Mohon tunggu...
Rifka Azkia
Rifka Azkia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa semester 3

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gagasan Demokrasi Mohammad Hatta dan Masa Kini

3 Desember 2024   22:27 Diperbarui: 3 Desember 2024   22:27 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mohammad Hatta adalah seorang proklamator sekaligus Bapak Koperasi Indonesia yang pengaruhnya bisa dirasakan sampai sekarang, ia dilahirkan di Bukittinggi 12 Agustus 1902 di sebuah kota kecil yang terletak ditengah-tengah dataran tinggi Agam. Kontribusi beliau terhadap Indonesia tidak dapat diremehkan. Ia dikenal sebagai tokoh yang bukan hanya memperjuangkan kebebasan rakyat Indonesia, tetapi memberikan perhatian besar terhadap pendidikan dan pembangunan ekonomi pada negeri ini. Sebagai seseorang yang intelektual sekaligus pelaku aksi nyata, Hatta menyadari bahwa kemerdekaan tidak hanya sebatas lepas dari hal-hal yang berkaitan dengan kolonialisme dan imperialisme. Namun juga kemampuan untuk menjadi negara yang dapat berdiri diatas kakinya sendiri dalam berbagai aspek kehidupan, pendidikan, ekonomi, politik maupun sosial.

Mohammad Hatta memulai karir politiknya saat ia mulai bergabung Jong Sumatera Bond pada tanggal 9 Desember 1917 sekaligus tanggal berdirinya organisasi tersebut dengan posisi sebagai bendahara. Pandangan demokrasi Mohammad Hatta tentang kedaulatan dan kesejahteraan rakyat dimana rakyat memiliki kekuasaan tertinggi dalam pemerintah. Hatta menekankan pentingnya kedaulatan rakyat sebagai inti dari demokrasi. Kedaulatan rakyat disini maksudnya tidak semua rakyat harus terlibat dalam setiap keputusan melainkan, setiap warga dari daerah masing-masing yang harus siap mengambil tanggung jawab tersebut sebagai penerus lidah dari rakyat daerah itu sendiri.

Namun di era sekarang ini banyak sekali tantangan dalam sistem perwakilan rakyat modern ini, dimana kualitas wakil rakyat di pertanyakan kinerjanya. Para wakil rakyat asik memamerkan harta mereka dengan memajang foto dirinya bersama barisan mobil mewah miliknya, mungkin jika memang itu harta murni mereka baik, silahkan. Namun apakah itu pantas sebagai seorang perwakilan rakyat? Mulai banyaknya kasus korupsi dan penyalahgunaan wewenang tersebut menunjukan bahwa pemimpin maupun wakil rakyat belum sepenuhnya mewakili aspirasi rakyat. Maraknya politik dinasti politik, politik uang, dan polarisasi akibat politik identitas, pemimpin yang terpilih tidak pakar dalam bidangnya dan menggeserkan pemimpin yang layak untuk maju di kursi pemerintahan. Hal tersebut pun menunjukkan bahwa demokrasi Indonesia masih menghadapi tantangan serius. 

Keduanya mencederai prinsip demokrasi yang sejati, yaitu kedaulatan rakyat yang didasarkan pada kesadaran, rasionalitas, dan kepentingan bersama. Walau demikian hal tersebut pun tidak bisa disalahkan kepada mereka sepenuhnya. Selain kedaulatan rakyat Mohammad Hatta juga menekankan pendidikan politik pada setiap rakyatnya, rakyat paham akan hak, kewajiban, tanggung jawab dan peran penting mereka dalam demokrasi sekaligus mampu berpartisipasi secara aktif dalam pengambilan keputusan politik yang menentukan masa depan bangsa. Dengan adanya pendidikan politik bukan hanya rakyat yang mempunyai integritas yang tinggi namun melahirkan seorang pemimpin yang memiliki moralitas, tanggung jawab dan pengabdian yang tinggi pada rakyatnya. Membangun masyarakat yang sadar, kritis, dan aktif dalam kehidupan politik serta mampu berkontribusi dalam mewujudkan sistem demokrasi yang sehat. Rakyat yang terdidik akan lebih kritis dalam memilih pemimpin dan mengawasi jalannya pemerintahan. Maka tugas rakyat sekarang yang salah satunya adalah mengedukasi diri dengan meningkatkan pendidikan politik masing-masing, rakyat dapat lebih memahami hak dan tanggung jawab mereka, sehingga kedaulatan rakyat bisa terwujud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun