Bagiku, liburan masih seperti cerita anak-anak jaman dahulu, yaitu, berkunjung kerumah kakek dan nenek.
“Jadul”… (maksudnya, Kuno)?.
Mungkin. Tapi toh aku sangat menyukainya.
Kakek dan nenek sangat sayang padaku. Akan tetapi karena kesibukanku bersekolah, belum lagi kesibukan mama dan papa setiap harinya, membuat kami kesulitan untuk bisa datang bersama-sama dan menghabiskan waktu menginap dirumah kakek dan nenek.
Cuma saja, jika semasa aku masih kecil, waktu aku habiskan dengan bercanda dalam gendongan kakek dan nenek.
Tetapi sekarang, setelah aku beranjak remaja, aku inginnya agar kebersamaan aku dengan kakek dan nenek tidak lagi hanya dirumah saja. Aku ingin sekali menghabiskan waktu bermain dengan kakek dan nenek diluar rumah.
Masalah terbesarnya, kakek dan nenek sudah lanjut usia, sehingga tidak kuat lagi jika harus menempuh perjalanan jauh. Dan kakek dan nenek juga tidak senang kalau diajak pergi ke Mall. “Bising dan ramai sekali di Mall”, ucap kakek.
Untuk mensiasati hal tersebut, aku mencoba mencari-cari informasi tentang tempat liburan yang letaknya tidak jauh dari kediaman kakek dan nenek, tetapi juga harus tempat yang tenang dan asri, karena kakek dan nenek sangat suka lingkungan seperti itu.
Dari tanya sana sini, browsing internet, sampai membaca media wisata, akhirnya aku menemukan tempat yang sepertinya cocok bagi kami semua, yaitu Ocean Ecopark Ancol.
Rumah kakek dan nenek yang terletak di Kemayoran, Jakarta Pusat, hanya memakan waktu sekitar 30 menit menuju Ancol Taman Impian. Karenanya aku yakin kakek dan nenek tidak akan kelelahan jika aku ajak berkunjung ke Ocean Ecopark.
Apalagi ternyata kakek dan nenek sudah beberapa kali mengunjungi Ancol. Dan mereka senang dengan suasana pantainya.
“Wah…cocok nih”, ucapku dalam hati. Dan yang terpenting, mama dan papa juga menyetujui ide-ku ini.
Hingga pada libur lebaran kemarin, aku, papa dan mama berkunjung ke rumah kakek dan nenek, sekaligus berniat menginap beberapa malam disana sekaligus berlebaran.
Beberapa hari kemudian, setelah tamu lebaran sudah banyak berkurang, aku yang mulai bosan hanya diam dirumah saja, mengajak papa dan mama beserta kakek dan nenek untuk pergi ke Ancol.
Dan kami sepakat untuk ke Ocean Ecopark besok hari sepagi mungkin.
“Makanan sudah. Minuman sudah. Baju ganti sudah. Ya…semua siap”, kataku pada mama yang sedang membukakan pintu mobil untuk kakek dan nenek.
“Berangkaaat….”, kataku dengan gembira, saat papa mulai menjalankan mobil menuju Ancol Taman Impian.
Kakek dan nenek hanya tertawa melihat aku yang sedemikian bersemangatnya.
Sesampainya di Ancol, kami di pandu oleh penunjuk jalan yang sangat membantu kami dalam menuju wahana Ocean Ecopark.
Tak henti-hentinya kakek bercerita tentang Ancol Taman Impian. Maklumlah, sejak muda dulu, kakek memang sering berkunjung ke Ancol Taman Impian.
Kami lalu memasuki halaman parkir Ocean Ecopark yang luas, bersih, dan memiliki petugas keamanan yang cukup banyak, sehingga kami benar-benar merasa yakin bahwa kendaraan kami akan aman selama kami menikmati wahana Ocean Ecopark Ancol Taman Impian.
Begitu sampai di gerbang Ocean Ecopark, pandanganku langsung tertumbuk pada banyaknya sepeda bermerek terkenal yang masih sangat bagus dan baru. Sepeda tersebut banyak tersedia, serta bisa disewa oleh pengunjung Ocean Ecopark.
“Aku boleh ya pah, main sepeda?”, pintaku pada papa.
Papa langsung mengangguk. Dan mama juga berkata, “ya…, nanti kamu bersepeda dengan papa saja ya. Mama mau menemani kakek dan nenek yang mau melihat-lihat di dalam Ocean Ecopark”.
[caption id="attachment_142211" align="aligncenter" width="448" caption="Jalur sepeda Ocean Ecopark:www.ancol.com "][/caption]
Lalu aku melihat kakek dan nenek langsung masuk ke Ocean Ecopark, dan menuju kolam ikan yang berada tidak jauh dari pintu masuk Ocean Ecopark.
“Wah…, bagus nih. Ada kolam dan banyak ikannya pula”, kata nenek dengan gembira.
“Tolong ya sayang, kamu ke bagian resepsionis tadi, belikan makanan ikan dua bungkus, satu buat nenek dan satu lagi buat kakek. Biar saja mereka menunggu kamu bersepeda sambil memberikan makan ikan”, kata mama sambil memberikan selembar uang kertas.
Aku langsung berlari-lari kecil menuju bagian resepsionis yang ternyata juga menjual makanan ikan, dan membeli dua bungkus makanan ikan.
Tidak lama kemudian, kakek dan nenek serta mama tampak asyik memberikan makanan ikan sambil memandang pemandangan disekitar danau buatan tersebut.
“Hey…, ada banyak burung pelikan diseberang sana”, ujar kakek sambil menunjuk keseberang kolam.
Aku dan papa hanya tersenyum. Lalu kami segera meluncur dengan mengendarai sepeda masing-masing.
Sesaat kemudian, kami terbuai dengan jalur sepeda yang ada di Ocean Ecopark.
Ternyata jalur sepeda di Ocean Ecopark, adalah sangat menyenangkan dan menantang. Walaupun demikian, tetap memperhatikan faktor keamanan. Ocean Ecopark menjaga agar tidak terjadi benturan antara pejalan kaki dengan pesepeda, dengan jalan memisahan antara jalur sepeda dengan jalur pejalan kaki.
Sambil bersepeda, pandangan kami tidak lepas dari keindahan danau buatan yang bisa dinikmati dari tepi jalur sepeda.
Ternyata Ocean Ecopark adalah teramat luas. Maklumlah, dari yang aku tahu, Ocean Ecopark dahulunya merupakan sebuah lapangan golf dengan luas sekitar 30 hektar.
“Udahan yuk main sepedanya, aku mau lihat burung, rusa dan binatang lain pah”, ucapku pada papa.
Papa yang melihat keringat bercucuran dari dahiku, langsung mengiyakan.
“Kamu juga sepertinya sudah lelah ya?”, tanya papa sambil tersenyum.
Aku cuma mengangguk mengiyakan.
Kamipun segera menuju tempat dimana bisa melihat aneka burung, rusa bahkan monyet yang banyak terdapat di Ocean Ecopark.
“Seperti di kebun binatang ya pah”, ucapku sambil terus memandangi rusa-rusa tersebut.
“Tetapi disini lebih sejuk, dan tidak harus berjalan berkeliling terlalu jauh”, ucap papa menimpali.
Puas mengamati hewan-hewan yang ada, aku dan papa kemudian menuju dermaga dimana kami bisa menyewa Ecoboat.
Dari atas perahu Ecoboat tersebut, kami bisa melihat dari kejauhan, dimana terlihat mama, kakek dan nenek yang ternyata masih asyik memandangi ikan mas yang banyak bergerombol di tepi danau.
Usai menaiki Ecoboat, aku dan papa segera kembali menuju ke tepi kolam dimana mama, kakek dan nenek berada.
“Eeh…, cucu nenek sudah datang. Waaah…kok bajunya basah dengan keringat begitu. Darimana saja kamu sayang?”, tanya nenek padaku dengan lembut.
“Panjang deh ceritanya nek. Kami bersepeda, melihat hewan-hewan, dan terakhir naik perahu mengelilingi danau”, jelasku dengan bersemangat.
“Pasti capek sekali ya kamu”, tanya nenek.
“Capek sih, tetapi senang nek”, jawabku sambil terus tersenyum.
“Kakek dimana nek?”, tanyaku sambil menoleh kekiri dan kekanan mencari kakek.
“Itu..”, jawab nenek sambil menunjukkan jarinya kearah kakek yang sedang melihat papan pengumuman.
Aku langsung berlari menuju kearah kakek.
“Sedang apa kek?”, tanyaku.
“Ini sedang membaca tentang Fantastique Multimedia Show. Katanya di malam hari disini ada pertunjukan Multimedia yang memadukan tarian, musik, teknologi laser, air mancur dan lain-lain”, ujar kakek menjelaskan.
“Sayangnya malam hari ya kek. Kakek pasti sudah mengantuk”, kataku pada kakek.
“Iya..ya. Kalau malam mata kakek memang cepat mengantuk. Ada gajah yang nempel kali ya, dimata kakek. Jadinya berat sekali kalau dibuka. Maunya ditutup terus”, kata kakek sambil bercanda.
Aku cuma tersenyum sambil meraih tangan kakek untuk kemudian berjalan bersama menghampiri nenek dan mama serta papa yang tengah duduk di tepi danau.
Tak terasa, hari mulai beranjak siang.
Aku dan papa segera menuju ke ruang bilas untuk kemudian mandi agar tubuh yang lelah dan berkeringat ini bisa menjadi segar kembali.
Ternyata ruang bilasnya nyaman sekali.
Jumlahnya cukup banyak, sehingga aku tidak perlu antri.
Selain itu bersih, dan airnya menyegarkan.
Usai mandi dan segar kembali, kami memutuskan untuk menuju pantai yang letaknya tidak jauh dari Ocean Ecopark, untuk segera mengganjal perut yang mulai terasa lapar.
Tak lama kemudian, ditengah semilir angin pantai, kami dengan lahap menyantap makanan yang sebelumnya telah kami persiapkan dari rumah.
“Apa nanti malam kamu mau kembali lagi ke Ocean Ecopark untuk melihat pertunjukkan Fantastique Multimedia?. Kalau mau, nanti kita pulang dulu, antar kakek dan nenek. Dan malamnya kamu, papa dan mama saja yang kemari lagi”, tanya mama yang rupanya semenjak tadi memperhatikan aku yang sangat tertarik ingin menyaksikan Fantastique Multimedia Show.
“Mauuuuu….”, jawabku bersemangat.
Papa, kakek dan nenek hanya tersenyum melihat tingkahku.
Setelah selesai makan, kami segera kembali pulang kerumah kakek dan nenek.
Seperti biasa, kakek dan nenek segera beristirahat. Sedangkan aku dan papa kemudian asyik menyaksikan acara di televisi, hingga akhirnya aku tertidur di kursi panjang dimana aku biasa menonton televisi sambil tiduran di kursi.
Tak terasa, saat aku terbangun, hari sudah menjelang sore.
Papa dan mama sedang asyik mengobrol dengan kakek dan nenek di teras samping rumah.
Aku langsung menghampiri mereka untuk kemudian bergabung menikmati minuman teh hangat dan pisang goreng yang sebelumnya dimasak oleh nenek dan mama.
“Sehabis ini, kamu segera mandi dan siap-siap ya. Jadi-kan kita ke Fantastique Multimedia Show?”, tanya papa padaku.
“Jadi dong pah”, ucapku sambil meneguk teh hangat yang nikmat.
“Oh ya…, ada kejutan baru. Kakek dan nenek mau ikut. Katanya mau tahu tentang pertunjukkan Fantastique Multimedia Show”, ucap papa melanjutkan.
“Yang benar pah. Nanti kakek dan nenek kecapekan. Kakek nanti mengantuk tidak disana”, tanyaku sambil memandangi kakek dan nenek bergantian.
“Mudah-mudahan tidak. Tadi kakek dan nenek sudah cukup istirahat. Apalagi jarak Ancol dari sini cukup dekat, dan acaranya kan jam 18.30 wib, jadi belum terlalu malam”, jawab kakek meyakinkan aku.
“Syukurlah kek. Aku memang senang kalau kakek dan nenek ikut, seru jadinya”, ucapku senang.
Usai menghabiskan teh hangat tersebut, aku segera bergegas untuk bersiap-siap.
Menjelang senja, kami segera berangkat kembali menuju Ancol Taman Impian.
Kami tiba di Ocean Ecopark sekitar 15 menit sebelum pertunjukan dimulai.
Ternyata pertunjukan dimulai dengan Tema Fantastique Magic Mountain, yang menceritakan tentang legenda Indonesia Timun Mas dan Buto Ijo.
Aku yang memang cukup haus dengan tontonan, apalagi selama ini ada penghentian pemutaran film Impor di bioskop-bioskop.
Walau awalnya aku cukup kecewa setelah mengetahui bahwa temanya adalah Timun Mas dan Buto Ijo yang menurut aku adalah legenda untuk anak-anak kecil. Tapi ternyata setelah mengikuti lebih jauh, aku menjadi takjub dengan pertunjukkan yang digelar dengan spektakuler tersebut.
Aku kagum dengan kecanggihan teknologi laser yang digunakan, dan keindahan aransemen musik yang mengiringinya.
Wajarlah, ternyata pertunjukan tersebut digarap oleh N. Riantiarno sebagai sutradara, dan Djaduk Ferianto sebagai pencipta ilustrasi musiknya. Mereka memang ahlinya.
Apalagi setelah aku melihat adanya banyak pendukung dari pertunjukkan tersebut. Benar-benar membuat pertunjukkan menjadi sangat meriah.
Terlebih lagi dengan adanya Jember Fashion Carnaval yang berkostum sangat sensasional.
Asli…spektakuler!.
Diam-diam aku memperhatikan kakek.
Kakek yang selama ini sering sekali tertidur di depan televisi saat sedang menonton, tampak sangat antusias selama menyaksikan pertunjukan tersebut dari awal hingga akhir pertunjukkan.
Akhirnya, pertunjukan-pun usai.
Sepanjang perjalanan pulang, tidak habis-habisnya kakek dan nenek membahas tentang betapa serunya pertunjukan Fantastique Multimedia Show tersebut. Dan tidak terasa, kami telah sampai kembali dirumah kakek dan nenek.
Karena hari sudah cukup malam, kami memutuskan untuk menginap semalam lagi dirumah kakek dan nenek, untuk kemudian pulang kerumah kami di ke-esokan paginya.
“Selamat tidur ya sayang”, ucap nenek sambil membelai lembut rambutku.
Hal itulah yang sangat aku sukai dari nenek, yaitu selalu membelai rambutku saat aku ingin tidur.
“Selamat tidur nek”, ucapku pelan sembari setengah mengantuk.
Usai memandangi nenek keluar dari kamar, ternyata aku tidak bisa langsung tertidur.
Aku masih terbawa suasana “dahsyatnya” pertunjukan Fantastique Multimedia Show.
Ternyata liburan bersama kakek dan nenek tetap menjadi pilihan yang menyenangkan. Hanya saja, jangan melewatkan ke Ocean Ecopark dan Fantastique Multimedia Show.
Aku, papa, mama, kakek dan nenek ternyata sangat menikmati libur lebaran kali ini di Ocean Ecopark dan Fantastique Multimedia Show.
Aku sendiri bisa mendapatkan pengalaman yang baru, berolah raga sepeda, belajar mengenal alam dan hewan, mendapatkan hiburan yang bermanfaat, dan tentunya kebersamaan bersama kakek dan nenek.
[caption id="attachment_142202" align="aligncenter" width="394" caption="Ocean Ecopark:www.ancol.com"][/caption]
Benar kata papa, bahwa Ocean Ecopark dan Fantastique Multimedia Show adalah benar-benar wahana SPORTEDUTAINMENT terpadu bagi keluarga. Terlebih lagi letaknya tepat di ibu kota, Jakarta.
“Ahh…, lain kali aku akan minta mama dan papa untuk menginap lagi dirumah kakek dan nenek. Agar aku bisa datang kembali ke Ocean Ecopark dan Fantastique Multimedia Show bersama kakek dan nenek”, ucapku dalam hati sambil kemudian memejamkan mata yang sudah terasa sangat mengantuk.
Ocean Ecopark dan Fantastique Multimedia Show memang menyenangkan!.
Rifka Novia
Twitter,
https://twitter.com/#!/rifka_novia/status/133511534088421377
Facebook, http://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=143984345701480&id=100003150071702
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H