Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bukan Apa Pun

1 Oktober 2019   07:19 Diperbarui: 1 Oktober 2019   08:21 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

Luruh pekat. Itulah kopi ibu. Menjaga wangi itu kenyal. Aku tak ingin penungguan beraroma air mata. Hujan di luar tak mengabarkan dingin. Rinduku lepas dari kebatan. Kopi itu terasa legit. Dalam lengkung mata. Terselip iba. Aku bukan siapa-siapa. Bukan apa-apa. Bagi ibu aku bermarwah. Setelempap beras kuning disiramkan ke rambutku. Aku pun padi. Rebah dipelukmu. Pada suatu saat kau suap. Aku bukan siapa-siapa. Bukan apa-apa.

Ujung harap, 919

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun