Mohon tunggu...
AM Panjaitan
AM Panjaitan Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Relawan perang melawan Mas Joko Klemer dan Batara Kalla

Selanjutnya

Tutup

Politik

Alasan Jokowi-JK Takut Pilpres Diulang

24 Juli 2014   17:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:22 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bawaslu DKI Jakarta pernah mengeluarkan rekomendasi supaya KPU mengadakan pemilihan ulang di 5.841 TPS Jakarta karena terindikasi kecurangan, namun KPU hanya mengulang di 13 TPS dan hasilnya suara Jokowi-JK turun 2.400 suara yang berarti pada pemilihan awal di setiap TPS kurang lebih ada penggelembungan 200 suara untuk Jokowi-JK. Bayangkan berapa juta suara yang digelembungkan Jokowi-JK di 5.828 TPS tersisa? 1.165.600 suara dan ini baru di DKI Jakarta!

Oleh karena itu dapat dimengerti ketakutan Jokowi-JK bila permintaan Prabowo-Hatta untuk mengulang pilpres di 52.000 TPS di seluruh Indonesia dikabulkan KPU atau Mahkamah Konstitusi sementara semua trik licik mereka sudah ketahuan sehingga sulit diulangi kembali. Dengan asumsi Jokowi-JK melakukan mark up atau penggelembungan hingga 200 suara per TPS sesuai rata-rata penurunan suara di Jakarta, maka suara Jokowi-JK akan turun sebesar 10.400.000 setelah pencoblosan ulang sementara margin suara Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK berbeda sekitar 8.500.000 maka sudah dipastikan bahwa pasangan pemenang pilpres setelah pencoblosan ulang adalah Prabowo-Hatta.

Yang lebih penting lagi, penurunan suara Jokowi-JK sebesar 10.400.000 bila pilpres diulangi pada 52.000 TPS bermasalah sangat konsisten dengan mark-up DPT oleh KPU sebanyak 11.879.744 suara dan semua suara ilegal ini masuk ke kubu Jokowi-JK dan disahkan oleh KPU yang ketuanya adalah suami dari adik ipar JK dan tertangkap basah bertemu timses Jokowi-JK di sebuah hotel (http://m.kompasiana.com/post/read/676171/1/menuju-pertempuran-akhir-prabowo-vs-csis-feat-jokowi.html).

Demi menjaga kedaulatan rakyat maka tidak ada alasan untuk tidak mengulang pilpres terutama di 52.000 TPS bermasalah. Pencoblosan memang mahal tapi siapa bilang suara rakyat itu murah? Bila mau pilpres murah maka lebih baik kita kembalikan mekanisme pemilihan presiden ke MPR-RI saja, sedangkan pemilu adalah untuk memilih anggota MPR/DPR.

Berdasarkan semua perhitungan di atas maka kita bisa mengatakan bahwa pernyataan Umar Abduh selama 18 menit di Youtube bahwa menurut data yang dia pegang seharusnya Prabowo-Hatta adalah pemenang pilpres dengan raihan suara 54% adalah benar (lihat http://www.youtube.com/watch?v=x8WoJBklpVE). Tidak heran bila Jokowi-JK takut bila pilpres diulang sebab sudah jelas bahwa mereka pasti kalah bila pilpres berjalan tanpa kecurangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun