Mohon tunggu...
Rifatul Faizah
Rifatul Faizah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Tholabul Ilmi

Mahasiswi Piaud'19 uinsby

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teknik Evaluasi yang Dilakukan di TK Dharma Wanita Persatuan, Kloposepuluh, Sukodono, Sidoarjo

22 Desember 2021   07:10 Diperbarui: 22 Desember 2021   08:25 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah sekolah pertama dan pendidikan anak sebelum memasuki jenjang sekolah dasar. Pada PAUD anak diberikan banyak stimulasi agar aspek perkembangan  anak berkembang maksimal sehingga anak siap melangkah pada jenjang pendidikan selanjutnya. Nah,  Untuk menilai apakah perkembangan anak mengalami kemajuan atau tidak, maka perlu dilakukan evaluasi.

Evaluasi merupakan salah satu komponen penting pada PAUD. Menurut Gronlund (1968) evaluasi adalah suatu proses sistematis untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan informasi dalam rangka menentukan tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan pembelajaran. Evaluasi pada PAUD tidak hanya dilakukan saat permulaan atau akhir saja, tetapi berkelanjutan dan konsisten. Dengan evalausi yang tepat maka kemajuan perkembangan anak dapat diketahui secara jelas dan konkrit. Selain bertujuan untuk mengetahui informasi kemajuan perkembangan peserta didik, evaluasi juga berguna sebagai acuan/patokan guru dalam membuat  rancangan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Observasi kelas adalah sumber informasi yang sangat  penting dalam melakukan evaluasi. Dari pengamatan yang dilakukan dalam  sebuah observasi, akan terlihat apa yang terjadi dan apa yang dilakukan setiap anak saat pembelajaran berlangsung. Sebagaimana instrumen evaluasi yang lain, observasi juga memiliki kelebihan dan  kekurangan. Kelebihan observasi antara lain, 1) dari segi waktu observasi dirasa lebih fleksibel dan praktis karena terkadang pendidik atau peserta didik tidak mempunyai waktu untuk diwawancara atau mengisi kuesioner, 2) dalam observasi, pengamat lebih bisa menyelediki kejadian-kejadian yang kadang tidak ditemukan dalam wawancara dan kuesioner, 3) tidak tergantung pada kesediaan objek untuk memberikan informasi. Adapun kekurangan dari observasi adalah 1) keadaan cuaca, atau kondisi seringkali menjadi hambatan bagi pengamat sehingga membuat kesan yang kurang menyenangkan, 2) proses pengamatan yang memakan waktu lama dapat membuat pengamat jenuh, Fitri dan Syahrul Amar (2017).

Kali ini, penulis berkesempatan untuk  melakukan observasi di TK Dharma Wanita Persatuan yang berada di jalan Kloposepuluh RT 23 RW 06, Kloposepuluh, kecamatan Sukodono, Sidoarjo. TK ini memiliki 4 ruang kelas yang  layak digunakan. Seperti TK pada umumnya, di TK Dharma Wanita Persatuan ini juga terdapat sarana permainan yang cukup memadai. TK ini  terhubung langsung dengan lapangan SDN Kloposepuluh. Jika dilihat dari bentuk bangunannya, TK ini tidak terlalu besar dan luas, tetapi cukup untuk 55 peserta didik beserta pendidiknya. Pembelajaran yang dilakukan pada TK ini bervariasi dan menyenangkan, karena 80% dari pendidiknya telah lulus verifikasi guru profesional. Sayangnya, akreditasi pada TK ini masih C.

Dalam proses evaluasi peserta didik, di TK  ini  menggunakan banyak teknik evaluasi, observasi, catatan anekdot, cheklist dan dokumentasi hasil karya. Teknik observasi dan catatan anekdot dilakukan oleh pendidik dengan mengamati perilaku anak ketika pembelajaran berlangsung dan melalui kebiasaan sehari-hari. Menurut salah satu pendidik TK Dharma Wanita Persatuam yang berhasil penulis wawancarai, teknik ini adalaj teknik evaluasi yang sangat penting dilakukan, karena melalui observasi pendidik lebih dapat memperoleh informasi tentang kemajuan perkembangan anak dengan detail, apalagi jika digabungkan dengan teknik percakapan.

Melalui kedua teknik tersebut sebenarnya pendidik sudah dapat mengetahui sejauh mana materi dan pemahaman anak didiknya. Tetapi untuk bisa dilaporkan kepada orang tua atau wali anak, maka para pendidik di TK Dharma Wanita Persatuan tersebut tetap menggunakan catatan anekdot, cheklist kemampuan anak, dan dokumentasi yang kemudian disatukan pada sebuah buku rapot anak  dan dapat dilaporkan pada orangtua saat evaluasi semester. Dokumentasi berupa hasil karya  anak, lembar kerja anak, catatan riwayat anak, dan rekaman prestasi anak.

Kemudian saat penulis mengajukan pertanyaan, mengapa teknik evaluasi kuesioner dan sosiometri tidak dilakukan pada TK ini, salah satu dari pendidik TK Dharma Wanita Persatuan tersebut menjawab, bahwa dulu pernah dilakukan teknik evaluasi sosiometri namun hanya berjalan beberapa saat saja. Alasannya adalah teknik evaluasi jenis ini  memakan waktu yang cukup lama yang mana waktu tersebut menurut mereka lebih baik  digunakan untuk proses pembelajaran lainnya. Dan untuk mengetahui mana teman atau kelompok yang cocok dan dekat pada individu setiap anak, mereka lebih menyukai menggunakan teknik observasi. Dan dalam membagi kelompok belajar anak tidak tergantung hanya dari teman yang disukai atau teman dekatnya saja, tetapi dibagi agar dalam satu kelompok terdiri dari anak yang mempunyai kemampuan lebih, sedang, dan kurang. Sehingga pemahaman yang didapat anak sama rata dan tidak ada yang terlewat.

Kemudian pada teknik kuesioner, sekolah TK Dharma Wanita Persatuan tidak memberikan evaluasi tersebut pada anak, karena dirasa anak-anak  masih belum cukup mampu untuk  mengisi hal tersebut. Meskipun demikian, TK ini memberikan kuesioner perkembangan anak untuk diisi oleh orang tua anak. Hal ini menurut penulis sangat bagus untuk dilakukan dan dipertahankan, karena dengan kuesioner tersebut sama dengan mengikutsertakan orangtua untuk berpartisipasii mengamati dan menilai perkembangan anaknya.

Dari penjabaran di atas, diketahui bahwa TK Dharma  Wanita Persatuan yang terletak di desa Kloposepuluh, Sukodono, Sidoarjo sekolah tersebut menggunakan berbagai teknik evaluasi pembelajaran antara lain teknik observasi, percakapan, catatan anekdot, dan dokumentasi hasil karya. Jika dilihat dari penjabaran yang telah diberikan oleh narasumber maka proses evaluasi yang dilakukan di sekolah ini tergolong cukup baik, karena mampu menggabungkan antara teknik satu dengan teknik lainnya. Akan tetapi, ada juga teknik evaluasi yang tidak digunakan pada TK Dharma Wanita Persatuan ini, antara lain teknik sosiometri dan kuesioner. Akan tetapi, sekolah ini memberikan kuesioner untuk diisi oleh masing-masing wali atau orangtua anak sebagai bentuk partisipasi tertulis orang tua dalam menilai perkembangan anaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun