Setangkup pagi, setangkup roti
Ada yang larut dalam adukan
Setelah jeda menggiring kata di jalur
Dalam kabut pagi  terhanyut  padu
Olale, olala, sehela derap langkah
Betapa pertarungan kata mengeriput jemari
Betapa meremang tatap
Olale, olale, anak-anak bersiap sekolah
Setangkup pagi, setangkup mimpi
Suara vespa haru meraung, bergegas melintas kata
Terhambur di layar
Segenap rasa kusapukan harap, mematikan penungguan
Olale, olala, setangkup pagi, bukan setangkup mimpi
Ada yang terpercik dari kacauan
Kata menerjang dari jalur, menerjang punya tetangga
Sawah-sawah becek, cacing dan lumpur-lumpur
Olale, olala, melaju dalam setangkup pagi
Meraung vespa menambah kusut kota
Menambah kusut pikirkan
Olale, olala, inilah pagi yang harus dilalui
Setangkup pagi, tanpa setangkup roti
Tak ada mimpi, melaju lagi, melaju lagi
Olale, olala
membunuh mimpi dalam kopi dingin
hampir basi
kuingin
tidur lagi
Ujung Kata, 1019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H