Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tanpa Dirimu

12 Juli 2019   12:00 Diperbarui: 12 Juli 2019   12:12 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

Tanpa dirimu aku hanya bisa mengusap foto kenangan, ketika air mata jatuh dalam  dada, jiwaku basah oleh kerinduan, keriput belaian terkadang tak bisa kubaca, sekarang aku bisa merasa, tapi aku telah kehilangan yang tersirat, hanya kilat yang rindu semakin berpacu, di sela cahaya aku tetap tak menemukanmu, meski hanya bayangan.

Bukannya aku tak rela, Tuhan, ketika kebersamaan canda-tawa itu harus hilang, tapi terkadang ketika rencana hanya memeta bencana, aku tak kuat tanpanya, dalam mimpi seakan dia enggan bertemu. Tuhan, maafkan aku ketika ada aku lupa membaca.

Kuingin kau tetap berada di sini, setelah lelahku menyadap tangis, tertawa lagi seperti dulu, ibu. Ketika ini hanya khayal kerinduian. Aku hanya bisa mengirim untai doa. Kuingin senyummu, Ibu.

Ujung rindu, 072019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun