Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Serene Williams Salah, Analisis Wasit Profesional terhadap Final US Open

12 September 2018   15:43 Diperbarui: 12 September 2018   16:31 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Stadiun | Foto: screenshot usopen.org

Final tunggal putri Amerika Terbuka menyisakan berbagai cerita. Tentang bagaimana seorang pemudi Jepang - Naomi Osaka - bisa perkasa mengalahkan petenis hebat tuan rumah dengan dua set langsung. Juga tentang bagaimana upacara penyerahan piala yang berjalan canggung, dengan baik Osaka maupun Serena berurai air mata. Dan cerita yang terheboh adalah mengenai tindak tanduk Serena Williams sehingga "dihukum" denda dan pengurangan point dan game oleh wasit Carlos Ramos.

Naomi Osaka - juara US Open 2018, menyembunyikan tangisan saat penyerahan tropi | Foto: bbc.com
Naomi Osaka - juara US Open 2018, menyembunyikan tangisan saat penyerahan tropi | Foto: bbc.com
Dari berbagai analisa di statisun teve olahraga ataupun talkshow dengan berbagai nara sumber di televisi-televisi Amerika, saya malah tertarik dengan sebuah artikel yang muncul dari akun twitter Richard Ings @ringsau. "Serena William justru yang berhutang maaf kepada (wasit) Carlos Ramos". Begitu garis besarnya.

Analisa dari Richard Ings - Wasit Profesional | twitter
Analisa dari Richard Ings - Wasit Profesional | twitter
Membaca tulisan RIchard Ings di laman The Sydney Morning Herald (link di sini), saya bisa lebih jelas mengetahui apa yang terjadi dari kacamata wasit. Sebagai informasi, RIchard Ings adalah wasit profesional (professional chair umpire) dari tahun 1986 - 1993.

Berikut tiga hukuman yang diterima Serena Williams dari analisa Richard

Warning pertama

"Kartu kuning" pertama diberikan wasit Carlos kepada Serena disebabkan karena pelatih Serena, Patrick Mouratoglo memberikan kode-kode petunjuk kepada Serena. "Made clear and repeated coaching gestures to his player on the court". Sebagai penonton, saya tidak menyangka jika di ajang Grand Slam Tennis ternyata pelatih tidak boleh memberikan petunjuk kepada pemainnya, bahkan lewat getur tubuh.

"Untuk wasit profesional, mengawasi pelatih saat pertandingan itu adalah standard practice", demikian kata Richard. Semua pelatih sudah mengetahui bahwa gestur tangan pun adalah pelanggaran terhadap Code of Conduct.

Penalti pemberian poin kepada lawan

Point penalty diberikan wasit karena Serena membanting raket di lapangan. Hukuman ini - memberikan point kepada lawan - termasuk hukuman biasa yang sudah jamak diketahui karena kasusnya sering terjadi. Dalam bahasa Richard, membanting raket di lapangan itu adalah "mandatory code violation" yang sudah diketahui semua pemain.

Raket yang menjadi korban | Foto: screenshot dari usopen.org
Raket yang menjadi korban | Foto: screenshot dari usopen.org
Yang menjadi menarik adalah bahwa alasan kenapa hukuman itu dijatuhkan. Selain karena memberikan citra jelek terhadap olahraga yang sportif, membanting raket juga berbahaya bagi mereka yang berada di dan pinggir lapangan, seperti pemain, wasit dan petugas garis, ball boy atau bahkan penonton di kursi terdepan. Berbahaya karena bisa terkena serpihan tajam dari raket yang dibanting.

Penalti pemberian gim kepada lawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun