Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Galian Menganga di Pamulang Lebih dari Sebulan. Bukti Kelalaian?

13 September 2011   12:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:00 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Galian-timbunan di jalan raya sepertinya sudah menjadi pemandangan sehari-hari warga Jakarta dan sekitarnya. Terkadang aktivitas pembangunan itu membuat jengkel masyarakat, karena ada kalanya sebuah jalan yang baru saja diperbaiki, di hot mix, besoknya sudah dijumpai lubang menganga. Istilahnya hari ini galian kabel telepon, besoknya galian pipa air, lusanya galian kabel optic. Lalu, pekerjaan selesai, lubang ditimbun lagi dengan begitu saja, tanpa pemadatan yang memadai.

Itu pula yang bisa dilihat di kawasan Pamulang, tepatnya di jalan Siliwangi. Sudah lebih dari dua bulan lubang galian menganga di kiri dan kanan jalan. Mungkin bahkan di beberapa segmen lubang itu sudah ada sejak tiga bulan lalu. Tidak ada penjelasan untuk apa lubang itu, namun sepertinya galian itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas sisi jalan sehingga, karena memang terjadinya di daerah sisi jalan. Di ruas yanglain, jelas terlihat jika galian dilakukan untuk membuat saluran gorong-gorong.

Yang menjadi pertanyaan masyarakat Pamulang adalah kenapa galian-galian itu dibiarkan terbuka begitu saja selama lebih dari dua bulan, tanpa ada tindakan lanjutannya. Padahal pembiaran galian seperti itu menimbulkan beberapa pertanyaan:

  • Membahayakan pengguna jalan, mobil atau motor. Hampir dua bulan lalu di facebook muncul berita terperosoknya kendaran ke dalam lubang itu. Untungnya tidak ada korban jiwa, meskipun terjadinya cedera.
  • Sama sekali tidak adanya penanda bahwa di sana ada galian. Tali pembatas memang ada dan dipasang pada awal-awal pekerjaan, namun dengan berjalannya waktu, tali-tali yang mudah putus itu hilang entah kemana.
  • Tidak ada lampu penerangan yang cukup pada malam hari, sehingga kemungkinan terperosoknya kendaraan akan lebih besar pada malam hari.
  • Galian dilakukan pada saat yang bersamaan di bagian kiri dan kanan jalan. Bisa ditebak jika jalan Siliwangi yang pada kondisi biasa saja sudah macet, menjadi bertambah parah macetnya.
  • Pembiaran galian ini juga dilakukan pada beberapa area sehingga mengganggu akses masuk kendaraan ke beberapa toko. Bisa ditaksir jika kondisi ini akan mengganggu operasional toko, serta mengurangi aliran rejeki ke toko-toko tersebut. Belum lagi jika bongkar muat yang sebelumnya dilakukan di pelataran toko, sekarang dilakukan di badan jalan.
  • Beberapa galian jalan sudah tergenangi air kotor buangan. Air kotor itu mengumpul dan tidak mengalir. Dan sarang nyamuk pun bermunculan. Langsung atau tidak langsung, hal ini akan berpengaruh kepada kesehatan masyarakat.
  • Dengan pembiaran ini, benak masyarakat digiring kepada pertanyaan kritis. Siapa sih kontraktornya? Ke mana duit pelaksanaannya? Mungkin pekerjaan itu hanya untuk menghabiskan anggaran? Kok tidak professional, ya? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang mengemuka.

Yang terhormat Walikota Tangerang Selatan, Ibu Airin. Kapankah galian-galian itu akan ditutup? Haruskah kita menunggu korban jiwa akibat terperosok lubang galian-galian itu? Dan jika korban jiwa itu jatuh, siapkah mereka yang terlibat untuk bertanggung jawab karena “kelalaian nyata”? Ataukah mereka-mereka akan berlindung di balik “Saya akui lalai, mohon dimengerti dan dimaafkan”.

Tolong Bu untuk bertindak tegas terhadap ketidakprofesional yang membahayakan jiwa ini. Masyarakat Tangerang Selatan akan selalu berada di belakang Ibu, karena Ibu kan dipilih langsung. Apalagi Bu, malu kan karena galian-galian yang dalamnya bisa setinggi lutut orang dewasa itu berada tidak jauh dari kantor Walikota Tangerang Selatan, tempat Ibu bekerja di Pamulang.

Mudah-mudahan postingan artikel ini bisa mempercepat selesainya pekerjaan terbengkalai itu. Jika tidak ada pengaruh, maka masyarakat akan kebingungan, langkah apa lagi yang harus dilakukan.

Pamulang, 13 September 2011

Di Depan Carefour, memakan sekitar 50-60% lebar gerbang

Di depan pintu masuk Pamulang Square arah Ciputat - sebetis dewasa

Galian di dua sisi, memakan badan jalan

Pintu masuk pamulang Square arah Pamulang. Titik kemacetan parah

Di sebelah Carefour. Jembatan swadaya seadanya.

Di penyempitan jalan, tambah sempit. Kedalaman galian bisa sampai sedengkul dewasa

Tanda-tanda kendaraan 'terpelest"

Penyelesaian jalan tidak sempurna, menjadi alasan perlambatan kendaraan

Di sebelah Universitas Pamulang. Lihat genangan air di galian.

Penyelesaian seadanya

Galian sepanjang supermarket. Bongkar muat terpaksa di badan jalan. [caption id="attachment_134764" align="aligncenter" width="300" caption="Denah lokasi galian vs lokasi Kantor Walikota"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun