Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pagi-pagi Jerami

19 September 2019   14:28 Diperbarui: 19 September 2019   14:33 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: pixabay

pagi-pagi membakar jerami, panen lagi
seperti membuka kenangan terlipat
dalam secangkir kopi yang sangat pahit
setelah lunas menjual mimpi pada punuk-punuk

kupikir emas yang jauh di seberang
atau berupa gunung siap didulang
tapi setelah mencapai, hanya punuk unta
yang tertidur di sepanjang gurun
gurun yang lupa digarami langit dengan hujan
munajat sang pasir pada kelembaban

ada yang hilang dari teriakan dan hangus padi
jejak-jejak mengapung di setiap lempung
padi kali ini diusung berundak
menuju mobil terparkir
berserah pada penggilingan
yang mengabarkan asap pada lapar yang menugal

pagi-pagi membakar jerami, panen lagi
aku hanya mempunyai arit
yang membabat segala gulma, menyerahkan kepada
embik dan lenguh bebinatang
untuk gemerincing kepeng
setelah pagi-pagi aku tak lagi memiliki

Ujung Kata, 919

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun