Mohon tunggu...
RIFDA SALMA
RIFDA SALMA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi Universitas Ahmad Dahlan

Mahasiswi dari prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan NIM 2200003004

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Prespektif Islam terhadap Gerakan Bumi, Bulan, dan Matahari

15 Juli 2024   20:06 Diperbarui: 15 Juli 2024   20:09 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerakan Bumi, Bulan, dan Matahari memiliki makna yang mendalam dan sering kali dikaitkan dengan kebesaran dan kekuasaan Allah Swt. Al-Quran, sebagai kitab suci umat Islam, menyebutkan fenomena alam ini dalam berbagai ayat yang menggambarkan keteraturan dan keseimbangan alam semesta sebagai tanda-tanda kebesaran Sang Pencipta. Salah satu ayat yang sering disebut adalah Surah Yasin ayat 38-40, yang menjelaskan bahwa Matahari beredar di tempat peredarannya dan Bulan memiliki fase-fase tertentu, semuanya berada dalam orbit yang telah ditetapkan oleh Allah.

  • Menurut teori heliosentris, Matahari merupakan pusat peredaran benda-benda langit di dalam tata surya kita. Planet Bumi selain berputar pada porosnya, bersama dengan Bulan bergerak mengitari Matahari melalui lintasan khayal berbentuk ellips, sebagaimana yang dijelaskan dalam hukum Kepler. Sedangkan Bulan pada saat yang bersamaan berputar pada porosnya sembari mengitari Bumi. Berikut ini adalah penjelasan mengenai pergerakan bumi, matahari, dan bulan :

Bumi merupakan planet ketiga dari Matahari, setelah Merkurius dan Venus. Diameter Bumi sekitar 12.769 km. Adapun jarak rata-rata Bumi-Matahari sekitar 149.597.871 km. Jarak tersebut dalam astronomi disebut dengan Astronomical Unit (AU). Jarak Bumi-Matahari tidak selalu sama melainkan kadang jauh kadang dekat, sesuai dengan posisi Bumi di ekliptika. Bumi mengelilingi Matahari melalui lintasan semu berbentuk ellips mendekati lingkaran.

  • Rotasi Bumi adalah gerakan Bumi pada porosnya. Bumi berotasi dari arah barat ke timur. Dalam sekali rotasi Bumi, dibutuhkan waktu rata-rata 23j 56m 4d.
  • Revolusi bumi adalah posisi Bumi miring sekitar 66,5 terhadap bidang ekliptika,sehingga bidang ekliptika Bumi tidak sejajar dengan ekuator Bumi, melainkan miring membentuk sudut sebesar 23,5. Arah kemiringan tersebut meski kadang berubah namun relatif tetap.

Matahari juga terus bergerak di alam semesta ini bersamaan bintang-bintang, dalam keilmuan astronomi gerak Matahari dibagi menjadi dua macam, yakni gerak hakiki(rotasi) dan gerak semu.Rotasi Matahari berputar pada porosnya dengan waktu rotasi yang berbeda-beda pada tiap bagiannya, yakni sekitar 25,5 hari pada bidang ekuator dan 27 hari pada daerah kutubnya. Perbedaan tersebut disebabkan Matahari sebenarnya merupakan bola gas pijar raksasa yang berada di luar angkasa yang terus bergerak.

  • Gerak Semu Harian (Gerak Diurnal), terjadi akibat rotasi Bumi. Periode menengahnya yakni 24 jam. Arah pergerakannya adalah dari timur ke barat. Sedangkan gerak semu tahunan ryakni ke arah timur sekitar 059'/hari. 
  • Periode gerak semu tahunan Matahari adalah sekitar 365,25 hari, akibatnya arah terbit dan tenggelam Matahari selalu berubah letaknya sepanjang tahun.

Bulan memiliki gaya sentrifugal yang membuatnya tetap dapat bertahan pada lintasannya.33 Namun akibat gaya sentrifugal Bulan yang sedikit lebih besar dibanding gaya gravitasi Bumi-Bulan, Bulan semakin menjauh sekitar 3,8 cm setiap tahunnya.

  • Rotasi Bulan: Bulan berputar pada porosnya dengan periode sekitar 27 hari lebih 7 jam dengan arah rotasi berlawanan dengan jarum jam. Lama rotasi Bulan adalah sama dengan lama revolusinya. Hal tersebut yang mengakibatkan permukaan Bulan yang menghadap ke Bumi selalu sama.
  • Revolusi Bulan: Bulan mengelilingi Bumi memerlukan waktu sekitar 27 hari 7j 43m 12d , sama dengan periode rotasinya. Sebagaimana rotasinya, arah revolusi Bulan juga berlawanan dengan arah jarum jam. Lama revolusi Bulan tersebut kemudian disebut dengan 1 periode sideris Bulan.

Gerakan Bumi, Bulan, dan Matahari juga memiliki implikasi penting dalam kehidupan sehari-hari umat Islam, terutama dalam penentuan waktu ibadah. Misalnya, waktu shalat lima waktu ditentukan berdasarkan posisi Matahari di langit. Selain itu, kalender Hijriah yang digunakan umat Islam untuk menentukan tanggal-tanggal penting seperti Ramadhan dan Idul Fitri, didasarkan pada peredaran Bulan. Oleh karena itu, memahami gerakan benda-benda langit ini bukan hanya penting dari segi ilmiah, tetapi juga dari segi spiritual dan praktikal.

Selain itu, Islam juga mendorong umatnya untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan memahami fenomena alam sebagai bentuk pengabdian kepada Allah. Dalam sejarah Islam, banyak ilmuwan Muslim yang berkontribusi besar dalam bidang astronomi, seperti Al-Biruni dan Al-Farghani, yang karyanya masih dihargai hingga saat ini. Mereka memanfaatkan pengetahuan tentang gerakan Bumi, Bulan, dan Matahari untuk memperbaiki sistem kalender dan navigasi, serta untuk memperdalam pemahaman tentang alam semesta. Dengan demikian, perspektif Islam terhadap gerakan benda-benda langit ini mencakup dimensi teologis, praktis, dan ilmiah yang saling melengkapi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun