Mohon tunggu...
Rifatul Faizah
Rifatul Faizah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Tholabul Ilmi

Mahasiswi Piaud'19 uinsby

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tes dan Non Tes pada PAUD, Manakah yang Lebih Efektif?

7 November 2021   10:57 Diperbarui: 7 November 2021   10:59 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah lembaga yang tepat untuk mengembangkan aspek perkembangan anak sejak usia dini. Kegiatan dalam PAUD tidak hanya berupa kegiatan fisik motorik saja, tetapi berupa kegiatan-kegiatan yang menstimulus semua aspek perkembangan anak, seperti aspek kognitif, sosial emosional, moral dan agama, bahasa, dan fisik motorik. Bagi pendidik di PAUD, perkembangan anak walaupun sedikit sangatlah berharga. Karena perkembangan anak berguna sebagai bahan evaluasi seorang pendidik atau suatu lembaga untuk mengetahui apakah program yang mereka jalankan berhasil atau gagal. Nah, untuk mengetahui perkembangan anak, bagi seorang pendidik maka perlu dilakukan pengamatan pada anak, yang kemudian dinilai perkembangan dari anak tersebut setiap harinya, baik ketika anak tersebut belajar atau sedang bermain. Penilaian pendidik terhadap apa yang dilakukan anak untuk mengetahui perkembangannya itulah yang disebut dengan Asessmen.

Asessmen merupakan penelitian dalam pembelajaran atau prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi dengan tujuan mengetahui taraf pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik dalam proses pembelajaran (Bambang Subali, 2016). Menurut (Depdiknas, 2010) asessmen merupakan suatu kegiatan untuk memberikan informasi secara menyeluruh dan berkesinambungan tentang proses dan hasil yang telah dicapai peserta didik. Hasil asessmen akan dianalisis oleh pendidik untuk mengambarkan kemajuan anak yang akan dilaporkan kepada orangtua pada akhir semester. Akan tetapi, asessmen tidak hanya berorientasi pada hasil saja, namun mencakup proses untuk mengukur berbagai aspek perkembangan anak.

Pada pembelajaran di PAUD, penilaian tidak bisa dilakukan hanya dengan menggunakan satu bentuk saja, tetapi memerlukan berbagai bentuk penilaian untuk mengukur seluruh pencapaian perkembangan anak. Bentuk-bentuk penilaian yang dapat dilakukan di PAUD antara lain, observasi, portofolio, unjuk kerja, percakapan, dan catatan anekdot.

Penilaian pada anak usia dini, tidak dapat dilakukan secara khusus dalam jangka waktu tertentu seperti model penilaian yang sering kita jumpai pada jenjang sekolah berikutnya. Hal ini karena anak usia dini belum dapat berkonsentrasi dalam jangka waktu tertentu. Karena hal inilah, maka asessmen yang dilakukan pada PAUD tidak terikat waktu dan hari. Asessmen pada PAUD bisa sewaktu-waktu dilakukan pada anak saat anak bermain atau belajar.

Tes adalah salah satu alat penilaian yang digunakan di PAUD. Definisi tes adalah prosedur yang sistematis, obyektif, dan standar, berupa pertanyaan yang harus dijawab untuk menghasilkan suatu nilai. Penggunaan tes pada peserta didik bertujuan untuk mengetahui sejauh mana informasi dan pengetahuan yang didapatkan anak dalam proses pembelajaran. 

Hasil tes berupa angka, dan digunakan untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang. Akan tetapi, penggunaan tes pada jenjang PAUD dirasa kurang tepat, selain karena tingkat perkembangan anak yang berbeda-beda, hasil tes juga akan memberikan stigma pada anak melalui label. Seperti, anak yang mendapat hasil tes tinggi akan dilabel murid cerdas, dan anak yang memperoleh hasil tes rendah akan dilabel anak bodoh. 

(M. Zaqin, 2021) menyatakan, penilaian pembelajaran di PAUD dalam bentuk ujian akhir bertentangan dengan hakikat pembelajaran anak usia dini yang lebih mengedepankan belajar seraya bermain. Menurutnya, sistem ujian akhir di PAUD lebih mementingkan hasil semata daripada proses belajar anak.

Pada anak usia dini, beberapa faktor dapat mempengaruhi hasil penilaian mereka. Faktor lingkungan, kematangan otak, nutrisi, bahkan emosional yang cemas dapat berpengaruh pada kegiatan yang anak lakukan. Oleh karena itu, melakukan penilaian menggunakan bentuk non-tes dirasa jauh lebih efektif daripada melakukan penilaian dengan bentuk tes.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun