Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Muda Berhaji Itu Keren

1 November 2011   17:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:11 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perempuan sepuh itu berjalan cukup cepat. Garis-garis keriput di wajahnya serta bentuk badan yang nyaris bersiku sempurna sudah cukup mengabarkan usianya. Dan dari caranya berjalan tertebak pula dari mana dia datang: pedesaan, udara segar, banyak akttivitas keras sekaligus damai dan bahagia.

Pada pangkal lengan perempuan renta itu, muncul sebuah tangan dengan kulit lebih kencang mencengkeram. Pemiliknya adalah perempuan juga, dengan wajah tanpa lelah, wajah penuh tanggung jawab. Sementara di depannya, dengan bersarung hijau kotak-kotak, dengan hape standar di telinganya, laki-laki berperawakan kecil dengan riang berjalan bak membuka jalan. Mereka mungkin adalah anak-anaknya, atau bahkan cucu-cucunya. Atau bisa jadi mereka bukanlah kerabat, namun hanya teman seperjalanan haji. Mereka dua anak muda yang berkhidmat kepada orang tua. Kereeen. Di lantai 2 Masjidil Haram, seorang pria jangkung, dengan kulit putih Arab dan jenggot sangat rapi serta struktur wajah cowok banget, dengan kain ihram berbendera Suriah, asyik berkomat-kamit sambil mendorong kursi roda dengan perempuan sepuh di atasnya. Di satu saat, dia berhenti menyeka peluh - karena thawaf di lantai dua bisa dua kali lebih panjang, dan menyapa ibunya, membetulkan kain ibunya, dan satu kali dia cium tangan ibunya. Ditaksir berusia 30-an, dia muda berhaji. Bagi saya itu sangat cool. Di pelataran Masjid Nabawi, seorang pria yang berjalan cepat lalu berhenti dan memisahkan diri dari rombongannya untuk mendekati seorang wanita setengah baya yang berjalan terseok-seok yang berwajah seperti serumpun dengan raut kelelahan. Terjadi percakapan di antaranya. Tangan si ibu menunjuk ke sana-sini. Si pria yang ditaksir berusia 20an lalu mengeluarkan makanan dan minuman dari tasnya, tapi tangan si ibu menolaknya, dan malah menunjuk ke kakinya. Lalu si anak muda melepas sendal jepitnya yang terlihat masih baru, menyerahkannya kepada si ibu dan meninggalkannya setelah yakin si ibu itu memakainya. Dia, anak muda bertelanjang kaki, muda berhaji dan berbuat kebaikan. Keyeeen. Di lorong-lorong tenda Mina, seorang perempuan memegang dua buah piring di kiri kanannya, mengikuti antrian makan siang yang panjang. Di terik mentari mendekati hari Arafah itu, dia sabar mengikuti giliran, sampai kemudian dia sibuk membawa piring yang penuh nasi, lauk-pauk dan buah-buahan. Dan dia bawa piring-piring itu, memberikannya kepada dua orang nenek renta yang duduk termangu. Dari dandanan yang berbeda, terlihat benar bahwa perempuan muda itu bukan kerabatnya. Namun dia berbuat baik kepada orang lain yang sepeerti ibunya. Dia muda, berhaji dan berbakti. Keyeen. Di pelataran bandara King Abdul Azis, tiga anak muda seusia saling bertukar cerita. 'Saya nangis-nangis pengen ke Baitullah. Puaaas banget bisa thawaf sunat kapan saya mau', 'Saya thawafnya jam dua-an, pas terik matahari. Kesampaian cium hajar aswad', 'Kita lanjutin tuh jalan-jalannya. Alhamdulillah nyampe Gua Hiro. Seru dan haru lho', 'Saya diijinkan Allah dua kali ke Raudhah. Berat juga ya, harus berdesak-desakan. Apalagi sama jamaah Afrika. Tapi Alhamdulillah ya. Sesuatu banget'. Mereka berhaji, muda usia, meraih yang belum tentu orang lain raih. Cool. Di Jakarta saat reuni dan pengajian haji, terdengar beberapa tanya, 'Eh, Nak Haji. Jadi mantu ibu ya?' atau 'Dek Haji. Kenapa gak gabung sama perusahaan Bapak saja?'. Dan lalu pengamen di perempatan tidak lagi dihardik, pengemis tidak lagi dicuekin, adiknya menjadi lebih dekat, kepada orang tua lebih hormat, bercanda tidak kelewatan. Dan lalu kebaikan-kebaikan lain mulai lebih bersemi. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan lebih bermakna. Dan hidup makin lebih dinikmati, karena apa yang dilakukan mempunyai arti. Dan kesempatan menikmati kebahagiaan seperti masih terbuka lebar, karena usia yang masih muda. Memang, muda berhaji itu asyik. Muda berhaji itu kereeen. Bisa melakukan yang orang lain mungkin tidak pikirkan, bisa menggapai yang orang lain mungkin tidak tercapai dan bisa gampang meraih apa yang orang lain lakukan tertatih-tatih.

Muda berhaji itu memang kerern. It is really cooool.

Ayo kita berhaji selagi muda. Ayo kita daftar dari sekarang. Insya Allah, rejeki akan mengikuti. Cag, 1 November 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun