Mohon tunggu...
Fitria Nindyasari
Fitria Nindyasari Mohon Tunggu... -

Volunteer

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pengalaman Pertama Datang di Australia

23 Oktober 2014   03:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:03 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hello.. *bersihin sarang laba-laba*
Aku mencoba menulis disini sebagai bahan dan sarana pengingat kelak untuk memori-ku sendiri.. Syukur-syukur ada yang baca :D
So, aku sudah lebih dari 1 bulan berada di negeri Kangguru. Yups, Australia. Perjalanan yang panjang menuju kesini, pengalaman sangat berharga. Aku disini hanya untuk menemani mama-ku yang menempuh short course di sebuah Universitas di Brisbane. Akan ku ceritakan awal dari kisahnya..
9 September aku mendarat dikota Brisbane. Sebelumnya aku harus menginap di bandara Malaysia untuk menunggu flight menuju kesini, maklum cari yang termurah. Dari Jakarta, aku naik Value Air ( Jetstar Group) menuju Singapura. Di Singapura transit sekitar 5 jam untuk menunggu transit berikutnya, yaitu ke Malaysia, dari Malaysia menunggu keesokan hari-nya untuk berangkat ke Brisbane. Susah yaa kalo budget tipis, kudu sengsara emang.. Tapi ternyata banyak juga kok yang menginap dibandara, kita tidur in everywhere its comfort :D
Dan pastinya waktu yang kurang untuk mengurus bagasi yang hilang. Fyuh.. It's so compicated. Karena dari Singapura menuju Malaysia, dan Malaysia Brisbane aku naik MalaysiaAirlines. Judulnya sih connecting flight, but not at all. Bagasi dari Valueair gak nyampe ke Malaysiaairline. Dan finally, setelah perjuangan panjang yang kulalui.. Bagasiku kujemput baru-baru ini di bandara Brisbane. Kata mereka, miss handling baggage.. Mungkin disesi berikutnya akan kuceritakan ;)
Okay, jadi dari Malaysia menuju Australia aku sangat menikmati dengan menonton film-film yang tersedia didepan kursi. Sebelum mendarat, pramugari memberikan secarik kertas yang bewarna orange, namanya incoming passanger card. Dimana kita harus mencentang sana sini.. Seperti riwayat penyakit, membawa barang-barang yang berbahaya atau tidak, destinasi kemana, apakah punya saudara di Australia, bla bla bla. Sebagai warga Indonesia yang normal, kebanyakan aku mencentang no no no disemua bagian yang sepertinya tidak penting. Aku tidak baca semua.. You know Indonesians people ;P
Sampai dibandara Australia, sejumlah penumpang baris rapi untuk masuk ke petugas imigrasi. Disana tersedia juga alat identifikasi otomatis untuk permanen residence di Australia. Antrian bagian Asia cukup panjang, yang kemudian dibantu oleh petugas imigrasi yang mendatangi satu-satu untuk menstampel (mungkin cek ricek sebelum melewati petugas imigrasi yang asli). Pria itu menanyakan beberapa hal, dan yang paling aku ingat adalah "kamu membawa makanan apa saja?". Aku jawab, "hanya beberapa cemilan dan makanan kecil, noodles, dan yang lainnya..". Kemudian dia menandatangani kertas orange yang telah ku isi.
Petugas imigrasi yang asli (yang bekerja dengan komputer dan menstampel kedatangan visa) memperhatikanku dengan teliti. Kemudian aku diloloskan, namun dia memanggil temannya untuk mengantarkanku ke area lain.
Aku digiring kesebuah area dan diinterogasi untuk beberapa hal, yang paling utama adalah aku memastikan bahwa aku tidak akan bekerja di Australia, yang mana sesuai dengan visa ku, yaitu visa visitor. Mereka menanyakan background, menanyakan aku tinggal dimana, dan mencari tahu (lewat database mereka) tentang aku. Mereka tidak percaya bahwa mama-ku sudah sampai kemarin disini dan sedang menunggu-ku diluar sana. Mereka sibuk mencari data Mama ku sembari menelepon rekannya. Pastinya semua komunikasi disini dilakukan dengan bahasa Inggris yaa.. Aku belum lancar berbahasa Inggris, jadi aku tidak begitu mengerti. Aku lihat ada seorang pemuda (sepertinya dari Malaysia) yang juga antri untuk diinterogasi. Kemudian aku menandatangani ini dan itu, dan bla bla bla akhirnya aku diloloskan. Why just two of us :(
Aku mengambil tas-ku yang tinggal satu-satunya berada diputaran rel bagasi pada flight saat itu, dan segera menuju pintu keluar namun salah satu petugas datang dan mengarahkanku untuk ke area pemeriksaan bagasi. Oh God, kenapa hanya aku.., tanyaku dalam hati melihat penumpang lain melenggang tanpa diperiksa.
Kebetulan koperku belum kuterima, jadi petugas pemeriksaan hanya menggeledah tas yang kubawa saat itu saja. Setelah mengacak-acak isi tas-ku.. Aku menjawab biasa saat dia menunjuk barang dan menyakan apa ini dan apa itu.. Kemudia intorogasi kedua dimulai.
Petugas : "apakah kamu mengerti ini...?" Sembari menunjuk kertas orange yang ku centang-centang.
Aku :  "Yaa.."
Petugas "Apakah ini tas- mu? Apakah kamu yang menyusun isi tas mu sendiri"
Aku : " yaa.."
Petugas : " lalu apa ini...? Menunjuk hamburger yang kubeli di Singapura, susu bantal (dia aneh melihatnya). Kemudian dia melingkari tulisan dikertas orange yang telah ku centang NO atau yang artinya tidak membawa. "DAIRY".. "VEGETABLE.. MEAT.."
Aku terdiam. Jleb.. Dia membanting my Burger Kings yang kubawa itu. Sialnya, didalamnya termasuk semua barang yang tidak boleh dibawa, daging, selada, timun, bawang bombang, you know its a vegetable. Mana kepikiran ya kan..?
Kemudian aku menjelaskan bahwa aku kurang mengerri arti dari kertas itu. Disitu ada begitu banyak tulisan yang harus dijawab, dan aku hanya melewatinya dengan sekedar centang-centang. Aku mendadak ingat begitu banyak poster menuliskan semacam "declare your bag contain" di awal pertama kali masuk.
Dia terus menyalahkan ku. Beberapa kalimatnya tidak aku mengerti, namun terlihat memarahiku. Harusnya kamu bertanya apabila tidak mengerti.. Harusnya kamu mencentang kolom 'ragu' apabila kamu tidak mengetahuinya, sentaknya. Aku meneteskan air mata dan diam seribu bahasa. Dia menunjuk-nunjuk barang-barang yang aku bawa sambil menjelaskan betapa pentingnya secarik kertas itu. Aku sudah menandatangani kertas yang artinya semua yang aku tulis adalah yakin kebenarannya, dan aku harus bertanggungjawab atas yang sudah aku tulis.
Kemudian dia mengambil formulir denda, eeerrrghh. Dia menjelaskan bahwa aku terkena denda karena aku melanggar ketentuan dan menulis tidak sesuai dengan kebenaran. Dendanya hampir 4jut. Aku tidak memohon atau menangis, namun sisa bulir air mataku yang tersisa. " But i dont know the mean.. No hamburger write there.." Jawabku menyelamatkan diri. Tidak begitu ampuh bulir airmata itu. Dia tetap kekeh aku harus bertanggung jawab... Sampai akhirnya seorang rekan perempuanya datang bak malaikat. Dia berkomentar sedikit yang aku tak mengerti artinya lalu pergi..
Formulir denda diganti dengan surat peringatan. Aku menghela nafas lega. Dia menasehatiku untuk tidak bergati-hati di Australia karena semua harus dipertanggungjawabkan. Kemudian aku melangkah pergi.. Fyuh, menegangkan bukan.. Dinegara orang memang rasanya tak nyaman. Dia memberiku surat berbahasa Indonesia. " jangan bilang nggak ngerti lagi nih..." Sindirnya.
Aku bertemu mama ku yang sangat amat khawatir karena begitu lama menunggu dan melihat flight ku sudah lama mendarat. Aku belum menceritakannya, namun mama ku bercerita bahwa kemarin seorang penumpang dari Indonesia mengatakan saudaranya dideportasi saat itu juga gara-gara salah jawab. Teman dari mama ku yang berangkatnya bersama rombongan dari Indonesia juga sampai sekarang ditahan dipenjara.. Katanya karena windows di leptopnya palsu. (Bersyukurnya aku tidak merasakannya.. Naudzubillah). Itu juga kabar selentingan, karena dia tidak boleh menghubungi siapapun atau berkomunikasi dengan siapapun. Wuff.. Mengerikan.
Semoga menjadi pelajaran bagi siapa saja yang akan menginjakkan kaki disini. Semoga aku rajin menulis pengalalamanku juga.. Amiin.

See ya on another story,
Fitria

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun