Â
Nobar - Nonton Bareng. Biasanya sih bareng teman sekantor atau teman-teman seaktivitas. Apa rasanya jika nobar bareng anak-anak usia SMP? Seru dan heboh. Apalagi jika film yang ditontonnya seru dan keren. Dan....ditambah bertemu dengan public figure. Komplit deh.
Itu yang saya rasakan ketika menghadiri undangan nobar film animasi 'Battle of Surabaya,' di The Brezze XXI, BSD City Tangerang Selatan, akhir pekan lalu (11/8'18). Seru. Usia remaja dari ratusan siswa SMP Negeri 7 Serpong, Stella Maris dan MTsN Pegadegan membuat rame dan ceria.
Padahal, sebenarnya film yang diputar sudah jelas-jelas film sejarah perjuangan bangsa. Lebih tepatnya peristiwa pertempuran di Surabaya. Tema yang sangat dekat dengan bulan proklamasi, bulan perjuangan. Agustus.
Dugaan awal, film ini akan membosankan. Tahulah, film perjuangan bangsa umumnya terlalu kental dengan pesan moralnya. Tapi ternyata, film yang diputar ini berupa animasi. Yap, animasi yang sangat menarik, ditingkahi berbagai kelucuan yang mengundang tawa dan membuat penonton rileks.
Musa dipercaya karena sebagai seorang remaja, dia tidak terlalu dicurigai sebagai pejuang dibanding pejuang dewasa. Banyak halangan, rintangan yang Musa hadapi, tetapi Musa menjalaninya dengan semangat. Ya, karena ada Yuma, gadis seumurannya yang memiliki kisah yang tidak kalah menarik.
Film animasi yang diproduksi MSV Picture dan disutradarai oleh Aryanto Yuniawan ini memberi banyak kejuatan bagi saya.
Kejutan pertama tentang kualitas animasinya. Sangat halus, rapi. Film animasi yang tidak hanya 2D datar, tetapi terasa seperti film 3D. Betul-betul film animasi yang dipersiapkan matang. Butuh tiga tahun pengerjaan produksinya. Namun hasilnya sangat bagus, sehingga wajar berbagai penghargaan dunia pun diraih film ini.
Kejutan selanjutnya adalah dari faktor gambar animasi. Dalam beberapa adegan, saya merasakan nuansa seperti animasi komik Tintin.
Dalam adegan-adegan lain, saya juga merasakan adanya guratan komik manga. Utamanya dari penggambaran wajah tokoh, dengan mata bulat lebar dan hidung serta dagu lancip. Khas komik Jepang. Ternyata, hal ini telah melewati berbagai pertimbangan, utamanya untuk keterimaan film ini di luar negeri.