Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Selamat, Anda Menerima The Best Asean…of The Year

27 April 2011   12:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:20 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Entah untuk keberapa kali perusahan tempat saya bekerja mendapatkan fax berisi ucapan selamat seperti di atas. Ucapan selamat karena dinilainya perusahaan kami ini sudah berprestasi sehingga layak diberi pengakuan. Dan award akan diserahkan pada hari tertentu di hotel berbintang sekian, dan dihadiri pejabat terkenal.

Awal menerima fax tersebut, kita pun langsung berpikir: “ni orang, lagi nyari duit”. Iya lah, lha kok award diobral-obral begitu, padahal kantor kami boro-boro diinterview, ditanya, dan diinvestigasi apakah memang berprestasi atau tidak, diajak ngobrol atau ditelepon saja tidak. Apalagi saat sebuah fax itu datang persis beberapa waktu setelah kantor kami melakukan restrukturisasi ketat berhubung dengan krisis moneter kala itu. Aneh kan, performa sedang jatuh kok diberi award keberhasilan sebagai perusahaan the best. Ini nyindir, bodoh, gak tahu diri atau memang nyari duit?

Lalu akhirnya fax seperti itu diabaikan, apalagi jika melihat lembaga yang mengirimkannya baru terdengar, juga dengan beberapa kesalahan fatal salah ketik. Dan ternyata, selidik punya selidik, fax seperti itu tidak hanya dilayangkan ke tempat kerjaku, tetapi ke perusahaan lain. Ini jelas menunjukkan bahwa award itu hanya award-award-an, bukan berdasarkan prestasi tapi hanya untuk gengsi-gengsian (atau nyeneng-nyenengin).

Lalu kemudian ada sebuah tanya di kepala, jangan-jangan mereka yang mendapatkan gelar the best of anu, the best of ini dan the best lainnya yang sekarang terkenal sebenarnya juga mendapatkannya seperti itu danhanya untuk gengsi-gengsian. Buktinya, eeh tahu-tahunya seseorang yang belum jelas prestasinya sudah nampang di media sebagai the best. Tapi mungkin sepertinya justru itu yang diharapkan, gengsi naik, relasi bertambah, proyek mendekat. Prestasi? Ya, sangat bagus jika prestasi pun meningkat.

Di sisi inilah negaraku sempat membingungkanku. Begitu banyak penghargaan-penghargaan diberikan seperti itu. Tapi penghargaan tulus dan pengakuan terhadap mereka yang profesional di bidangnya sepertinya terlupakan. Apakah ada sebuah penghargaan “The best young strucural engineer” dari institusi resmi terhadap seorang insinyur muda yang berhasil menelurkan sebuah inovasi teknologi terkini. Atau award untuk “project excellence” terhadap sebuah proyek pembersihan kali Ciliwung secara signifikan yang diberikan oleh institusi resmi? Apakah ada sebuah penghargaan rutin bergengsi yang sangat dinanti-nantikan seorang praktisi profesional, hasil seleksi dan penilaian juri-juri sekelas ahli mumpuni, sehingga jika mendapatkannya serasa benar-benar diakui keprofesionalannya? Bandingkan dengan penghargaan Institution of Engineer di beberapanegara, Hong Kong, Australia, Jepang terhadap mereka yang benar-benar berprestasi.

Kita rasanya harus lebih mawas diri dan menghargai mereka yang benar-benar berprestasi. Penghargaan semisal juara lomba karya ilmiah LIPI jauh tenggelam oleh hingar bingar award bidang hiburan – yang notabene hanya berdasarkan voting oleh ratusan ribu pemirsa saja. Penghargaan sebagai guru berprestasi di satu bidang hanya mendapatkan ganjaran jutaan perak dibandingkan mereka yang “berprestasi” mendapatkan mobil mewah. Jadi, tidak salah jika ada yang mengeluh bahwa kita tidak memberikan apresiasi yang tepat terhadap orang yang tepat. Lalu, tidak heran jika orang-orang muda berotak hebat, berjiwa hebat, dan berinovasi hebat banyak yang hengkang ke negara orang – meninggalkan negaranya sendiri yang mengungkung perkembangan prestasi diri.

Saya kembali membaca fax tersebut. Lalu, saya masukan ke tong sampah.

Cag, 27 April 2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun