Mohon tunggu...
rifan sofyan
rifan sofyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - penulis

Mahasiswa Program Studi Geografi Fakultas Ilmu Soaial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Hasil Observasi Responden: Potensi, Permasalahan, dan Pengembangan Lahan Basah di Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar

6 Oktober 2024   21:00 Diperbarui: 6 Oktober 2024   21:03 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar : Geotagging Camera Rifan

Saya, Rifan Sofyan (NIM 2410416210034), kelas A Program Studi Sarjana Geografi angkatan 2024, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lambung Mangkurat.Tugas ini dibuat untuk memenuhi syarat  mata kuliah Pengantar Lahan Basah yang dibimbing oleh Ibu Dr. Rosalina Kumalawati S.Si., M.Si.

Kecamatan Karang Intan, yang terletak di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, memiliki kekayaan alam berupa lahan basah yang mencakup area rawa, sungai, dan danau. Lahan basah ini memiliki potensi besar untuk mendukung keberlanjutan ekosistem serta memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat setempat. Potensi ini mencakup sektor pertanian, perikanan, perkebunan, hingga pengembangan ekowisata. 

Meskipun demikian, pemanfaatan lahan basah di Karang Intan juga dihadapkan pada berbagai permasalahan, seperti alih fungsi lahan, pencemaran lingkungan, serta rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem lahan basah.Untuk memahami pemanfaatan lahan basah, potensi, permasalahan, dan strategi pengembangan yang dapat dilakukan, dilakukan survei dan observasi terhadap responden yang mencakup masyarakat lokal, petani, nelayan, serta pemangku kepentingan lainnya. Artikel ini menyajikan hasil observasi dari responden terkait dengan berbagai aspek lahan basah di Kecamatan Karang Intan, termasuk potensi yang ada, permasalahan yang dihadapi, serta peluang pengembangannya.

Metode Pengumpulan Data Responden

Survei dilakukan dengan menggunakan kuesioner terstruktur untuk mengumpulkan informasi dari berbagai responden yang memiliki keterkaitan langsung dengan lahan basah di Kecamatan Karang Intan. Observasi ini melibatkan 50 responden yang dipilih secara acak dari masyarakat setempat. Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:

1. Potensi Lahan Basah

Bagaimana Anda melihat potensi lahan basah di Kecamatan Karang Intan dalam hal pertanian, perikanan, dan ekonomi?

Apakah Anda pernah memanfaatkan lahan basah untuk kegiatan pertanian, perikanan, atau lainnya? Jika ya, apa bentuk pemanfaatannya?

2. Permasalahan Lahan Basah


Menurut Anda, apa saja permasalahan utama yang dihadapi dalam memanfaatkan lahan basah di Kecamatan Karang Intan?

Apakah ada permasalahan pencemaran atau alih fungsi lahan basah di daerah Anda? Jika ya, seberapa besar dampaknya terhadap kehidupan masyarakat?

3. Pengembangan Lahan Basah

Bagaimana menurut Anda cara terbaik untuk mengembangkan lahan basah di Kecamatan Karang Intan?

Apakah Anda setuju dengan pengembangan ekowisata berbasis lahan basah? Jika ya, bagaimana keterlibatan Anda dalam kegiatan tersebut?

Kuesioner Observasi Responden

Berikut adalah kuesioner yang digunakan dalam survei ini :

Bagian I : Potensi Lahan Basah

1. Bagaimana Anda melihat potensi lahan basah di Kecamatan Karang Intan dalam hal pertanian, perikanan, dan ekonomi?

Sangat potensial

Potensial

Kurang potensial

Tidak potensial

2. Apakah Anda pernah memanfaatkan lahan basah untuk kegiatan pertanian, perikanan, atau lainnya?

Ya

Tidak

3. Jika ya, apa bentuk pemanfaatannya?

Pertanian padi

Perikanan

Ekowisata

Lainnya (sebutkan)

Bagian II : Permasalahan Lahan Basah

1. Menurut Anda, apa saja permasalahan utama yang dihadapi dalam memanfaatkan lahan basah di Kecamatan Karang Intan?

Alih fungsi lahan

Pencemaran air

Kurangnya pengelolaan

Lainnya (sebutkan)

2. Apakah ada permasalahan pencemaran atau alih fungsi lahan basah di daerah Anda?

Ya

Tidak

3. Jika ya, seberapa besar dampaknya terhadap kehidupan masyarakat?

Sangat besar

Besar

Cukup besar

Tidak berdampak

Bagian III : Pengembangan Lahan Basah

1. Bagaimana menurut Anda cara terbaik untuk mengembangkan lahan basah di Kecamatan Karang Intan?

Pengembangan ekowisata

Rehabilitasi lahan

Pendidikan dan penyuluhan

Lainnya (sebutkan)

2. Apakah Anda setuju dengan pengembangan ekowisata berbasis lahan basah?

Sangat setuju

Setuju

Tidak setuju

Tidak tahu

3. Jika ya, bagaimana keterlibatan Anda dalam kegiatan tersebut?

Pemandu wisata

Penyedia fasilitas

Tidak ingin terlibat

Lainnya (sebutkan)

Berikut beberapa responden dari berbagai daerah di Kecamatan Karang, Kabupaten Banjar.

1. Desa Awang Bangkal Barat

sumber gambar : Geotagging Camera Rifan
sumber gambar : Geotagging Camera Rifan
sumber gambar : Geotagging Camera Rifan
sumber gambar : Geotagging Camera Rifan
sumber gambar : Geotagging Camera Rifan
sumber gambar : Geotagging Camera Rifan

2. Desa Mali-Mali

sumber gambar : Geotagging Camera Rifan
sumber gambar : Geotagging Camera Rifan

3. Desa Padang Panjang

sumber gambar : Geotagging Camera Rifan
sumber gambar : Geotagging Camera Rifan

4. Desa Karang Intan

sumber gambar : Geotagging Camera Rifan
sumber gambar : Geotagging Camera Rifan
sumber gambar : Geotagging Camera Rifan
sumber gambar : Geotagging Camera Rifan

5. Desa Jingah Habang Ilir

sumber gambar : Geotagging Camera Rifan
sumber gambar : Geotagging Camera Rifan

6. Desa Mandikapau Barat

sumber gambar : Geotagging Camera Rifan
sumber gambar : Geotagging Camera Rifan

Dari beberapa responden yang didapat maka hasil dari responden dapat kita lihat dibawah ini!

Hasil Observasi Responden

1. Potensi Lahan Basah

Dari hasil observasi, mayoritas responden menyadari potensi besar yang dimiliki oleh lahan basah di Kecamatan Karang Intan. Berikut adalah beberapa potensi utama yang diidentifikasi oleh responden:

Pertanian dan Perikanan Sebanyak 85% responden mengakui bahwa lahan basah sangat berpotensi untuk kegiatan pertanian, terutama padi sawah. Mereka memanfaatkan lahan ini karena adanya pasokan air yang melimpah dan kesuburan tanah yang tinggi. Selain itu, 65% responden yang memiliki akses ke lahan basah menyatakan bahwa mereka memanfaatkan lahan tersebut untuk perikanan air tawar, terutama budidaya ikan seperti lele dan nila.

Ekowisata Sebanyak 70% responden setuju bahwa lahan basah memiliki potensi besar untuk pengembangan ekowisata. Mereka berpendapat bahwa lahan basah ini memiliki keindahan alam, beragam flora dan fauna, serta dapat menjadi tempat rekreasi yang menarik bagi wisatawan. Mereka juga menyebutkan kegiatan memancing, berperahu, dan pengamatan burung sebagai aktivitas yang menarik untuk ditawarkan dalam ekowisata.

Penyimpanan Air dan Pengendalian Banjir 90% responden menyadari bahwa lahan basah berperan dalam pengendalian banjir di wilayah mereka. Mereka melihat bahwa kemampuan lahan basah dalam menyerap air hujan sangat membantu mencegah terjadinya banjir di area pemukiman dan lahan pertanian.

2. Permasalahan Lahan Basah

Meskipun potensi lahan basah diakui cukup besar, ada berbagai permasalahan yang diungkapkan oleh para responden, antara lain:

Alih Fungsi Lahan Sekitar 45% responden menyebutkan bahwa lahan basah di daerah mereka banyak yang telah dialihfungsikan menjadi perkebunan kelapa sawit atau perumahan. Mereka mengakui bahwa alih fungsi ini menyebabkan hilangnya habitat alami dan mengurangi potensi pertanian dan perikanan di kawasan tersebut.

Pencemaran Lingkungan 80% responden mengeluhkan tentang pencemaran air di lahan basah, terutama karena penggunaan pupuk kimia dan pestisida dalam pertanian serta pembuangan limbah rumah tangga. Pencemaran ini berdampak pada penurunan kualitas air, yang mengakibatkan berkurangnya populasi ikan dan kerusakan vegetasi alami di lahan basah.

Kurangnya Kesadaran Masyarakat Sebanyak 60% responden menyatakan bahwa kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lahan basah masih rendah. Hal ini mengakibatkan eksploitasi sumber daya yang berlebihan, seperti penangkapan ikan secara tak terkendali dan penebangan tanaman di sekitar lahan basah.

3. Pengembangan Lahan Basah

Responden juga memberikan beberapa rekomendasi terkait pengembangan lahan basah di Kecamatan Karang Intan:

Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat 85% responden menyatakan dukungan terhadap pengembangan ekowisata berbasis lahan basah. Mereka percaya bahwa ekowisata dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat tanpa merusak ekosistem. Selain itu, mereka siap terlibat dalam kegiatan ekowisata, seperti menjadi pemandu wisata atau menyediakan fasilitas bagi wisatawan.

Restorasi dan Pengelolaan Lahan Basah Sebanyak 70% responden menyarankan pentingnya upaya restorasi lahan basah yang rusak melalui penanaman kembali vegetasi alami dan menjaga kualitas air. Mereka juga mengusulkan adanya pengelolaan terpadu yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat untuk menjaga kelestarian lahan basah.

Pendidikan dan Penyuluhan Lingkungan 75% responden setuju bahwa penyuluhan dan pendidikan mengenai pentingnya lahan basah harus ditingkatkan. Mereka merasa bahwa program penyuluhan yang melibatkan masyarakat dan sekolah-sekolah akan sangat membantu dalam meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya menjaga ekosistem lahan basah.

Identifikasi Potensi Usaha Ekonomi dari Lahan Basah di Kecamatan Karang Intan

Setiap daerah di Kecamatan Karang Intan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, yang memungkinkan pemanfaatan lahan basah dengan berbagai potensi ekonomi yang tinggi. Berikut adalah identifikasi potensi dari setiap daerah di Kecamatan Karang Intan yang dapat dikembangkan menjadi usaha bernilai ekonomi tinggi:

1. Pertanian Padi dan Tanaman Pangan

Potensi Ekonomi: Produksi beras organik, sayuran lokal, atau tanaman hortikultura yang dapat dipasarkan ke pasar lokal maupun regional. Selain itu, ada potensi pengolahan beras menjadi produk olahan bernilai tambah seperti tepung beras dan beras kemasan premium.

2. Budidaya Perikanan Air Tawar

Potensi Ekonomi: Usaha budidaya ikan yang berkelanjutan dapat menjadi sumber pendapatan yang stabil bagi masyarakat. Selain penjualan ikan segar, potensi nilai tambah juga bisa didapatkan dengan mengolah ikan menjadi produk seperti abon ikan, ikan asin, atau ikan asap.

3. Ekowisata Berbasis Lahan Basah

Potensi Ekonomi: Pengembangan ekowisata berbasis lahan basah dapat membuka peluang usaha baru seperti penyediaan perahu wisata, pemandu wisata, fasilitas penginapan, hingga kuliner lokal. Selain itu, masyarakat bisa memanfaatkan hasil produk pertanian dan perikanan sebagai oleh-oleh bagi wisatawan.

4. Budidaya Tanaman Obat dan Herbal

Potensi Ekonomi: Budidaya tanaman obat memiliki peluang yang besar, mengingat tren permintaan produk herbal yang semakin meningkat. Produk-produk herbal bisa diolah menjadi jamu, minyak atsiri, atau produk kesehatan lainnya dengan nilai jual tinggi.

5. Pertanian Lahan Basah untuk Buah-buahan

Potensi Ekonomi: Usaha agrowisata kebun buah, penjualan buah segar, dan pembuatan produk olahan seperti manisan, jus, atau selai dapat meningkatkan nilai ekonomi dari hasil pertanian ini.

6. Budidaya Tanaman Air dan Sayuran Hidroponik

Potensi Ekonomi: Tanaman seperti kangkung bisa dijual segar di pasar lokal, sementara eceng gondok bisa diolah menjadi produk kerajinan tangan seperti tas, topi, atau keranjang. Sistem hidroponik memungkinkan produksi sayuran organik dengan nilai jual yang lebih tinggi.

7. Usaha Peternakan Itik dan Bebek

Potensi Ekonomi: Peternakan itik dan bebek dapat menghasilkan telur dan daging yang memiliki permintaan tinggi di pasar. Produk olahan seperti telur asin, daging bebek asap, atau bebek panggang juga memiliki nilai tambah yang baik.

8. Pemanfaatan Tanaman Endemik Lahan Basah

Beberapa jenis tanaman endemik yang tumbuh di lahan basah dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan tangan atau produk rumah tangga. Misalnya, rotan dan pandan yang banyak tumbuh di lahan basah.

Potensi Ekonomi: Tanaman rotan dan pandan dapat diolah menjadi berbagai produk kerajinan tangan, seperti tikar, tas, atau furniture, yang memiliki nilai jual tinggi baik di pasar lokal maupun pasar luar daerah.

Kesimpulan

Hasil observasi responden menunjukkan bahwa lahan basah di Kecamatan Karang Intan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan, terutama dalam sektor pertanian, perikanan, dan ekowisata. Namun, berbagai permasalahan seperti alih fungsi lahan, pencemaran, dan rendahnya kesadaran masyarakat masih menjadi tantangan utama. 

Pengembangan yang melibatkan masyarakat, melalui ekowisata, pendidikan, dan pengelolaan terpadu, dapat menjadi solusi untuk mengoptimalkan potensi lahan basah sambil menjaga kelestariannya. Dengan keterlibatan semua pihak, lahan basah di Kecamatan Karang Intan dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan ekologi secara berkelanjutan bagi masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun