Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hidup Nyaman Itu Bukanlah Takdir

31 Juli 2019   12:17 Diperbarui: 31 Juli 2019   12:54 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat pagi, Kawan. Seiring hari-hari yang berlalu dengan alur tenang, terkadang kita dibingungkan orang yang merasa pendapatnya benar. Memang bila didengar sepintas lalu, kita merasa pendapat orang itu benar, alias tak salah sama sekali. Tapi, apabila dicermati dan direnungkan, maka kita baru merasakan bahwa pendapat itu sangat tak benar. 

Dengan bijaknya seseorang berkata kepada temannya yang berpantang makanan bersantan sebab penyakit kolesterol, "Ah, kenapa kau mesti takut? Penyakit dan kematian datang dari Allah, serahkan semua kepada-Nya. Kalau kita memang memang takdirnya sakit, ya tetap sakit. Kalau kita ditakdirkan mati, ya tetap mati."

Ada pula yang mengatakan, "Merokok itu tetap bisa berumur panjang, tak merokok malahan bisa cepat mati. Allah-lah yang menentukan!" Sepintas terdengar pendapatnya benar, kan? Padahal tentu saja sangat tak benar. 

Perilaku orang dalam kehidupan sehari-hari, baik atau buruk, tak bisa dijadikan patokan bahwa dia cepat atau lambat mati. Seorang perokok, bisa saja hidup sampai 90 tahun. Seorang pengidap penyakit kolesterol kalau ingin berumur panjang, diwanti-wanti dokter agar jangan memakan pantangan, eh... ternyata dokter duluan yang mati.

Memang seorang pengidap penyakit kolesterol, bisa saja berumur panjang, meskipun berulangkali memakan pantangan-pantangan. Tapi, pernahkah mereka berpikir, ketika kemudian pantangan-pantangan semakin sering dimakan, maka tubuh semakin pula tidak fit, berulangkali harus ke dokter, merutinkan minum obat, cek darah dan lain-lain? 

Orang merokok juga bisa berumur panjang, hanya saja apakah dia menjalani hidupnya dengan nyaman? Ketika dia berada di tempat yang dilarang merokok, akan blingsatan karena tak bisa merokok, sementara orang lain santai saja. 

Ketika orang lain tidur dengan nyaman di malam hari, dia malahan tak bisa tidur nyenyak karena batuk berulangkali. Saat di tempat usaha pun terkadang dia harus lebih sering batuk ketimbang bekerja. Apakah itu yang dinamakan nikmat hidup?

Berada di dunia bukan urusan hidup dan mati. Tapi, bagaimana agar kita dapat menikmati hidup dengan nyaman, dan mati pun dengan tenang. Takdir itu urusan Allah, manusia tetap disuruh berusaha agar dapat menjalani hidup dengan damai. 

Seorang pengendara yang memarkirkan motor di halaman rumah yang berpagar, motor digembok dan dirantai, ternyata motor masih bisa digondol maling. Apatah lagi diparkir di pinggir jalan dengan posisi kunci motor masih di lobangnya. 

Seorang yang menjaga dengan telaten segala makanan atau mengatur pola hidupnya, masih saja diserang penyakit. Apatah lagi yang sembarangan makan atau amburadul pola hidupnya. Sekali lagi takdir itu urusan Allah, tapi manusia tetap harus berusaha agar menjadi lebih baik. Salam sukses! Selamat makan siang!

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun