Mohon tunggu...
Riffilia Ndien
Riffilia Ndien Mohon Tunggu... -

just try to be myself

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saat Ia Berulang Tahun...

10 Juli 2010   13:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:57 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kau bertanya padaku, hadiah apa yang aku inginkan saat aku berulang tahun.. " aku selalu berharap suatu saat ketika ultah..saat hari berganti aku bisa berada ditepi pantai berdua dengan orang yang paling aku cintai..lalu ada kembang api meluncur ke langit bertuliskan namaku. Seperti gugusan bintang merangkai namaku diangkasa" jawabku. Lalu jelang ultahmu aku pun menanyakan hal yang sama. "kado apa yang kauharap dariku?" "aku hanya ingin bersamamu di detik pertama saat hari berganti. Ingin kau menjadi orang pertama yg mengucapkan selamat..karena bagiku kau adalah kado terindah dalam hidupku..."jawabmu sederhana. "tapi aku ingin memberikan sesuatu yang berarti untukmu, yang bisa kau kenang, yang bisa sering kau pandang dan membuatmu teringat padaku setiap memandangnya, tidakkah ingin bermimpi sepertiku ketika ultah? " "berharap bintang merangkai namaku? Sayang..apa kau tahu..senyummu lebih indah dari gugusan bintang apapun, pancaran matamu laksana mentari yang selalu menerangiku sepanjang hari.." aku hanya terdiam, mematung..beku dalam lamunanku. Hanya bisa berkata.."seandainya...." kita tahu pasti tak akan ada perayaan bersama. Situasi, kondisi, dan posisi kita tak mengijinkan harapan kita jadi nyata. Seperti juga hari ini..meski sudah kusiapkan sebuah jam tangan manis yang kuharap bisa kau pakai kapanpun, dimanapun.. Bahkan sampai detik ini pun aku tak tahu..bagaimana kado kecilku ini bisa sampai di tanganmu??? Maafkan aku yang mungkin tak bisa menjadi orang pertama yang memberimu ucapan selamat.. Yang tak mampu mewujudkan mimpi sederhanamu untuk bisa bersamaku di pukul 00.00 dini hari tadi.. Maafkan aku yang tak mampu hiasi indah malammu dengan senyuman..yang tak mampu terangi hari jadimu ini dengan tatapan.. Hanya selamat yang dapat kuucap, meski mungkin terlambat.. Semoga sisa umurmu diberkahi Tuhan dengan anugerahNya yang sempurna. Semoga hari2 depanmu bisa lebih bermakna. Semoga kau bisa menjadi insan yang selalu bermanfaat bagi semua orang yang mengenalmu.. Sejuta harapku untuk yang terbaik dalam hidupmu.. Amien..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun