dari mantra pinang menyibak pagi
daun nipah mengabar rasa asap
ada yang gelenyar, rasa hangat
di sulur kabut, segera membunyikan
parang dalam sarung yang longgar
memberi kabar yang buas aku datang
memberi kabar yang sehalus angin
semoga jalan licin tak menjadi aral
onak duri tak pula portal
di sinilah di batang yang garang
menggaris harap ulir yang jarang
jangan terlalu dalam atau terbenam
ke inti batang
jangan terlalu dangkal atau hanya
menyilet kulit ari
berharap pagi bersahabat mengalirkan
getah, penuh pula tempurung
sementara berbual aroma kopi
di bangku-bangku panjang bercerita uang
pasaran getah mungkin bersahabat
bisa berharap membeli baju baru
ke kondangan teman
begitulah setelah siang mengumpul
harap, tempurung kosong dan ember penuh
hari kalangan menyusul ke pinggir pasar
melihat uang berlembar-lembar
semoga mahal getah membuat harap mekar
begitulah janji sebagaimana getah
bisa melar bisa menggumpal
harga kali ini seperti tumbal
tak pula bisa menukar harap
keringat saja tak terbayar
usahlah bermimpi bekerja adalah janji
meski hasil tak berarti, batang telah
berjanji menyediakan getah sampai nanti
menunggu ulirnya semakin dalam
Ujung Kata, 919
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H