Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

LRT Jabodebek, Waktu Tunggu Antar Kereta 6 Menit Saja

20 Februari 2019   23:17 Diperbarui: 20 Februari 2019   23:33 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MRT jalur Lebak Bulus -- Bunderan HI sudah selesai. DIperkirakan akan beroperasi dalam beberapa bulan kemudian. Dan sekarang, tanpa dinyana, Jakarta pun akan memiliki LRT -- Light Rapid Transit.

"Kota dengan jumlah penduduk di atas satu juta, harusnya punya angkutan massal', begitu kata Pak Zulfikri, Dirjen Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan pada acara FGD 'Pembangunan LRT Jabodebek & Sumsel untuk siapa?', yang diselenggarakan oleh Warta Kota dan Kementrian Perhubungan tanggal 13 Februari 2019 di Gedung Kompas Gramedia, Palmerah Barat.

Pembangunan stasiun LRT | Foto: lrtjabodebek.com
Pembangunan stasiun LRT | Foto: lrtjabodebek.com
"Memang terlambat. Tapi kita sudah memulai", demikian ujarnya.

Betul sekali. Tidak perlu mengingat kenapa begitu terlambat. Kita sambut saja, bahwa transportasi masal sudah datang. MRT t'lah tiba. LRT t'lah tiba. Hore. Hore. Hore. Jadi, seperti Tasya di lagu "Libur t'lah tiba".

 "Arini, masih ada kereta yang akan lewat".

"Tujuan pengadaan LRT untuk meningkatkan kualitas hidup'.

Demikian Pak Pundjung Setya Brata, Direktur Operasional II, PT Adhi Karya yang juga hadir dalam acara itu. Tentu saja. Dengan perencanaan yang matang, termasuk koneksi antar moda transportasi lain, busway dan commuter line, LRT juga menusuk ke pusat bisnis. Bahkan jarak CIbubur -- Dukuh Atas bisa ditempuh hanya dalam waktu 35 menit saja. 

Mempersingkat waktu adalah unsur utama dalam meningkatkan kualitas hidup, bukan. Terutama bagi warga Jakarta yang "dipaksa" tinggal di luar Jakarta -- Jakarta coret ataupun kota satelit -- karena harga rumah dan tempat tinggal yang tidak terjangkau dan yang terbiasa pergi pagi pulang pagi (penghasilan pas-pasan :) ).

Untuk mempersingkat waktu itu, maka frekuensi kedatangan kereta pun menjadi hal utama. Sebagai anak kereta, saya sangat merasakan betul pentingnya waktu menunggu antar kereta -- disebut juga headway. Ketika Commuter Line tujuan Serpong -- Tanah Abang menutup pintu untuk berangkat persis ketika saya melewati gate masuk, saya tidak perlu mengelus dada. 

Seperti petuah untuk yang putus cinta: "Lepaskanlah, maka semoga yang lebih baik akan datang. Lepaskanlah, maka semoga suasana hati akan lebih ringan". Tenang. Karena, kereta selanjutnya akan datang. Persis lah jika dihubungkan dengan judul filem jadul dibintangi mantan Gubernur Banten, Rano Karno: "Arini, masih ada kereta yang akan lewat".

Acara FGD LRT Jabodebek | Foto: Rifki Feriandi
Acara FGD LRT Jabodebek | Foto: Rifki Feriandi
Dan menunggu kereta itu adalah seperti menunggu jodoh yang tak kunjung datang. Memang, meski "aku tidak pernah keberatan menunggu siapa pun berapa lama pun selama aku mencintainya", tetapi ya menunggu itu mendebarkan bin mengesalkan. Apalagi ketika berpengalaman dua jam setengah pergi dari rumah sebelum acara tetapi tetap terlambat karena 30 menit menunggu kereta Commuter Line di Stasiun Manggarai ke arah Jatinegara. Sengsara. Di 17 Februari 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun