Beberapa hari menjelang akhir Ramadan, si bungsu terlihat semringah. Wajahnya selalu tersenyum. Si Ayah sudah menebak. Ada beberapa kemungkinan. Pertama, dia akan mendapatkan angpou lumayan banyak. Kedua, dia akan mendapatkan hadiah dari si Ayah karena puasa penuh satu bulan tanpa boleh. Ketiga, bisa jadi dia bahagia justru karena dia sudah bisa puasa penuh, tanpa memikirkan dapat hadiah uang dari si Ayah.
Eh, ternyata kembali dugaan si Ayah salah. Kesalahan yang makin menegaskan kalau "sotoy" is Ayah middle name.
Alasan si Ade senyum terus adalah karena dia bahagia akan "bertemu Enin sama Aki". Sesederhana itu.
Kakek dan Nenek sebagai pembuat bahagia
Iya, momen Lebaran itu paling membahagian buat si Ade karena dia bisa berkumpul bersama keluarga besar. Dilahirkan dari keluarga kecil: ayah, satu ibu dan dua putri, itu ternyata kadang membuat anak kesepian. "Pengen ketemu Enin sama Aki" adalah alasan yang paling sering jika menjelang Lebaran. Iya, kakek dan neneknya dari si Ibu itu berada di kota yang berbeda dengan tempat si Ade tinggal. Sementara kakek dan neneknya dari si Ayah sudah meninggal saat si Kakak dalam kandungan.
Kebahagiaan bertemu Enin dan Aki itu tidak bohong dan mengada-ada. Empat hari sebelum Lebaran kali ini, kita sudah mudik. Ya, deket lah: Jakarta-Bandung. Tapi meski dekat - dan sebenarnya frekuensi bertemu kakek nenek pun tidak sedikit-sedikit amat, si Ade tetap excited. Buktinya, sejak tiba di PMI - Pondok Mertua Indah - itu, si Ade tidak mau ke mana-mana. Diajak si Ibu bukber gak mau, diajak ngemall sama si Ayah gak mau, sementara kakak punya acara sendiri. Alasanya, pengen main sama Enin Aki saja.
Ya, biasa saja. Mengobrol. Bercerita apa saja yang ada di kepalanya: mulai dari suasana sekolah, geng Chubby di kelasnya, duo kelompok rusuh atau keseruan anak-anak perempuan menggoda Faris, cowok kecengan banyak anak perempuan. Atau bermain apa saja yang sederhana. Permainan bisa dari ajakan si Enin dengan permainan jadul, bisa juga si Ade yang menginisiasi. Atau bahkan sesederhana si Ade yang melakukan gerakan imitasinya RIa Ricis itu. Keberadaan Ade sama Enin-Aki itu terlihat membahagian semua, karena si Ayah sering mendengar mereka tertawa-tawa, cekikikan.
Uwak dan sepupu sama-sama narsis
Nah, saat malaman takbiran, biasanya keluarga dekat lainnya pun sudah datang, berkumpul di rumah si Enin. Baik itu mereka yang nantinya akan juga menginap di rumah Enin-Aki, atau hanya untuk datang bersilaturahim, malam Lebaran itu kita berkumpul. Santai. Tanpa tujuan resmi-resmian seperti buka bersama. Seadanya saja. Duduk di lantai, tiduran di kursi atau tidur beneran di karpet. Mau makan ketupat buat besok, mie rebus yang lewat atau memburu bakso cuankie. Bebas. Dan yang terseru adalah ketika si Ade berinteraksi dengan Uwak-uwaknya. Si Ade tidak punya Bibi atau Paman, si Ibu adalah anak bungsu.