pagi-pagi membakar jerami, panen lagi
seperti membuka kenangan terlipat
dalam secangkir kopi yang sangat pahit
setelah lunas menjual mimpi pada punuk-punuk
kupikir emas yang jauh di seberang
atau berupa gunung siap didulang
tapi setelah mencapai, hanya punuk unta
yang tertidur di sepanjang gurun
gurun yang lupa digarami langit dengan hujan
munajat sang pasir pada kelembaban
ada yang hilang dari teriakan dan hangus padi
jejak-jejak mengapung di setiap lempung
padi kali ini diusung berundak
menuju mobil terparkir
berserah pada penggilingan
yang mengabarkan asap pada lapar yang menugal
pagi-pagi membakar jerami, panen lagi
aku hanya mempunyai arit
yang membabat segala gulma, menyerahkan kepada
embik dan lenguh bebinatang
untuk gemerincing kepeng
setelah pagi-pagi aku tak lagi memiliki
Ujung Kata, 919
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H