Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Balada Senja Muram

19 September 2019   12:26 Diperbarui: 19 September 2019   12:36 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilsutrasi: pixabay

muram, senja teramat kejam disungkup kelam
ada lelaki-perempuan yang mengutuk karya Tuhan
seperti jejak yang menggenapi air
menggenapkan basah pada sepatu hak tinggi
dan sepatu sendal
seperti bersikejaran dengan tempias dari roda
percikan dari payung yang membuka
kemudian mengatup

lelaki-perempuan mengurut tangan
merasakan lelah yang tumpas di mulut
sebuah kedai mengaut mereka
dari jalanan basah
senja yang muram, kelam

adakah secangkir teh hangat beradu roti
berisi kismis?

adakah secangkir kopi beradu gorengan
kentang iris?

lelaki-perempuan mengutuk senja yang tak pulang
hujan menjadi tiang penghalang dari ujung
kesibukan
mengutuk berkali-kali karya Tuhan
membasahi badan
pakaian yang baru sehari berharap lipatan
tetap sepadan

lelak-perempuan bersitatap
merapat menangkup rapat
sebuah pertemuan berujung sepakat
entah siapa kemudian menghidangkan
cinta pada piring putih tanpa noda
saat keduanya melahap
tanpa sisa untuk sesiapa

muram, senja teramat kejam disungkup kelam
lelaki-perempuan tertawa
lupa telah mengiris karya Tuhan sore itu
lupa pada karya itulah lelaki menemukan
tulung rusuknya yang hilang
lupa pada karya itulah perempuan menyerahkan
rusuk curian di tempat yang sepadan

Ujung Kata, 919

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun