Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memeluk Kata-kata Sebelum Lupa

14 Juni 2019   06:13 Diperbarui: 14 Juni 2019   09:17 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masihkah kau setia beternak kata-kata, hanya menggores luka, pada harta yang enggan dipiara? Hutan kata-kata membuat rimbun harap, saat hujan dunia menghanyutkan, humus kehilangan daun, ketika akar menyerah, sebelum dia tiada.

Peternak kata-kata, tak dikenal siapa dan untuk apa. Menjadi pusara pun akan kehilangan nisan tanpa nama, meski di tungkai rokok kau ingin hidup seribu tahun. Tetap saja perut tak bisa melumat kata, kecuali hati ingin digoda.

Peternak kata-kata, dikandang jiwa begitu liar kepak syair, kendati nada suka tak akan singgah, meski tinggal setitik  sepah.

Tapi aku setia pada taman kata yang memaling lupa, kata akan timbul mencuat rasa, telaga warna melindas masa. Kata-kata tetap hidup pada jiwa membaca, sebelum aksara kehilangan sukma, memeluk kata-kata sebelum lupa.

Ujunglupa,0620019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun