Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Si Nyinyir Menyinyiri

30 Oktober 2014   01:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:14 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Pilpres sudah usai. Namun bekas-bekas “perseteruan” dua kubu masih berlanjut. Padahal sang jago sudah salaman, berpelukan dan hormat-hormatan. “Perseteruan” yang memang seru, karena setidaknya telah membuat sebuah kata makin berkibar. NYINYIR.

Tadi pagi saya buka kamus bahasa Indonesia yang berwarna hijau kecil. Saya temukan arti kata “nyinyir” persis seperti yang saya temukan di KBBI versi daring (daring = bahasa Indonesianya on line, luring = off line). Nyinyir adalah mengulang-ulang perintah atau permintaan; nyenyeh; cerewet. Kata itu berkelas kata sifat atau kata benda.

Saya cukup bingung dengan arti kata itu. Alasannya sederhana, karena terjemahan kata nyinyir cuman itu, padahal selama ini kata itu digunakan – atau lebih tepatnya dipersepsikan – sebagai sebuah tindakan mengungkit-ngungkit atau mencari-cari kesalahan orang, seperti yang dilakukan pihak satu atau pihak dua dalam pilpres kemarin, dan berlanjut sekarang. Saat ini, konotasi negatif dari penggunaan kata itu sangat kentara.

Entahlah apa terjemahan kata di KBBI tidak begitu lengkap atau mungkin itu yang disebut bahasa yang terus tumbuh ya. Kata itu lalu tumbuh menjadi memiliki konotasi yang lebih spesifik.

Jika kita mencoba mencari padanan katanya dalam bahasa Inggris, lewat google translate, maka akan kita temukan kata “nosy” sebagai padanan kata “nyinyir”. Nah, “nosy” dalam bahasa Inggris mungkin tepat dipakai untuk kondisi sekarang. “Nosy” berarti “(of a person or their behavior) showing too much curiosity about other people's affairs”, kata benda yang berarti orang atau tindakan memperlihatkan kekeingintahuan terlalu banyak terhadap urusan orang lain. Arti dalam kata kerjanya adalah “pry into something”. Nah arti kata “pry” sendiri adalah membongkar, mengungkit, mengintip, mengintai, menyelidiki, ingin tahu, mencampur-campuri, cawe-cawe. Dalam artian seperti ini, maka terlihat bahwa kata “nyinyir” ya bolehlah mendapatkan “kesahihan” (dari sudut orang awam) sebagai kata yang sekarang memiliki konotasi seperti yang sekarang terjadi. Kalau begini, boleh dong Kamus Besar Bahasa Indonesia untuk dilengkapi. Plisss…..

Nah sekarang, pertanyaannya adalah apakah boleh menggunakan kata “nyinyir” sebagai kata kerja? Apakah boleh mengubah kata benda / sifat itu dengan ditambah awalan “me” dan akhiran “I” sehingga menjadi kata benda “menyinyiri”? Bukankah sebuah kata benda atau kata sifat dapat berubah menjadi dengan menambahkan imbuhan? Lebar – kata sifat, melebarkan – kata kerja. Maka boleh dong saya membuat kalimat “Si nyinyir menyinyiri Riri”?

Ah… da aku mah apa atuh. Bukan penulis bukan ahli bahasa.. Jadi, mangga atuh bagi ahli bahasa Indonesia untuk urun pendapat memberi penjelasan bagi kita-kita ini yang segini juga sudah uyuhan

Cag

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun