Mohon tunggu...
Rifka Naila Azumi
Rifka Naila Azumi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa keperawatan di Universitas Jenderal Soedirman, yang memiliki passion dalam bidang kesehatan dan pelayanan masyarakat. Selain fokus pada studi, saya juga gemar membaca berbagai literatur untuk memperluas wawasan dan pengetahuan. Di waktu luang, saya menikmati bermain musik, yang menjadi sarana untuk mengekspresikan diri dan mengurangi stres.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Gaya Hidup Go Green di Kampus: Solusi Kemasan Biodegradable untuk Mengatasi Masalah Limbah Plastik

21 Desember 2024   11:30 Diperbarui: 21 Desember 2024   11:30 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

     Pada era modern ini, kesadaran akan pentingnya lingkungan semakin meningkat, terutama di kalangan generasi muda. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini adalah masalah limbah plastik yang terus meningkat. Hal tersebut bisa terjadi karena plastik sangat praktis untuk digunakan dan memiliki harga yang terbilang terjangkau. Plastik, yang sering kali digunakan dalam kemasan produk sehari-hari, membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai dan berkontribusi signifikan terhadap pencemaran lingkungan. Dalam konteks ini, menggantikan penggunaan plastik dengan kemasan biodegradable muncul sebagai salah satu solusi yang efektif untuk mewujudkan gaya hidup go green, khususnya di lingkungan kampus. (Nurmalasari et al., 2024).

     Kampus sebagai pusat pendidikan dan inovasi memiliki peran strategis dalam menciptakan perubahan positif. Dengan mengadopsi kemasan biodegradable, kampus tidak hanya dapat mengurangi jejak karbonnya tetapi juga menjadi contoh bagi masyarakat luas tentang bagaimana tindakan kecil dapat berdampak besar. Kemasan biodegradable terbuat dari bahan-bahan alami, yakni selulosa, protein, lipid, kolagen, yang didapatkan dari ekstrak hewan maupun tumbuhan yang dapat terurai dengan cepat dan tidak meninggalkan residu berbahaya, sehingga menjadi alternatif yang ramah lingkungan dibandingkan plastik konvensional. Melalui esai ini, kita akan mengeksplorasi lebih dalam mengenai manfaat penggunaan kemasan biodegradable, tantangan yang dihadapi dalam implementasinya di kampus, serta potensi kemasan biodegradable dalam mengurangi limbah dan melindungi lingkungan. Dengan demikian, diharapkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dapat semakin meningkat dan menjadi bagian dari budaya sehari-hari di kampus.

     Untuk memahami lebih lanjut mengenai potensi kemasan biodegradable, perlu kita telaah lebih dalam mengenai karakteristik dan kelebihan kemasan biodegradable dalam mengatasi permasalahan limbah plastik. Jenis plastik yang dapat terurai secara alami oleh mikroorganisme adalah keuntungan tersendiri bagi lingkungan (Cholilalah, Rois Arifin, 2023). Proses biodegradasi mengubah plastik menjadi komponen yang lebih sederhana sehingga dapat dicerna dan diuraikan oleh organisme pengurai. Di dalam plastik ini mengandung bahan-bahan yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme seperti bakteri, jamur, atau alga sehingga tidak akan menumpuk di lingkungan dan menyebabkan kerusakan lingkungan jangka panjang seperti plastik konvensional (Dani & Saputra, 2020). Kelebihan plastik biodegradabel adalah kemampuannya untuk hancur setelah dibuang ke lingkungan, karena terurai oleh aktivitas enzim dan mikroorganisme. Selain itu, plastik ini dapat mengurangi penggunaan minyak bumi sebagai bahan baku plastik sintetik, karena menggunakan bahan baku alami yang dapat diperbarui. Plastik biodegradabel dapat digunakan layaknya plastik konvensional dan akan terurai menjadi air dan gas karbon dioksida. Kelebihan lain plastik biodegradable adalah bahan baku yang digunakan dapat diperbarui dan jumlahnya melimpah. Pati adalah salah satu bahan yang paling banyak digunakan dan menjanjikan di pasar plastik biodegradable karena biodegradabilitas, ketersediaan, lebih ramah, dan murah.

     Sebaliknya, sampah plastik yang tidak dapat terurai memiliki banyak dampak negatif bagi lingkungan. Waktu daur ulang yang lebih lama dibandingkan dengan bahan lainnya menyebabkan akumulasi sampah plastik, yang menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan. Jika sampah plastik ditimbun di tanah, hal ini dapat merusak kualitas tanah. Sementara itu, jika dibakar, sampah plastik dapat menyebabkan polusi udara dan melepaskan zat beracun yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Sampah plastik juga berbahaya bagi hewan. Banyak hewan yang mengira sampah plastik sebagai makanan dan mengonsumsinya. Contohnya, kambing yang merumput di lahan luas sering kali memakan sampah plastik yang menutupi rumput seharusnya menjadi makanannya. Hal ini sangat berbahaya jika terjadi dalam jangka waktu lama, karena dapat menyebabkan masalah pencernaan pada hewan dan bahkan kematian. Bagi manusia, paparan terhadap zat-zat tertentu dalam plastik dapat menyebabkan penyakit serius. Misalnya, penggunaan PCB dapat mengakibatkan kerusakan jaringan dan kanker, sehingga penggunaannya dilarang saat ini (Karuniastuti, n.d.). Selain berdampak pada kesehatan, plastik juga mempengaruhi lingkungan, terutama dalam sektor pertanian. Sampah yang dibuang di lahan pertanian dapat merusak struktur tanah dan menyebabkan pencemaran. Selain itu, pembuangan sampah sembarangan dapat mengakibatkan bencana alam seperti banjir. Ketika manusia membuang sampah sembarangan sehingga menyumbat saluran air, hal ini dapat menyebabkan banjir. Sampah plastik juga dapat mencemari air, membuat sungai dan laut menjadi kotor akibat banyaknya sampah yang menggenang. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah sembarangan berkontribusi pada kerusakan lingkungan.

     Mengingat dampak negatif yang ditimbulkan dari permasalahan tersebut, kemasan biodegradable muncul sebagai solusi yang menjanjikan, dengan potensi yang cukup besar untuk mengurangi limbah plastik. Salah satu keuntungan utama dari kemasan ini adalah terbuat dari bahan nabati, yang menawarkan keberlanjutan lebih tinggi dibandingkan dengan kemasan konvensional yang umumnya terbuat dari minyak bumi, yang ketersediaannya terbatas. Keunggulan utama kemasan biodegradable adalah kemampuannya untuk terurai secara alami tanpa menyebabkan dampak jangka panjang bagi lingkungan (Safirin et al., 2023). Dengan memanfaatkan bahan nabati untuk kemasan, kita tidak hanya mengurangi sampah plastik, tetapi juga mengurangi polusi yang ditimbulkan oleh plastik tersebut. Selain keuntungan bagi lingkungan, penggunaan kemasan ramah lingkungan juga memberikan nilai lebih pada citra produk, khususnya produk pangan lokal. Produk yang menggunakan kemasan ramah lingkungan sering dianggap lebih peduli terhadap lingkungan, yang dapat meningkatkan daya tarik dan citra positif di mata konsumen yang semakin sadar akan isu-isu lingkungan.

     Untuk memperkuat upaya pengurangan limbah plastik, berbagai ritel dan pusat perbelanjaan telah mulai mengimplementasikan strategi pengurangan kantong plastik dengan menyediakan produk pengganti berupa kantong biodegradable yang lebih ramah lingkungan (Astuti, 2018). Penerapan kemasan biodegradable juga dapat dilakukan juga di lingkungan kampus. Dengan menggantikan plastik sekali pakai, kampus dapat berkontribusi secara signifikan dalam upaya global mengurangi timbunan limbah plastik. Salah satu langkah konkret yang dapat diambil adalah dengan mendorong para pedagang di kantin untuk beralih ke penggunaan kemasan ramah lingkungan. Misalnya, mereka dapat menyediakan sedotan, kantong makanan, dan kotak makan yang berbahan biodegradable. Selain itu, alternatif seperti plastik biodegradable berbahan dasar singkong dapat digunakan untuk mengemas makanan ringan, karena bahan ini terbukti lebih cepat terurai tanpa meninggalkan jejak polutan. Lebih dari itu, kampus juga dapat mengambil peran aktif dalam meningkatkan kesadaran lingkungan melalui program edukasi, seminar, lokakarya, dan kampanye yang menyoroti penggunaan kemasan biodegradable serta bahaya limbah plastik yang dapat menjadi sarana untuk membangun pemahaman mahasiswa, dosen, dan para staf. Edukasi ini diharapkan mampu mengubah kebiasaan konsumsi masyarakat kampus yang selama ini bergantung pada plastik sekali pakai. Langkah ini juga memberikan peluang untuk menanamkan pola pikir berkelanjutan, yang tidak hanya bermanfaat di lingkungan kampus tetapi juga ketika mahasiswa memasuki masyarakat yang lebih luas.  Implementasi kebijakan ini mendukung visi kampus yang peduli terhadap kelestarian lingkungan, sekaligus memperkuat peran kampus sebagai pelopor dalam menghadapi tantangan ekologis yang semakin mendesak. Dengan menjadi contoh nyata bagi masyarakat, kampus tidak hanya berhasil menurunkan jejak ekologisnya, tetapi juga menciptakan generasi yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap masa depan lingkungan. Upaya ini merupakan investasi jangka panjang yang selaras dengan tujuan global menuju pembangunan yang berkelanjutan.

     Kesadaran akan pentingnya lingkungan semakin meningkat, terutama di kalangan generasi muda, yang menghadapi tantangan besar dari limbah plastik. Penggunaan kemasan biodegradable sebagai alternatif dapat mengurangi jejak karbon dan menciptakan kesadaran lingkungan di kampus. Kemasan ini terbuat dari bahan alami yang dapat terurai, menghindari dampak negatif plastik konvensional. Implementasi kemasan ramah lingkungan di kampus tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga memberikan contoh positif bagi masyarakat. Dengan langkah edukasi dan inovasi, kampus dapat berperan aktif dalam menciptakan perubahan menuju keberlanjutan lingkungan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun