Toleransi menurut KBBI, berarti memiliki hati yang lapang, yaitu menerima orang lain, memberi mereka kesempatan untuk menyampaikan pendapat atau latar belakang pendidikan yang berbeda, dan tidak mengganggu kebebasan pikiran dan keyakinan orang lain. Dalam buku "Al-Qur'an Kitab Toleransi" Karya Abdullah Mumin, dijelaskan bawah istilah "Toleransi" berasal dari Bahasa Latin "Tolerantia". Kata ini mencerminkan konsep-konsep seperti kelonggaran, kelemahlembutan, keringanan, dan kesabaran. Dalam Islam, kata "tasamuh" berarti membiarkan orang lain tidak setuju dengan kita dalam hal pendapat, sikap, atau cara hidup.
Indonesia mempunyai berbagai suku, budaya dan agama yang beragam. Toleransi menjadi sikap penting dalam situasi ini karena memungkinkan masyarakat untuk memeluk agama dan kepercayaan mereka tanpa paksaan. Menurut Ahmad Azhar Basyir yang dikutip oleh Wahud Nur, toleransi antar umat beragama sangat krusial untuk membangun kerukunan. Tanpa toleransi, menjadi sulit untuk saling menghormati, mengasihi dan bekerja sama. Beberapa bentuk penerapan toleransi meliputi menghormati sesama, memberikan kebebasan bagi orang lain untuk menjalankan ibadah mereka, serta saling mendukung dalam aktivitas sehari-hari.
Selain mengajarkan aspek agama, pendidikan Islam juga memainkan peran yang krusial dalam menanamkan nilai-nilai moral fundamental, seperti toleransi terhadap perbedaan keyakinan dan kemampuan untuk menghadapi tantangan. Ini membantu siswa menjadi lebih inklusif dan menghargai keberagaman. Seorang guru yang profesional memiliki tanggung jawab untuk membimbing, melatih, mengarahkan, mengajarkan dan menilai siswa di berbagai tingkat pendidikan, dari pendidikan usia dini hingga sekolah menengah. Khususnya, guru Pendidikan Agama Islam (PAI) memegang peranan krusial dalam mengajarkan nilai-nilai moral Islami kepada siswa, yang membantu mereka berperilaku baik dalam aktivitas sehari-hari. Selain itu, guru PAI bertugas membentuk kepribadian Islami pada siswa dan juga memiliki tanggung jawab spiritual kepada Allah SWT.
Tugas utama guru meliputi:
- Mengajarkan pengetahuan agama islam kepada anak-anak.
- Menanamkan keimanan dalam diri mereka.
- Membimbing mereka untuk patuh dalam menjalankan ajaran agama.
- Mengajarkan kepada anak-anak tentang akhlak yang baik.
Menurut Djamarah, strategi adalah cara umum yang dipakai pada proses belajar antara guru dan siswa yang memiliki tujuan yang harus mencapai sasaran. Seorang pendidik perlu merencanakan strategi sebelum memulai pembelajaran agar prosesnya bisa berjalan dengan baik dan teratur. Ada beberapa strategi yang bisa diterapkan oleh Guru Pendidikan Agama Islam diantaranya:
- Pembelajaran melalui Buku Teks: Guru mengajarkan konsep toleransi antar umat beragama secara teori agar siswa bisa memahami prinsip-prinsipnya.
- Pembiasaan: Guru mengajarkan siswa bagaimana cara menerapkan nilai-nilai toleransi di dalam kehidupan sehari-hari, terutama di sekolah.
- Keteladanan: Seorang pendidik harus menjadi contoh yang positif bagi murid-muridnya agar mereka bisa mencontoh perilakunya. Ilmu lebih efektif disampaikan melalui tindakan dari pada hanya kata-kata. Hal ini dibuktikan melalui observasi, di mana guru menunjukkan sikap teladan, seperti  peduli terhadap sesama siswa, toleran terhadap guru agama lain, sopan, berpakaian rapi, berbicara  yang santun dan mengajak siswa Muslim untuk salat dzuhur berjamaah
- Bimbingan: Guru harus membantu siswa yang melanggar aturan sekolah, seperti berkelahi atau membolos. Ini dibuktikan melalui hasil observasi, di mana guru memberikan bimbingan kepada siswa yang kedapatan melakukan kenakalan dan terlibat pertengkaran.
Islam mengajarkan kita mengenai pentingnya Kerjasama dan saling mendukung antar sesama. Ini berarti umat Islam diharuskan menjaga kerukunan, baik dengan sesama Muslim maupun dengan orang dari agama lain. Ini menandakan bahwa dalam ajaran Islam, terdapat prinsip untuk menghormati dan menghargai kepercayaan agama yang berbeda, sebuah prinsip yang ditegaskan melalui toleransi beragama. Hal ini didukung oleh ayat-ayat dalam Surat Al-Kafirun (Surat ke-109) ayat 1-6.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H