasa pembelajaran Bahasa Inggris ini merupakan pelajaran yang sangat sulit. Kemudian saya mencoba untuk memberikan gambaran apa yang sebenarnya menjadi pemicu mengapa mereka menggangap Bahasa Inggris demikian susah, yang akan coba saya ulas ke dalam reportase ini sebagai berikut:

a. Pembelajaran Yang Monoton

Metode pembelajaran yang menarik adalah salah satu kunci utama untuk membuat suasana pembelajaran lebih hidup. Gaya pembelajaran yang sudah ketinggalan zaman akan membuat siswa menjadi semakin jenuh, sehingga sudah dapat dipastikan apabila terus di biarkan maka daya minat untuk belajar akan semakin berkurang. Penjelasan satu arah dari siswa ke guru merupakan penyebab timbulnya rasa bosan tersebut.

b. Hanya Terfokus Dengan Tugas Tertulis

Masih teringat dulu ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Setiap kali bapak atau ibu guru pengampu mata pelajaran Bahasa Inggris datang ke kelas, beliau meminta kami langsung mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) tanpa di beri tahu bagaimana dan apa materi yang tengah akan di kerjakan. Semua kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris bermuara pada perintah mengerjakan tugas tertulis yang jawabannya sudah pasti. Kebebasan dalam bermain peran, mengasah kemampuan speaking skills. Seolah terpinggirkan oleh soal yang di LKS. Memamng sah-sah saja menggunakan buku sebagai sebuah panduan, tapi memberi kesempatan untuk siswa dalam berekspresi bukanlah hal yang buruk bukan?

c. Hanya Dipakai Di Kelas

Faktanya kita tidak dapat terus menyalahkan guru kita atau berpasrah dengan keadaan. Apakah kalian sadar bahwa kesalahan terbesar kita dulu kita lakukan adalah hanya menggunakan Bahasa Inggris dalam kelas saja? Hal tersebut sangat berdampak pada hasil kemampuan Bahasa Inggris kita, apa yang sudah kita pelajari dalam kelas akan menguap begitu saja setelah pelajaran usai. Bagaimana tidak? Sering kali saat saya ingin mecoba berbicara Bahasa Inggris acapkali teman saya bilang “jangan sok iye deh pakai Bahasa Inggris segala! Ngga pantes lu” ucap salah satu teman saya kala itu. Pernahkah kalian mengalami hal yang sama? Kadang kita lebih baik memilih untuk tidak pakai Bahasa Inggris daripada nanti di olok-olok oleh teman di sekitar kita.

d. Terlalu Fokus Dengan Grammar

“Eh Ndah, ini grammar nya udah bener belum sih? Harusnya pakai present tense, future, atau perfect tense yah? Duh takut salah nih gua”ucap Udin yang tengah bertanya pada Indah saat di kantin sekolah.

Gambar 1.2 Suasana saat diskusi di kelas VII B/dokpri
Gambar 1.2 Suasana saat diskusi di kelas VII B/dokpri
Apakah masa-masa tersebut pernah kamu lalui? Jika iya maka kita memiliki nasib yang sama. Memang tidak dipungkiri jika kita sudah paham betul mengenai grammar yang dimana merupakan modal basic yang harus kita kuasai, tapi kita kadang lupa bahwa grammar bukanlah satu-satunya yang dapat kita pelajari secara terus-menerus. Mempelajari grammar secara berlebihan malah justru apabila nantinya hasilnya adalah kegagalan maka dikhawatirkan kita akan merasa ciut atau kerdil saat kita ingin mengekspresikan dengan Bahasa Inggris. Hasilnya? Kita terlalu banyak berfikir tentang grammar sehingga kita lupa untuk mempelajari speaking atau listening. Kita tidak bisa menggunakan Bahasa Inggris secara “produktif” karena “takut salah”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun