Mohon tunggu...
Rifka Oktafia
Rifka Oktafia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hallo! nama saya Rifka Oktafia, bisa dipanggil Rifka atau kika. saya seorang mahasiswa di Uninersitas Palangka Raya, program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis angkatan 2023. saya mempunyai banyak hobi salah satunya adalah membaca novel, saya sangat menyukai hal-hal yang berkaitan dengan cerita fiksi. ada banyak hal-hal favorit saya contohnya mendengarkan musik, mendokumentasikan senja, menonton pertandingan voli dan masih banyak lagi. saya sangat menyukai makanan yang sifatnya pedas dan manis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Respon Kondisi Ekonomi, Bank Indonesia Turunkan Suku Bunga

4 Oktober 2024   12:54 Diperbarui: 4 Oktober 2024   12:56 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu dampak langsung dari penurunan suku bunga adalah pengaruhnya terhadap sektor perbankan. Dengan suku bunga yang lebih rendah, bank-bank harus menyesuaikan suku bunga kredit dan tabungan mereka. Meskipun ini bisa berdampak negatif pada margin keuntungan bank, di sisi lain, peningkatan volume pinjaman dapat mengimbangi dampak tersebut. Bank yang mampu beradaptasi dengan cepat akan dapat memanfaatkan peningkatan permintaan kredit.

  • Terhadap Investasi

Penurunan suku bunga umumnya mendorong peningkatan investasi. Namun apabila suku merosot lebih rendah maka dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah. Dengan suku bunga yang lebih rendah, investasi asing mungkin akan berkurang karena imbal hasil yang lebih rendah. Dengan biaya pinjaman yang lebih rendah, perusahaan akan lebih terdorong untuk melakukan ekspansi dan investasi dalam proyek-proyek baru. Ini dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

  • Terhadap Konsumsi

Suku bunga yang lebih rendah dapat meningkatkan daya beli masyarakat, karena cicilan pinjaman menjadi lebih ringan. Hal ini dapat mendorong konsumen untuk lebih aktif dalam berbelanja, yang pada gilirannya akan meningkatkan permintaan domestik. Jika masyarakat merasa lebih yakin dengan kondisi ekonomi, mereka cenderung lebih berani untuk mengeluarkan uang.

Meskipun penurunan suku bunga diharapkan dapat memberikan dorongan bagi ekonomi, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah risiko inflasi di masa depan. Meskipun inflasi saat ini rendah, peningkatan permintaan akibat suku bunga yang lebih rendah dapat menyebabkan tekanan inflasi di masa mendatang. Oleh sebab itu, BI wajib terus memantau perkembangan inflasi dan sigap mengambil tindakan apabila diperlukan.

Selain itu, ketidakpastian ekonomi global masih menjadi tantangan. Perkembangan ekonomi di berbagai negara mitra dagang utama Indonesia, contohnya Amerika Serikat dan Tiongkok, akan mempengaruhi perekonomian domestik. Oleh karena itu, BI juga perlu memantau perkembangan global dan siap beradaptasi sengan perubahan yang terjadi.

Selain menurunkan suku bunga, Bank Indonesia juga mengimplementasikan berbagai langkah lain untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Salah satu langkah penting adalah memperkuat bauran kebijakan moneter. BI selalu memonitor perkembangan ekonomi dan sigap mengambil Langkah-lankah tambahan jika diperlukan untuk menjaga stabilitas dan keuangan.

BI juga bekerja sama dengan pemerintah dalam berbagai program stimulus ekonomi. Koordinasi antara BI dan pemerintah sangat penting untuk memastikan bahwa kebijakan moneter dan fiskal berjalan seiring dan saling mendukung. Program-program seperti bantuan sosial, insentif pajak, dan dukungan untuk sektor-sektor yang terdampak pandemi menjadi bagian dari upaya Bersama untuk mendorong pemulihan ekonomi.

Penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia merupakan langkah strategis untuk merespons kondisi ekonomi yang menantang. Dengan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kredit dan investasi, diharapkan dapat menciptakan stabilitas ekonomi jangka panjang. Namun, tantangan dan risiko seperti inflasi dan ketidakpastian global perlu diperhatikan secara serius. Sinergi antara kebijakan fiscal dan moneter sangat penting untuk memastikan keberhasilan langkah ini. Dalam konteks yang lebih luas, kebijakan ini mencerminkan komitmen BI untuk menjaga kesehatan perekonomian Indonesia di tengah berbagai tantangan yang ada.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang dinamika ekonomi dan respons yang cepat terhadap perubahan, diharapkan Indonesia dapat mencapai target perekonomian yang inklusif dan menuju pertumbuhan yang berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun