Membangun Kepercayaan dalam Ekosistem Data: Langkah untuk Masa Depan
Artikel yang ditulis oleh Ilka Jussen, Frederik Mller, Julia Schweihoff, Anna Gie, Giulia Giussani, dan Boris Otto pada jurnal Data & Knowledge Engineering (Volume 150, 2024) mengangkat isu berbagi data antar-organisasi yang semakin relevan di era digitalisasi. Berjudul Issues in inter-organizational data sharing: Findings from practice and research challenges, artikel ini menyoroti kompleksitas berbagi data dalam ekosistem bisnis yang saling terhubung. Penggunaan data sebagai aset strategis untuk optimalisasi internal dan penciptaan nilai baru telah dipahami secara luas, namun berbagi data tetap menghadapi sejumlah tantangan besar. Di satu sisi, inisiatif-inisiatif seperti Gaia-X dan Catena-X memacu perusahaan untuk berbagi data demi kepentingan bersama. Di sisi lain, ketakutan akan pelanggaran privasi, misappropriasi data, serta risiko terhadap daya saing menjadi penghalang utama.
Hanya 20% dari data yang dihasilkan secara industri di Eropa saat ini dimanfaatkan, sementara 80% sisanya tidak digunakan (Komisi Eropa, 2023). Angka ini menggarisbawahi potensi besar yang belum dioptimalkan dalam berbagi data antar perusahaan. Terlebih lagi, Peraturan Pemerintah Uni Eropa, seperti GDPR dan Data Governance Act (DGA), telah mendorong pertumbuhan produk domestik bruto (GDP) Uni Eropa hingga 270 miliar yang diproyeksikan tercapai pada tahun 2028. Meskipun manfaat berbagi data begitu menjanjikan, kekhawatiran terkait kualitas data, keamanan, dan ketidakpastian manfaat jangka pendek membuat banyak perusahaan ragu untuk terlibat lebih jauh.
Dalam artikel ini, Jussen dan rekan-rekannya menganalisis 13 kasus studi berbagi data melalui wawancara kualitatif dan analisis data publik. Dengan menggunakan pendekatan Actor-Network Theory (ANT), artikel ini tidak hanya memetakan tantangan yang dihadapi dalam berbagi data, tetapi juga memberikan wawasan tentang bagaimana kolaborasi antar aktor dapat menciptakan ekosistem data yang berkelanjutan.
***
Berbagi data antar-organisasi menawarkan peluang besar bagi perusahaan untuk mengoptimalkan proses bisnis, namun, seperti yang diungkapkan dalam artikel ini, tantangan yang muncul tidaklah sepele. Salah satu tantangan terbesar adalah menentukan nilai ekonomi dari data. Penelitian oleh Enders et al. (2018) menunjukkan bahwa 70% perusahaan merasa tidak yakin mengenai nilai sebenarnya dari data mereka ketika dihadapkan dengan proses berbagi. Hal ini diperburuk oleh fakta bahwa ada berbagai hambatan dalam hal kepercayaan, di mana 60% organisasi mengkhawatirkan risiko kebocoran data atau penggunaan yang tidak sesuai oleh pihak ketiga (Opriel et al., 2019). Ketidakpastian ini membuat banyak perusahaan lebih memilih untuk mempertahankan data mereka, daripada mengambil risiko yang mungkin dapat merusak reputasi atau daya saing mereka.
Namun, meski menghadapi tantangan-tantangan tersebut, beberapa inisiatif telah berhasil menunjukkan potensi besar dari berbagi data. Gaia-X, misalnya, adalah salah satu proyek yang bertujuan menciptakan ekosistem data yang aman dan transparan di Eropa. Dalam konteks proyek ini, perusahaan dari berbagai sektor industri berkolaborasi dengan standar keamanan yang ketat untuk memastikan bahwa data yang dibagikan digunakan secara etis dan sesuai dengan hukum yang berlaku. Pada tahun 2023, Gaia-X mencatat peningkatan partisipasi sebesar 45% dari perusahaan teknologi di seluruh Eropa, dengan 85% di antaranya melaporkan peningkatan efisiensi operasional setelah mulai berbagi data.
Lebih lanjut, artikel ini menggunakan Actor-Network Theory (ANT) untuk menganalisis bagaimana hubungan antar aktor, baik manusia maupun teknologi, dapat memperkuat atau melemahkan proses berbagi data. Dalam konteks ini, proses-proses seperti problematization dan enrolment menjadi kunci dalam menjelaskan mengapa beberapa ekosistem data berhasil sementara yang lain gagal. Misalnya, proses problematization yang efektif membantu perusahaan mengidentifikasi permasalahan bersama yang hanya dapat diselesaikan melalui berbagi data, seperti pengelolaan rantai pasokan yang kompleks. Sedangkan proses enrolment melibatkan pengaturan peran dan regulasi yang jelas antara penyedia dan konsumen data, memastikan bahwa semua pihak memahami batasan dan manfaat yang terlibat.
Selain itu, peraturan-peraturan seperti GDPR dan DGA memberikan kerangka hukum yang kuat, namun seringkali terlalu kompleks bagi perusahaan kecil dan menengah (UKM). Berdasarkan data dari survei PWC tahun 2023, sebanyak 67% UKM merasa kebingungan dalam menavigasi regulasi ini, yang akhirnya menjadi hambatan tambahan dalam upaya mereka untuk bergabung dalam ekosistem berbagi data. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih sederhana dan mudah diakses untuk mendorong partisipasi yang lebih luas, terutama bagi UKM yang ingin terlibat dalam proses ini namun terkendala oleh sumber daya yang terbatas.
***
Meskipun berbagi data antar-organisasi menghadapi berbagai tantangan, manfaat jangka panjangnya tidak dapat diabaikan. Artikel ini berhasil mengungkapkan bahwa meskipun ketidakpastian ekonomi dan risiko privasi menjadi hambatan utama, inisiatif-inisiatif seperti Gaia-X dan penerapan Actor-Network Theory menunjukkan bahwa dengan kerangka kerja yang tepat, berbagi data dapat menghasilkan efisiensi operasional yang signifikan. Pertumbuhan 45% partisipasi dalam Gaia-X, serta peningkatan efisiensi operasional sebesar 85%, adalah bukti bahwa berbagi data dapat memberikan nilai nyata bagi perusahaan jika dijalankan dengan baik.