Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Money

Asuransi Syariah Sun Life: Menentramkan Kehidupan

14 September 2014   06:50 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:45 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


“Bulan purnama yang bersinar penuh bukanlah pertanda baik bagiku. Tanggal dipertengahan, kalaSi Otong tergeletak kepayahan. Rumah Sakit. Deuh, demam berdarah tidak mengenal rumah. Entahlah. Apa nanti Si Otong harus disandera sampai terkumpul uang berjuta-juta. Andaikanada yang mau berbaik hati berbagi dan memberi donasi, tentunya aku tidak akan menyesali diri. Ah, andaikan aku mau merencakanan masa depan yang lebih baik, tentunya tidak akan begini”

Sadar atau pun tidak, sketsa sepertidi atas jamak dijumpai di keluarga-keluarga Indonesia. Ketidaksiapan merencanakan keuangan untuk masa depan berakibat kerepotan , kesengsaraan dan kesedihan dalam kehidupan banyak keluarga Indonesia. Boleh jadi, tingkat kematian tinggi pun mendapat kan kontribusidari ketidakmengertian dalam perencanaan masa depan.

Di sinilah sebuah sosialisasi Asuransi berlabel Syariah terasa bermakna. Sosialisasi dalam bentuk Nangkring antara Kompasianer dan Asuransi Sun Life itu juga sangat berarti dalam memberikan pemahamanakanarti asuransi dan syariah,karena terdapatnya pencerahan dan dialog oleh mereka yang ahli di bidangnya, yaitu Ibu Srikandi Utama,VP and Head of Shariah PT SunLife Financial Indonesia dan Bapak Prof Fathurrahman Djamil,Dosen Syariah UIN sekaligus Chairman Dewan Pengawas Shariah. Meski tidak ada sangkut pautnya dengan gempita Piala Dunia, kedua pakar yang berpakaian kaos berwarna hijau dan kuning ini, dimoderatori oleh Pengelola / Admin Kompasiana, Mas Iskandar Zulkarnain – yang entah kebetulan berkesempatan berkelana ke negara dengan bendera berwarna sama.

Mengapa Asuransi

Asuransimenurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah “perjanjian antara dua pihak, pihak yang satu akan membayar uang kepada pihak yang lain, bila terjadi kecelakaan dll, sedangkan pihak yang lain itu akan membayar iuran”. Definisi yang sederhana bukan? Ada pihak lain yang akan membayar jika terjadi sesuatu, karena kita telah membayar iuran terlebih dahulu. Pengertian lebih panjang bisa didapatkan dari wikipedia yang merujuk pada Kamus Free Dictionary.com “Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis di mana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, di mana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut”.

Jika kita terapkan pengertian di atas dengan kasus Si Otong, maka orang tua Si Otong akan melakukan pembayaran iuran (istilahnya premi) secara teratur sehingga jika sesuatu yang tidak terduga terjadi pada Si Otong – misalnya keserempet bajaj, dianiaya preman atau kejeblos jembatanpenyebrangan yang bolong sampai cacat tetap atau meninggal, maka ada pihak lain yang melakukan pembayaran kepada rumah sakit, meski saat itu sedang tanggal tua dan orang tua Otong tidak memiliki uang. Itulah esensi dari asuransi, memberikan sebuah ketentraman dalam hidup orang tua Otong akan masa depan anaknya. Ketentraman baik dalam hal kesehatan, jiwa, pendidikan dll.

Mengapa Syariah

“Ok. Saya mengerti tentang pentingnya asuransi. Lalu apa lagi ini, syariah atau tidak. Bingung aku?”, mungkin begitu kata ayahnya si Otong. Pantas juga dia atau pun masyarakat menjadi bingung memilih, karena mungkin tidak mengetahui perbedaannya.

Konsep Syariah yang dimunculkan memang berawal dari kehidupan Islam, yaitu konsep rahmat bagi sekalian alam, berupa konsep takaful yaitu saling membantu, saling menanggung, saling meringankan beban dengan memberi bantuan. Konsep ini, yang juga adalah sebuah konsep universal, yang menjadikan sebuah aktivitas perbankan syariah tidak hanya terbatas diperuntukan bagi muslim / pemeluk Islam saja. Karenanya perbankan syariah berlaku bagi siapa sajadan justru menarik banyak nasabah non-muslim.Di tengah trend-nya aktivitas berbagi dan kedermawanan sosial, maka banyak insan Indonesia yang beralih ke perbankan syariah karena telah meninggalkan ego-nya yang cenderung komersial (mencari keuntungan bagi dirinya sendiri) menjadi lebih sosial (keuntungan dirinya tanpa merugikan orang lain).

Dalam kaitan dengan asuransi, konsep syariah pun lebih wajardan nyaman karena tidak berarti menyerahkan risiko ke pihak lain, melainkan berbagi resiko dan juga bebas dari aktivitasjudi, ketidakpastian dan bunga – dengan istilah MAGRIB atau Maysir (judi), Gharar (ketidakpastian), dan Riba (bunga). Dengan demikian, ayahnya Si Otong lebih nyaman dan tenteram dalam merencakan masa depandengan tidak harus mengorbankan orang lain, dan malah bisa membantu sesama,serta semua aktivitasnya menentramkan hati.

Mengapa Sun Life

“Tapi Asuransi Syariah itu banyak. DI google saja bejibun. Jadi yang dipilih asuransi yang mana?”, begitu mungkin kata ayahnya SI Otong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun