Mohon tunggu...
Ardya Rifiantara
Ardya Rifiantara Mohon Tunggu... -

Darah masih muda, nantinya juga akan tua. Tapi mumpung masih muda. Ingin ambil bagian dalam perubahan. Ya, saya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jupe, Pacitan, dan Manajemen

5 Mei 2010   13:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:23 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Yaa meskipun aga terlambat dalam mengomentari hal ini, tapi ya tidak ada salahnya akan dicoba pembahasan dari sudut lainnya. Beberapa waktu lalu (atau sampai sekarang), terdapat satu hal yang menjadi isu hangat di Indonesia. Mengenai Julia Perez a.k.a. Jupe yang berencana mencalonkan dirinya menjadi wakil Bupati Pacitan.

Sejauh ini yang saya amati ke-kontoroversial-an yang ada yaituseorang Jupe yang dipandang tidak memiliki moral baik oleh beberapa orang,dan berkeinginan menjadi pimpinan salah satu daerah di Indonesia.

Saya pribadi, sebenarnya bermasalah dengan hal ini, namun saya melihat satu masalah lain dalam pencalonan ini. Yaitu, APAKAH JUPE SANGGUP MELAKUKAN LANGKAH DASAR MANAJEMEN ?

Mungkin saya bukan ahli manajemen, namun saya mempelajarinya. Pun di kampus seringkali diutarakan oleh dosen-dosen saya mengenai manajemen. Sejauh yang saya pahami, ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam melakukan manajemen organisasi dasar pada umumnya, yaitu : 1. Analisis Internal (SW) dan Eksternal (OT,PESTLE) , 2. Penetapan Visi dan Misi, 3. Analisis Internal-Eksternal, 4. Penetapan Strategi , 5.Penetapan Program Kerja.

Yang jadi pertanyaan saya. Apakah Jupe sanggup melakukan langkah poin 1, yaitu analisis internal-eksternal ? kenapa saya mempertanyakan ini, karena saya menemukan hal menggelitik sekali waktu saya memonitor berita di kompas.com. pada bulan April lalu, saya lupa tepat tanggalnya, terdapat berita dimana Jupe untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Pacitan. Tentunya dalam rangka rencananya untuk mencalonkan diri menjadi wakil Bupati.

Saya ulangi, JUPE PERTAMA KALI MENGINJAKKAN KAKI DI PACITAN. Saya berfikir sedikit dan akhirnya tersenyum dan tertawa. Mengingat-ingat pelajaran manajemen yang pengajar saya ajarkan, tiap penentuan visi,misi,strategi,program kerja, sebuah analisis, baik internal maupun eksternal adalah kewajiban. Agar capaian yang akan diraih sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Nah sekarang, di kasus Jupe ini, wong ke Pacitan aja baru pertama kali, gimana mau punya analisis yang bagus untuk menyusun perencanaan matang ke depannya. Presiden Soeharto pada zamannya, harus diakui mempunyai kemampuan analisis yang baik sehingga mampu menyusun perencanaan Indonesia ke depannya. Di awal kepemerintahannya, dianalisis lah keadaan Indonesia yang membutuhkan pangan yang mapan,sehingga pembangunan utama saat itu (Pelita I) adalah Pembangunan Pertanian.

Analisis itu bagian mutlak dari perencanaan. Ada kata, perencanaan buruk adalah merencanakan kegagalan. Itu kenapa banyak metode analisis dalam sebuah organisasi / perusahaan. Yang sangat umum dan efektif yaitu analisis SWOT (strength, weakness, oportunity, threat) yang merupakan analisis internal dan eksternal. Juga ada PESTLE Analysis (politic, economy, socio culture, technology, legal, envirnment). Analisis yang kedua ini lebih bersifat eksternal, namun juga sangat penting dalam penentuan perencanaan ke depannya. Apalagi organisasi kepemerintahan seperti Kabupaten dimana kondisi organisasi yang sangat berpengaruh kepada poin-poin di PESTLE tersebut. Salah analisis, salah perencanaan, merencanakan kegagalan.

Sebenarnya saya tidak tahu pasti pada Jupe memahami kondisi itu semua di Pacitan, tapi melihat salah satu pernyataannya dalam wawancara bahwa dia tahu sedikit-sedikit tentang Pacitan, salah satunya tempat wisata goa. Miris rasanya membaca itu.

Sejak perubahan cara pemilihan di Indonesia ini, yaitu pemilihan langsung, memang cukup banyak dinamika yang terjadi. Salah satunya artis yang banting setir jadi politikus, dan tidak tanggung-tanggung, bupati, walikota, DPR dan lainnya. Yang saya apresiasi memang beberapa yang mencalonkan sebagai pejabat negara itu memang putra daerah. Contoh saja Dede Yusuf. Dia putra daerah, dan itu mengapa daerahnya memilih dia. Bagus. Saya rasa dia menguasai kondisi internal dan eksternal dari daerahnya. Sehingga program kerja yang nanti dibuatnya tentu akan dirasakan tepat oleh rakyatnya. Atau Rano Karno di Tangerang sana. Orang asli betawi yang mulai terpinggirkan ke daerah Tangerang lah saya rasa yang menitipkan amanahnya kepada Rano Karno. Dia putra daerah.

Bangsa kita seandainya mau maju, harus serentak mulai dari pucuk sampai akar, mulai dari pemimpinnya sampai rakyat jelata. Satu pemimpin puunya visi maju, lalu mampu disampaikan ke rakyatnya dengan baik, dijamin negara itu akan maju. Indonesia sudah melangkah jauh, kita jangan lagi mundur, terus maju. Untuk itu, kita mulai dari diri kita dan mulai dari sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun