Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Vampir dan Tiang Listrik

17 November 2017   14:35 Diperbarui: 17 November 2017   14:41 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiga vampir sedang berlomba. Siapa paling cepat menerkam mangsa, dia juara. 

Vampir satu terbang. Dua menit kembali dengan mulut masih segar dengan darah di taringnya. 'Lumayan, ada kerbau gede gede lewat. Ta' hisap saja lehernya'

Vampir kedua panas hatinya. Dia terbang. Cepat. Satu menit kemudian sudah datang. 'Ada yang indehoy di deket kali. Lumayan gendut. Darahnya banyak. Lezat tahu'. 

Vampir ketiga kepalanya terkulai. Ketiduran. 

'Ooy. Bangun!!' Kata dua vampir berbarengan.

Vampir ketiga lalu bangun dan tersadar akan lomba memangsa. Belesat. Secepat kilat dia terbang. Belum sampe sepuluh detik, dia sudah balik dengan darah di mulutnya. 

Kedua vampir bersorak. 

'Gile lo. Keren bingit. Cepat kali pun', kata Vampir satu. 'Lo, nyedot darah apa, kok bisa cepat gitu', kata vampir dua. 

Dengan senyum yang entahlah senyum malu atau senyum tak tahu diri, dengan darah masih mengucur dari mulutnya, vampir tiga menjawab. 

'Hehhehe....tadi....hehehe....gua ...hehehe...nabrak tiang listrik....' kata dia masih dengan ekspresi wajah ngantuk. Dari bibirnya lukanya masih mengucur. Kepalanya benjol segede bapao. 

Vampir satu dan dua tertawa terbahak-bahak sambil bergulingan. 

'Lo 'lulungu'. Kurang konsentrasi'. Kata vampir satu. 

'Ada aq#a?'Ledek vampir dua.

Sambil menguap, vampir tiga menjawab. "Lupa tuh". Entahlah apakah dia itu gegar otak atau amnesia.

#savetianglistrik

diadaptasi dari pertunjukan wayang golek dari youtube

lulungu [Sunda]: kondisi belum sadar benar setelah bangun di tengah malam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun