Hello.. *salim satu-satu*
Tak terasa sudah dua bulan aku menapak kaki di Brisbane. Begitu banyak pengalaman berharga. Bener kata orang, travelling keluar negeri itu membuat kita jadi open minded. Bukan berarti dinegeri sendiri tidak lho yaa, namun pastinya di negeri orang memiliki culture dan pola pikir yang berbeda dari negeri kita.
Dan lebih sayangnya lagiii.. Travelling di negeri sendiri itu modalnya banyak. Lihat aja contohnya Air Asia, CityLink, dan Tiger Air yang doyan bagi-bagi ticket murah bahkan sering ada promo kursi gratis keluar negeri. Andaikan promo tersebut mendukung pariwisata Indonesia, pastinya warga Indonesia yang lagi 'mabuk' travelling pasti girang. Indonesia paling menonjol di wisata alam yang jauh lebih keren dari negera tetangga. Yaa.. meskipun prestige- nya pergi keluar negeri lebih oke, tapi apa nggak malu, masa negeri orang dijelajah, negeri sendiri belum dilangkahin.
Okay, bercerita tentang keramahan Brisbane (belum survey ke kota lain). Menurut aku, dan Ibu-ku, serta 8 orang Indonesia di penginapan ini setuju dengan anggapan orang Brisbane lebih ramah dibanding orang Indonesia. Kenapa?
Pertama, warga Brisbane murah senyum bagi siapa saja dan akan hampir selalu saling sapa tanpa saling kenal. Bukan semua orang ya, tapi sekitar 87% yang saya temui selama 2 bulan ini. Penampilanku yang dibalut dengan pakaian muslim juga tidak mempengaruhi senyum mereka. Misalnya pas-pas-an dijalan, pasti mereka minimal tersenyum, seringkali- nya disapa. "Hello", "Good day", "Good Morning", dan "How are you" adalah yang paling sering diajukan dimanapun. Pantesan dulu waktu kecil diajarin English itu, "how are you..?" "Im fine, thank you". Ternyata beneran terjadi disini, dan mereka melakukan itu tanpa paksaan / aturan. Selama Aku 20 Tahun berada di Indonesia, belum pernah disapa duluan menanyakan kabar deh kalo enggak kenal :D
Kedua, warga Brisbane melakukan pekerjaan/ kegiatan yang berkaitan dengan orang lain dengan tulus. Maksudnya adalah pekerjaan / aktifitas bertemu langsung, misalnya supir bus, kasir, penjaga toko, spg, dan lainnya. Tau darimana kalau tulus? Kalau tidak tulus, itu terlihat. Misalnya di minimarket atau departemenstore di Indonesia yang menyapa customer seadanya (seringkali wajahnya juga tanpa senyum), karena memang itu tuntutan pekerjaan. Supir bus umum disini, menyapa kepada semua orang masuk bus.. begitu juga dengan yang masuk bus. Salah satu- nya pasti menyapa duluan, makanya interaksi-nya sudah seperti teman. Saat keluar bus, 70% penumpang akan bilang "Thank you" kepada supir. Penumpang yang akan keluar dari pintu belakang juga gak kaku teriak "Thank you!" buat Pak Supir yang ada jauh didepan. Kalo penumpangnya rajin bener, dia bilang "Thank you! Good day!!!" tapi kalo penumpangnya males teriak, dia melambaikan tangan tanda 'bye' aja kearah supir. Begitu juga dengan pelayan toko dan lainnya, kalimat pertama saat bertatap muka itu "how are you today?', dan pertanyaannya beneran dari hati karena mereka peduli. Kayaknya nggak perlu dibandingin sama Indonesia :D
Ketiga, saling menghormati dan berkata sopan. Saking sopan dan indahnya kalimat-kalimat yang dilontarkan, aku sampe ngga ngeh kalo ternyata lamaran kerjaku ditolak. Sepeti atasan ku (bukan cuma 1 institusi aja) yang sekarang kalo nyuruh ikut kemana gitu, bilangnya kira-kira "if you could join with me, it is be wonderful.." atau "if you dont mine.. or if you thinks it is not comfortable for you, no worries!". Alus banget yah kata-katanya..
Kamu mau pakai baju apapun dan melakukan aktifitas apapapun, selama tidak merugikan, tidak akan jadi bahan omongan seperti di Indoneisa. It is your choice and it is your right!
Tapi yang paling seringnya adalah bilang "sorry" saat kita misalnya tak sengaja menyentuh / menyenggol orang lain, misalnya di bus, distasiun, di supermarket, di mall. Pasti berebutan bilang "sorry" duluan. Beberapa kali juga jadi aneh sih.. "sorry", trus dijawab "oh, sorry.. its my fault", trus dibales "okay, sorry".. dibales lagi "no.. iam sorry..not you, its mine". Kalo orang Indonesia? cuek aja melengos.. :D
Semoga dijadikan pelajaran, diambil manfaat dan ditinggalkan yang tidak bermanfaat. See ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H