Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

TWC 4 - Saat Guru Menggapai "Keabadian"

29 Desember 2014   02:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:17 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Teacher Writing Camp ke-4 yang digelar di Wisma  UNJ Rawamangun  hari ini berakhir. Acara yang dikomandani oleh seorang motivator kreatif, educator, blogger, penulis buku, trainer pendidikan  sekaligus Kepala Sekolah muda usia,  Kang Namin AB Ibnu Solihin ini berlangsung selama  tiga hari dimulai sejak hari Jumat, 26 Desember 2014. Tiga hari yang padat dengan materi-materi yang berisi dari para pembicara yang keren-keren. Penulis mendapat kesempatan berharga untuk menghadirinya pada saat sesi terakhir penutupan, atas undangan founder TCW Omjay Wijaya Kusumah, tidak dalam kapasitas sebagai pembicara, melainkan hanya memberi sedikit testum - testimoni tujuh menit J sebagai seseorang yang prestasi terbesarny adalah berhasil menulis untuk pertama kalinya di usia yang tidak terlalu  muda lagi,  dengan bonus sebuah buku berjudul Cara Narsis Bisa Nulis.

Dalam kesempatan itu penulis melihat begitu antusiasnya para peserta sebanyak lebih dari 25 orang dalam mengikuti sesi, dengan berbagai kesan-kesannya selama tiga hari pelatihan. Penulis menemukan sebuah gairah dan semangat yang membara dari para peserta yang kesemuanya berprofesi pendidik atau guru, dengan pendidikan minimal sarjana, dalam menjalani sebuah aktivitas di luar sekolah yang menambah pengetahuan, pengalaman dan keahliannya. Bagaimana tidak, mereka bahkan rela berpisah dengan keluarganya selama tiga hari pada saat-saat liburan sekolah,  hanya untuk duduk mengikuti presentasi dan ikut berinteraksi dengan pembicara-pembicara yang memberikan motivasi serta melakukan praktik menulis. Bukankah itu membutuhkan suatu tekad yang kuat dalam  dirinya untuk berkembang dan berubah? Dan penulis meyakini, dibalik tekad-tekad kuat seperti itu, terdapat tujuan mulia bahwa TCW hanyalah sebuah batu loncatan bagi mereka  peserta untuk membuat sebuah program memberdayakan dan memperkuat kompetensi rekan-rekan guru di daerahnya.

Dalam   sesi akhir tanya jawab dengan Kang Namin dan Omjay, salah seorang peserta yang juga memegang amanah sebagai pengurus PGRI Kecamatan, mengutarakan curhatannya tentang organisasi PGRI yang lebih berfokus kepada kehidupan organisasi, dan kurang memberi perhatian kepada perkembangan seorang guru baik dari sisi profesi maupun kompetensi guru lainnya. Hal ini seirama dengan uraian Omjay yang menyesalkan sebuah organisasi guru tidak pernah dipimpin oleh seorang guru. Beruntung,  guru-guru kita, dicerminkan oleh mereka para peserta, memiliki tanggung jawab moral untuk berkembang dan mengembangkan kemampuan diri dan menularkan apa yang diserap selama tiga hari ini kepada orang lain dan bahkan mungkin mulai memfasilitasi aktifnya PGRI di tingkat kecamatan dalam memberikan wahana aktivitas seperti TWC seperti ini.

Angkat topi bagi penyelenggara Teacher Writing Camp ke empat ini.  Angkat topi kepada para  guru  yang mengadiri TWC yang inspiratif dan keren. Dan  pesan kuat  dari TWC adalah para guru sangat mendambakan sebuah aktivitas di luar sekolah yang memperkuat kompetnesi dan kemampuannya dalam mendukung tugasnya sebagai seorang pendidik.  Para guru juga membutuhkan sebuah "wahana" - semisal asosiasi atau perhimpunan - yang benar-benar adalah  sebuah tempat atau organisasi dari guru,  oleh guru dan untuk guru - lepas dari kepentingan perorangan, golongan, aliansi politik dan kawan-kawannya, sehingga segala inisitatif brilian dari para guru muncul keluar dan difasilitasi. Ujung dari semua ini adalah kemampuan guru-guru yang hebat itu muncul dan diakui ...... dan didokumentasikan dalam sebuah tulisan atau buku.

Karena......

A teacher affects eternity; he/she can never tell where his influence stops. (Henry Adams)

Blogger itu telah mati, tapi tulisannya abadi. (Wijaya "Omjay" Kusumah, S.Pd, M.Pd)

Mudah-mudahan ke depannya acara seperti Teacher Writing Camp ini bisa lebih berkembang dengan dukungan sponsor  yang kuat sehingga lebih banyak TWC-TWC yang diadakan di kota-kota lain.

Keep narsis para guru yang keren-keren, keep nulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun