Mohon tunggu...
Rifa Yuanda
Rifa Yuanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - UIN Walisongo

Political Science student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bea Cukai dan Viralnya Keluhan Masyarakat di Media Sosial: Waktunya Refleksi dan Memperbaiki Sistem

8 Mei 2024   13:49 Diperbarui: 8 Mei 2024   13:51 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Baru-baru ini, Bea Cukai menjadi topik panas yang banyak diperbincangkan di media sosial. Banyaknya keluhan dan kritik yang muncul bukan tanpa alasan. Berbagai kejadian menunjukkan adanya masalah serius yang harus segera ditangani oleh pihak Bea Cukai.

Tidak kurang dari tiga kasus viral yang menjadi sorotan publik. Pertama, ada kasus pembelian sepatu olahraga impor yang ditagih pajak hingga Rp 31 juta. Kedua, alat belajar siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) yang ditagih hingga ratusan juta rupiah. Ketiga, mainan untuk review milik influencer yang tertahan. Kejadian-kejadian ini menunjukkan adanya inkonsistensi dalam penentuan bea masuk dan pajak atas barang-barang impor.

Dalam menghadapi berbagai kasus yang muncul belakangan ini, masyarakat dihadapkan pada beberapa pertanyaan besar yang menggelitik pikiran mereka. Salah satunya adalah, apakah wajar jika bea masuk dan pajak yang dikenakan oleh Bea Cukai sebegitu besar? Bukankah hal ini akan memberatkan masyarakat secara luas, terutama mereka yang sangat mengandalkan barang-barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan penting mereka?

Keluhan baru ini tentu tidak bisa diabaikan begitu saja. Ini adalah suara  masyarakat yang merasa terbebani dengan kebijakan yang mereka anggap tidak adil. Hal ini patut menjadi perhatian serius bagi Bea dan Cukai yang berperan sebagai otoritas pengaturan dan pengawasan terhadap permasalahan ini. Pertanyaan besar lainnya adalah apakah sudah waktunya bagi Bea dan Cukai untuk memperbaiki sistem dan peraturan yang ada. Kita harus selalu ingat bahwa kebijakan yang tidak ramah rakyat hanya akan merugikan masyarakat itu sendiri.

Media sosial telah menjadi jembatan komunikasi antara Bea Cukai dan masyarakat, sehingga respon Bea Cukai terhadap pengaduan masyarakat  juga menentukan kepercayaan publik. Di era digital, isu dan berita tersebar dengan cepat dan kepercayaan masyarakat sangat dipengaruhi oleh bagaimana suatu organisasi menyikapi kritik dan keluhan yang muncul. Otoritas bea dan cukai harus menggunakan media sosial sebagai cara untuk mendengarkan suara masyarakat, memberikan penjelasan yang jelas dan transparan, dan menunjukkan langkah-langkah konkrit yang diambil untuk menyelesaikan masalah. Dengan begitu, kepercayaan publik bisa dipulihkan dan ditingkatkan.

Kepercayaan publik sangat penting bagi Bea Cukai. Karena hubungan antara Bea Cukai dan masyarakat bergantung pada kepercayaan, Bea Cukai harus berusaha untuk menjaga dan memperbaiki hubungan ini. Kepercayaan publik dapat dipulihkan dengan cepat jika Bea Cukai menunjukkan rasa peduli dan bertindak cepat terhadap keluhan. Bea Cukai harus memahami bahwa masyarakat modern lebih kritis dan bahwa informasi tersebar dengan cepat di media sosial. Mereka harus segera menanggapi keluhan, jika tidak, hal itu dapat merusak reputasi mereka di mata publik.

Untuk mengembalikan kepercayaan publik, Bea Cukai perlu melakukan perubahan dan perbaikan. Mereka perlu menunjukkan bahwa mereka benar-benar mendengarkan dan memahami keluhan masyarakat. Selain itu, Bea Cukai juga perlu menunjukkan tindakan nyata sebagai bukti bahwa mereka serius dalam menyelesaikan masalah ini.

Pada akhirnya, masa depan hubungan Bea Cukai dengan masyarakat ditentukan oleh upaya mereka untuk memperbaiki dan menanggapi keluhan. Jika mereka berhasil melakukan perbaikan dan menanggapi keluhan dengan baik, kepercayaan publik akan pulih dan hubungan mereka dengan masyarakat akan lebih baik di masa depan.

Namun, perlu diingat bahwa tindakan Bea Cukai harus lebih dari sekedar mendengarkan. Masyarakat membutuhkan bukti bahwa Bea Cukai benar-benar mengamati masalah ini dan mencoba menyelesaikannya. Mereka harus melihat perubahan nyata dalam sistem dan undang-undang Bea Cukai. Ini adalah bukti nyata bahwa suara mereka didengar dan dihargai.

Selain itu, keluhan yang disampaikan oleh komunitas ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak berjalan dengan baik. Mungkin Bea Cukai harus mempertimbangkan kembali dan melakukan evaluasi menyeluruh pada saat ini. Apakah sistem saat ini yang tersedia berfungsi dengan baik? Apakah memang diperlukan penyempurnaan dan perbaikan? Masyarakat berharap Bea Cukai lebih cerdas dalam menentukan pajak dan bea masuk. Sangat penting untuk mempertimbangkan suara masyarakat saat membuat kebijakan yang masuk akal dan adil. Hak-hak masyarakat harus lebih dipahami dan dihargai oleh Bea Cukai ke depannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun