Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Hiperbola kebablasan

2 Februari 2011   12:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:57 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Di suatu berita hari ini, terbaca 'Jutaan orang bergerak ke istana Mubarak'. Saya cukup terbelalak karena berpikir 'Hebat benar, berapa kilometer penuh orang jika berjuta-juta orang menuju ke tempat yang sama.' Eh, padahal yang dimaksud berita itu adalah sekitar satu juta orang lebih.

Itulah gaya bahasa hiperbola kan, gaya bahasa yang sedikit berlebihan, memberi tekanan dengan melebih-lebihkan. Contoh paling enak: 'dia memekik sampai tembus angkasa'. Nah, apakah 'jutaan' di sini termasuk gaya bahasa hiperbola? Saya rasa tidak, karena alasannya satu: ada arti kalimat itu yang berubah. Dari sepintas baca, kita memahami kalimat itu dengan 'berjuta-juta', meski yang dimaksud adalah 'sekitar satu jutaan'. Dari sini saya berpikir telah terjadi pembelokan arti demi 'melebih-lebihkan' dan menarik pembaca. Dan itu bukanlah maksud dari hiperbola, bukan? Untuk tidak mengubah arti, bisa dipakai kalimat seperti; 'Satu jutaan manusia menyemut tanpa sejengkal tanahpun tersisa'.

Di pemberitaan yang lain, saya membaca judul 'Sebuah rumah tempat produksi ekstasi meledak'. Yang ada di benak adalah rumah yang hancur terkena ledakan, dan tersisa rangka dan puing-puing. Ternyata, dari isi berita sendiri diceritakan bahwa yang meledak adalah tabung percobaan-laboratorium. Artinya, bahkan dinding kamar tempat laboratorium itu masih utuh. Dan terbukti ketika saya lewat, rumah yang 'meledak' itu masih dengan anggun berdiri, hanya dibedakan dengan tali polisi saja.

Nah, bukankah itu hiperbola yang berlebihan dan merubah arti? Dan menururku, itu bukanlah gaya bahas hiperbola, namun sebuah pembohongan.

Hmm... Rasa bahasaku mengatakan bahwa itu adalah hiperbola kebablasan. Namun, berhubung saya bukanlah budayawan atau ahli tata bahasa, maka saya serahkan kepada para ahlinya untuk meluruskan pemahaman ini.

Cag, 2 Feb 2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun