Mohon tunggu...
Riffal Erlangga Putra
Riffal Erlangga Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Anatomi Serangan Ransomware WannaCry: Dampak, Pencegahan, dan Tantangan Keamanan Cyber Masa Kini

15 Februari 2024   19:47 Diperbarui: 15 Februari 2024   19:51 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada bulan Mei 2017, serangan ransomware WannaCry mengejutkan dunia dengan menginfeksi ribuan organisasi di lebih dari 150 negara. Serangan dimulai dengan penyebaran malware melalui email phishing dan memanfaatkan kerentanan keamanan dalam sistem operasi Windows yang belum diperbarui, terutama di komputer yang menjalankan Windows XP yang tidak lagi mendapatkan dukungan pembaruan dari Microsoft. 

Di Indonesia, serangan ini menginfeksi ribuan komputer contohnya di dua rumah sakit di Jakarta, yaitu RS Harapan Kita dan RS Dharmais. Serangan Wannacry mengenkripsi data penting, termasuk data medis dan perbankan, dan meminta pembayaran untuk mengembalikan akses ke data tersebut. Serangan ini masih terjadi hingga akhir tahun 2018, dan masih termasuk dalam kategori Crypto Ransomware yang paling banyak terjadi.

Setelah berhasil masuk ke dalam jaringan target, WannaCry mengenkripsi data pengguna dan menampilkan pesan tebusan yang meminta pembayaran dalam bentuk Bitcoin agar data dapat dikembalikan. 

Serangan ini memengaruhi berbagai lembaga penting, termasuk rumah sakit, perusahaan, dan lembaga pemerintah, menyebabkan gangguan serius dalam operasi mereka. Respons terhadap serangan ini terjadi di seluruh dunia, dengan lembaga penegak hukum, ahli keamanan cyber, dan organisasi pemerintah bergabung dalam upaya untuk mengatasi dan menyelidiki serangan tersebut.

Para peneliti telah menemukan kelemahan dalam serangan Wannacry, yang memungkinkan mereka untuk membuat aplikasi decryptor untuk membantu pengguna mengembalikan file yang disimpan oleh hacker. Pengguna diharuskan untuk menggunakan antivirus terbaik, memperbarui sistem operasi, dan menonaktifkan SMBv1 untuk mencegah serangan Wannacry. Korban serangan cyber WannaCry dapat terjerat oleh virus tersebut melalui beberapa cara:

  • Eksploitasi Kerentanan Sistem: WannaCry mengeksploitasi kerentanan dalam sistem operasi Windows yang tidak diperbarui, terutama Windows XP, menggunakan exploit yang disebut "EternalBlue". Serangan dimulai dengan malware WannaCry yang menyebar melalui email phishing atau melalui pemindaian port jaringan untuk mencari sistem yang rentan.
  • Phishing: Para penyerang juga dapat menggunakan teknik phishing, yaitu mengirim email palsu yang berisi tautan atau lampiran yang mengandung malware WannaCry. Jika pengguna mengklik tautan atau membuka lampiran tersebut, maka sistem mereka dapat terinfeksi.

Setelah sistem terinfeksi oleh WannaCry, data pengguna akan dienkripsi dan mereka akan melihat pesan tebusan yang meminta pembayaran dalam bentuk Bitcoin agar data dapat dikembalikan. Namun, ada beberapa cara untuk mencoba keluar dari virus WannaCry tanpa membayar tebusan:

  • Pemulihan dari Backup: Jika korban memiliki cadangan (backup) yang teratur dari data mereka, mereka dapat mencoba untuk memulihkan data mereka dari backup tersebut. Ini adalah cara yang paling aman dan efektif untuk mendapatkan data kembali tanpa membayar tebusan.
  • Pemulihan File: Beberapa alat pemulihan file mungkin dapat membantu korban untuk memulihkan sebagian atau semua data mereka tanpa membayar tebusan. Namun, keberhasilan pemulihan file tergantung pada seberapa kuat enkripsi yang digunakan oleh WannaCry dan seberapa cepat langkah-langkah pemulihan dilakukan.
  • Pencarian Bantuan Ahli Keamanan Cyber: Menghubungi ahli keamanan cyber atau lembaga penegak hukum yang kompeten bisa menjadi langkah yang baik. Mereka mungkin memiliki informasi terbaru atau alat yang dapat membantu dalam pemulihan data dan membersihkan sistem dari WannaCry.
  • Jangan Membayar Tebusan: Dianjurkan untuk tidak membayar tebusan kepada para penyerang, karena ini tidak menjamin bahwa data akan dikembalikan sepenuhnya dan hanya akan mendorong praktik serangan ransomware lebih lanjut.

Di era teknologi yang sudah maju sekarang, potensi bagi serangan cyber masih ada di teknologi terbaru saat ini. Walaupun ada kemajuan dalam pengembangan teknologi keamanan cyber, pelaku kejahatan cyber terus mengembangkan strategi dan teknik untuk mengatasi langkah-langkah keamanan yang diambil oleh organisasi, individu, dan perusahaan teknologi. Berikut beberapa alasan mengapa potensi serangan cyber masih ada:

  • Kerentanan Baru: Dengan setiap kemajuan teknologi baru, ada juga potensi untuk munculnya kerentanan baru. Perangkat lunak, jaringan, dan infrastruktur teknologi terus berkembang, dan seringkali kerentanan keamanan baru ditemukan setelah produk diperkenalkan ke pasar.
  • Tingkat Ketergantungan yang Tinggi: Masyarakat dan organisasi saat ini sangat bergantung pada teknologi, termasuk internet, komputer, perangkat mobile, dan jaringan yang terhubung. Ketergantungan ini menciptakan peluang bagi penyerang untuk menyebabkan gangguan yang signifikan dengan menargetkan infrastruktur kritis dan layanan penting.
  • Kesenjangan Keamanan: Meskipun banyak organisasi dan perusahaan meningkatkan investasi dalam keamanan cyber, masih ada kesenjangan keamanan di antara entitas yang memiliki sumber daya dan keahlian yang berbeda. Pelaku kejahatan cyber sering memanfaatkan kesenjangan ini dengan menargetkan organisasi yang lebih rentan.
  • Serangan Berbasis Manusia: Banyak serangan cyber saat ini juga mengandalkan teknik sosial dan rekayasa sosial untuk mengelabui pengguna akhir agar mengklik tautan berbahaya atau mengungkapkan informasi sensitif. Teknik ini sulit diatasi sepenuhnya dengan solusi teknis saja.
  • Perkembangan Teknologi Penyerangan: Pelaku kejahatan cyber terus mengembangkan teknik dan alat baru untuk mengeksploitasi kerentanan dan menghindari deteksi. Ini termasuk penggunaan teknologi seperti kecerdasan buatan dan pemecah sandi otomatis untuk memperkuat serangan mereka.

Untuk mencegah serangan ransomware WannaCry dan serangan ransomware lainnya, Anda dapat mengambil langkah-langkah berikut:

  • Perbarui Sistem Operasi dan Perangkat Lunak: Pastikan sistem operasi dan semua perangkat lunak di komputer Anda selalu diperbarui dengan pembaruan keamanan terbaru. Kerentanan dalam sistem operasi dan perangkat lunak yang tidak diperbarui seringkali menjadi pintu masuk bagi serangan ransomware.
  • Pasang Perangkat Lunak Keamanan: Instal perangkat lunak keamanan yang andal dan mutakhir di semua perangkat Anda, termasuk antivirus, firewall, dan perangkat lunak anti-malware. Pastikan perangkat lunak ini selalu diperbarui secara otomatis.
  • Peringkat Pelatihan Karyawan: Berikan pelatihan keamanan cyber kepada karyawan Anda, terutama tentang taktik serangan phishing dan tanda-tanda serangan ransomware. Ajarkan mereka untuk tidak mengklik tautan atau lampiran dari email yang mencurigakan atau tidak dikenal.
  • Gunakan Sandboxing: Gunakan teknologi sandboxing untuk menjalankan program atau file yang mencurigakan dalam lingkungan yang terisolasi, sehingga mengurangi risiko penyebaran malware ke seluruh jaringan.
  • Blokir Akses ke Port SMB: Jika memungkinkan, blokir akses ke port SMB (Server Message Block) dari internet. Ini dapat membantu mencegah penyebaran serangan ransomware seperti WannaCry yang memanfaatkan kerentanan dalam protokol SMB.
  • Buat Cadangan Data Secara Teratur: Buatlah cadangan rutin dari semua data penting Anda dan pastikan cadangan tersebut disimpan secara terpisah dari jaringan utama. Jika Anda terkena serangan ransomware, cadangan data ini akan memungkinkan Anda untuk memulihkan data tanpa membayar tebusan.
  • Terapkan Kebijakan Akses yang Ketat: Terapkan kebijakan akses yang ketat untuk mencegah akses tidak sah ke data sensitif. Ini termasuk menerapkan prinsip kebutuhan-untuk-tahu dan memberikan hak akses yang minimal kepada pengguna.
  • Periksa Email Secara Teliti: Periksa email dengan cermat sebelum mengklik tautan atau membuka lampiran. Waspadai tanda-tanda phishing, seperti email yang meminta informasi pribadi atau yang terlihat mencurigakan.
  • Gunakan VPN: Jika memungkinkan, gunakan jaringan pribadi virtual (VPN) saat terhubung ke internet dari lokasi publik atau tidak aman. Ini akan membantu melindungi komunikasi Anda dari penyadapan dan serangan man-in-the-middle.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, kita dapat mengurangi risiko menjadi korban serangan ransomware WannaCry dan jenis serangan ransomware lainnya. Langkah pencegahan ini merupakan investasi yang sangat penting dalam melindungi data dan infrastruktur kita dari ancaman cyber.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun