Tapi.....
Tatapan tajam itu sekonyong hilang. Diganti senyum. Bahagia. Karena yang terpampang nyata di sana adalah si anak yang ceria, tersenyum dengan tangan digandeng atau menggandeng ibunya. Tidak ada lato-lato. Hanya tatapan menyala penuh keingintahuan khas anak-anak. Dan senyum lucu anak kecil.
Ah, si Ayah mengapresiasi ibunya.
Lalu muncul skenario bagaimana cara si Ibu itu 'menyingkirkan' lato-lato dari tangan anaknya? Apakah dia melakukan pendekatan persuasif. Atau langsung dengan lembut membawa lato-lato dari tangan anaknya dan memasukkannya ke dalam tasnya? Atau.....
'Pak Rifki!!!! Silakan ke ruangan lab di ujung Pak'.
Yah....keburu dipanggil sebelum dapat jawaban si Ibu itu.
Salut buat si Ibu
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H