“Bu. Elpiji 12 kg mau naik harganya. Kita pakai yang 3 kg-an saja yah. Kan lumayan beda harganya. Jadi lebih murah” kataseorang suami kepada istrinya.
“Ya Ayah. Tidak usahlah. Malu tahu. Elpiji melon mah kan disubsidi. Kita kan mampu. Masa di rumah sudah punya teve, si Kakak pakai laptop, sudah punya mobil lagi, eh mau makan hak orang lain Yah. Nanti rejekinya tidak berkah loh”, jawab istrinya.
Sang suami lalutersenyum. Tidak menjawab. Hanya sebuah kecupan mendarat di kening istrinya.Romantis. Ah….
Sketsa di atas sedikit banyak menunjukan apa yang kemungkinan terjadi pada masyarakat kita dalam menyikapi kenaikan Elpiji 12kg. Meski dikhawatirkan terjadi gejolak, ternyata kenaikan harga itu disikapi dengan matang dan bijaksana. Kekritisan masyarakat, kemengertian masyarakat dan dukungan masyarakat terhadap keputusan pemerintah ini sedikit banyak memperlihatkan bahwa bangsa Indonesia akan memahami sebuah kebijakanjika kebijakan itu dikomunikasikan dengan baik.
Aku mampu
Salah satu hal yang mendasari kenaikan harga Elpiji ini adalah dalam hal “kemampuan” pelanggan. Kenaikan tidak dikenakan kepada ELpiji subsidi 3kg-an yang dipergunakan 79% masyarakat pengguna bahan bakar gas elpiji, melainkan hanya kepada 17% saja. Dalam paparan tentang “Penjelasan Penyesuaian Harga ELpiji 12 kg”, PT Pertamina (Persero), yang mendasarkan kepada survey Nielsen “Demografi dan Gaya Hidup Pengguna Elpiji 12 kg” memperlihatkan bahwa pengguna elpiji jenis tabung 12 kg adalah kelas menengah ke atas. Hampir lebih dari 70% pengguna memiliki rata-rata pengeluaran bulanan di atas Rp. 2,3 juta dan bisa digolongkan mapan. Dengan demikian, yang terimbas adalah kalangan merekayang digolongkan mampu.
Aku tahu
Dari profil pengguna LPG 12kg, survey Nielsen memperlihatkan bahwa lebih dari 30 persen Kepala Rumah Tangga pengguna memiliki latar belakang pendidikan akademi ke atas, dan 43% berpendidikan SMA. Kalangan ini sering dikatakan sebagai kalangan terdidik. Karenanya, dengan tingginya latar pendidikan,diharapkan juga akan memiliki pemahaman dan tahu serta menjadi mengerti akan latar belakang di balik kenaikan harga. Kalangan ini diharapkan akan mengerti dan memahami tentang kerugian yang dialami pemerintah yang mencapai Rp 17 triliun sejak tahun 2009 -2013,sehingga memahami pula bahwa tindakan penaikan harga adalah penting untuk mengurangi kerugian di masa datang.
Tidak hanyak pendidikan formal, kalangan pelanggan Elpiji12kg pundiharapkan memiliki pendidikan sikap sehingga “tahu” bahwa untuk dirinya lah Elpiji 12 kg, dan juga “tahu” bahwa Elpiji bersubsidi3kgbukanlah haknya. Tahu mana bagiannya dan tahu mana yang bukan bagiannya.
Aku malu